🌻 Hujan Kemarin

140 33 0
                                    

Perkara Yetao keceplosan di tongkrongan tempo hari anak-anak udah pada heboh nanya emang bener ya si Keyu naksir sama Patrick, jawabannya enggak mungkin belum.
Berbagai spekulasi muncul namun perkiraan yang meleset adalah bahwa Keyu ternyata telah mengenal Patrick jauh sebelum pertemuannya di warung mamang.

Pertemuan pertama itu terjadi mungkin sekitar beberapa bulan yang lalu, Keyu juga gak tau pasti detailnya.

Yang dia ingat adalah kala itu gerimis turun membasahi bumi, pukul 4 sore tapi mendung memenuhi langit membuat hamparan biru itu kini berubah menghitam.

Keyu bergegas membereskan barang bawaannya karena latihan basket selesai lebih cepat. "Loh masih disini Niel?" Tanya Dinghao yang sudah menggendong tasnya bermaksud mengajak pulang bersama.
Tak lama telfon milik pemuda jangkung itu berdering, "Duluan aja Hao."

Dinghao memberikan tepukan di bahu Keyu lalu berlalu perlahan menjauh keluar dari ruang ganti.

"iya bang, nanti aku mampir dulu ada lagi yang mau dibeli?" Keyu mengapit ponsel diantara bahu dan telinganya, tangannya sibuk mengunci loker.

Langkah kakinya di percepat, di luar udara dingin menusuk walau hujan tak terlalu deras. Keyu akan mampir ke toko roti langganan keluarganya, membeli cheese cake kesukaan keponakan laki-laki tersayangnya.

Kebetulan toko roti itu tak jauh dari kampus, hanya beberapa meter di depan dan ia sudah melihat papan iklan penunjuk.
Banyak orang berteduh di halte samping toko, beruntung ia selalu siaga membawa mantel takut-takut akan terjebak hujan seperti saat ini.

Cuaca sedang tak menentu, alangkah baiknya untuk selalu memiliki antisipasi.
Semerbak harum kue yang baru saja di panggang memasuki indra penciumannya, membuat perutnya otomatis ikut merasa keroncongan.

"Mbak saya mau coklat panas satu sama pie makan sini, cheese cake nya juga satu tapi di take away meja no. 12 dekat jendela." Pelayan itu mengangguk, bersiap menyiapkan pesanan.

Dan disinilah Keyu berada ditemani secangkir coklat panas, udara makin menurun tak ada tanda-tanda hujan akan berhenti dengan cepat.
Pandangannya terkesiap kala melihat seorang anak berseragam SMA mendekati motornya, Keyu sudah mengambil ancang-ancang hendak keluar bila bocah itu bertindak macam-macam dan merugikan.

Saat ini marak anak-anak usia tanggung yang berbuat kejahatan, menggores mobil atau motor seseorang atau bahkan mengempesi bannya hanya untuk kesenangan semata.

Pemuda itu berkaca mata memiliki fitur wajah blasteran yang khas, dandanannya rapi mungkin tipikal anak rajin kesayangan guru.

Lambat laun gerak geriknya semakin mencurigakan, ia berjongkok disamping motor milik Keyu. Tak terlihat tengah mengerjakan kegiatan apa namun yang membuat Keyu langsung bergerak adalah saat pemuda itu melirik ke kanan kiri seolah mengamati keadaan.

Wah, bener kan ada yang gak beres nih firasat keyu emang gak pernah meleset dah.

"WOOOOOY! NGAPAIN LU! Maling yahhh."
Keyu berteriak menggertak, sepasang mata berkedip lucu menatapnya tanda tanya.

"H-hahhh?" Terkejut bercampur rasa takut dan panik membuat pemuda gemas itu tak sengaja menyenderkan tangannya di body motor milik Keyu membuatnya oleng dan akan menjatuhi tubuh pemuda yang masih tak bergeming dari posisinya.

"Arghhhh!" ia berteriak kuat disertai tubuh yang melengkung berusaha melindungi sesuatu yang ada di gendongannya.

Dengan sigap Keyu mendorong motornya berbalik arah, "Miaw miaw." Bersamaan dengan bunyi gedubrak motor pemuda jangkung itu menyadari bahwa firasatnya meleset.

Suara ribut yang dihasilkan menarik minat sebagian orang di tengah hujan kala itu, Keyu mengulurkan tangannya berniat membantu.

Jawaban yang di dapatnya hanya sebuah dengusan keras, menyebabkan hewan berbulu itu terkejut dan melompat pergi menjauh dari tuannya.

Kaum Muda #chuang2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang