SWTD - 6 b

3.2K 157 8
                                    

Kai memasang jasnya dan menoleh pada Johnny yang berdiri menungguinya di dekat pintu.

"Bagaimana dengan kasus terakhir itu? Sudah kau bereskan?"

Johnny mengangkat bahunya.

"Tuan Garvin memendam kemarahan kepada tuan. Apalagi karena tindakan tuan sudah menggilas habis seluruh perencanaan proyeknya"

Kai tersenyum, membayangkan muka Garvin Elison saat ini pasti sedang merah padam karena marah.

"Dia selalu marah kepadaku, sejak awal. Tetapi sampai sekarang dia tidak akan bisa berbuat apa-apa kepadaku. Dia tahu dia akan mati kalau sekali saja dia mencoba membunuhku, lalu gagal."

"Bagaimana kalau dia mencoba dan berhasil?" Johnny menyela dengan cepat, "Tuan Garvin sangat licik dan bertangan kotor. Dia menggunakan banyak orang untuk mencapai tujuannya, kita tidak boleh meremehkannya dan harus selalu berhati-hati." Johnny menatap Kai dengan tatapan mata serius. "Seharusnya tuan menyuruh saya untuk membereskan orang itu dari dulu, supaya dia tidak berani berbuat macam-macam"

Kai menggelengkan kepalanya tak peduli.

"Dia tidak akan berani, dan kalaupun dia berani melakukan apapun... aku sendiri yang akan menghabisinya"

Garvin Elison adalah salah satu musuh bisnis Kai. Lelaki itu bersikap munafik karena di depan Kai dia selalu bersikap baik dan bersahabat. Tetapi Kai tahu kalau lelaki itu menyimpan kebencian yang amat mendalam kepadanya karena bisnisnya semakin terpuruk akibat gilasan ekspansi yang dilakukan Kai.

Kai sadar dia memang tidak boleh meremehkan Garvin, karena Garvin punya teman-teman penting di balik bisnis kotornya. Berdasarkan penyelidikan yang dilakukan anak buahnya, lelaki itu berhubungan dengan sindikat senjata gelap dan kelompok-kelompok bawah tanah. Tidak menutup kemungkinan Garvin pada akhirnya akan menyewa salah seorang dari mereka untuk membunuhnya. Kai, meskipun dibekali dengan kemampuan bela diri dan sangat ahli dalam berbagai jenis senjata serta dikelilingi oleh pasukan pengawalnya yang kompeten, harus selalu waspada.

Suatu saat, ketika Garvin sudah terasa sangat mengganggu seperti hama penyakit yang harus dibasmi, Kai sendiri yang akan membereskannya. Tetapi tidak sekarang, mungkin reputasi Kai yang kejam membuat Garvin sangat berhati-hati dalam bertindak, Kai ingin melihat sejauh mana gerakan Garvin, baru setelah itu dia memutuskan akan dibagaimanakan sampah itu.

Nanti. Gumam Kai dalam hati, Sekarang dia harus makan malam dengan perempuannya.

Setelah merasa puas dengan penampilannya, Kai memutar tubuhnya dan mengedikkan bahunya kepada Johnny.

"Dia sudah siap?"

Johnny menganggukkan kepalanya.

"Bian sudah menyiapkannya dari satu jam yang lalu,"

Johnny membungkukkan badannya, lalu membukakan pintu untuk Kai.

***

Ketika didandani oleh Bian, Krystal sudah terlalu lelah untuk melakukan pemberontakan sekecil apapun. Dia bahkan tadi tidak bertanya apapun ketika Johnny mengantar Bian ke kamarnya dan laki-laki itu tiba-tiba mendandaninya.

"Sepertinya kau berubah menjadi pendiam, kau tidak ingin tahu mengapa kau didandani?" Bian bertanya setelah dia selesai mengoleskan eye shadow warna keemasan di kelopak mata Krystal.

Krystal hanya menggelengkan kepalanya, tidak mampu menjawab. Ingatan akan kejadian di kamar mandi tadi membuat perasaannya campur aduk. Oh ya, sesuai janjinya, Kai hanya mandi. Setelah Krystal selesai menyabuni punggungnya, Kai meneruskan mandi dan kemudian dengan tatapan lancang, menawarkan diri untuk memandikan Krystal -yang tentu saja langsung ditolaknya mentah-mentah dengan berbagai sumpah serapah yang menyembur dari bibirnya. Kai hanya tersenyum, mengambil handuk putih, mengikatkannya di pinggangnya dan melangkah pergi dengan santai. Meninggalkan Krystal yang masih terpaku dalam guyuran air shower kamar mandi itu.

Sleep With The Devil ; KAISTAL ✔️ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang