[✓] NCT AS ? | NCT OT23 IMAGINE

✎ DOYOUNG | Long Distance (not in) Relationship

Holla!!

Makasih udah balik lagii, oh iya, tolong kasih tahu kalau ada bagian typo nya, yah?

Apa judulnya terlalu 'gimana gituh'? 😂

Ngomong2, aku merekomendasikan lagu 'Walking in the wind' dari One Direction atau 'Heather' Conan Gray sebagai backsound nya :)

Yuk lah, langsung baca ajah!

Happy Reading
🐰

•••

Rupanya kehilangan seorang sahabat dalam waktu dekat bukanlah semudah seperti yang kubaca dalam novel, rasanya lebih menyakitkan daripada dicampakkan langsung oleh kekasih.

Itulah yang kurasakan setelah menerima pesan dari Cia, sahabat yang sudah berada di sisiku begitu lama bahkan sudah seperti adikku sendiri. Padahal kukira, kami masih akan melanjutkan jenjang di kampus yang sama.

Jedarr!

Tubuhku tersentak kaget saat suara guntur yang bergemuruh, aku menatap ke arah langit yang abu-abu dengan raut muram. Apa mitos kalau langit bisa merasakan suasana hati kita itu benar adanya?

Tes!

Bahkan air hujan menetes tepat di pipi bertepatan dengan pandanganku yang memburam dan air mataku pun ikut berbaur dengan air hujan.

Aku mengusap pipiku dengan kasar dan melirik sekitar untuk mencari tempat berteduh, kebetulan ada sebuah halte bus yang tidak jauh dari tempatku berdiri saat ini. Dengan segera, aku berjalan menuju halte sebelum gerimis ini berubah menjadi tikaman hujan.

Namun seiring dengan berjalannya langkah, tangisku pecah seketika kenangan manis dan pahit yang kujalani bersama Cia terpatri di benakku. Cukup nyeri mengingat Cia akan melanjutkan pendidikannya di luar kota dan hanya tersisa kemungkinan-kemungkinan untuk bertemu, atau mungkin tidak ada sama sekali.

Aku hanya bisa berusaha untuk terus berjalan ke tujuan dengan pandangan yang cukup buram, sungguh memprihatinkan keadaanku.

Berusaha tegar itu sulit, ada kalanya orang yang terlihat begitu sering memaparkan senyum manisnya ialah orang yang telah menyimpan begitu banyak luka belati di lubuk hatinya, hanya saja mereka sudah terbiasa dengan itu dan hidup bersama luka tersembunyinya.

Entah mengapa di saat aku terpuruk sedih seperti ini, jiwa bijak seakan terasa begitu nyata. Di saat kita bisa merasa dunia begitu tidak adil, di situ pula kita bisa mendapatkan titik terang. Aku terlalu mendramatisir.

"Bisa berhenti nangis, ngga? Jangan buat gue yang dikira bikin lu nangis, untung halte sepi."

Aku terjengkit kaget saat ada seseorang laki-laki yang tiba-tiba bersuara di sebelahku, sejak kapan ada manusia lain di halte ini pula?