3. Pain

10.5K 1.2K 297
                                    

Renjun terbangun dengan tubuhnya yang sakit, terutama bagian bawahnya. Dirinya termenung disaat memorinya berputar pada kejadian malam tadi--- dimana Jaemin menyetubuhinya tanpa ada kelembutan sedikitpun didalamnya.



Harga dirinya hancur. Saat ini dia bukan apa-apa dihadapan pria Na, setiap tarikan nafas yang diambil terasa berat. Hidupnya tak berarti apa-apa lagi saat ini.



Dan sekarang dirinya terjebak disini, entah sampai kapan.. atau mungkin selamanya?


Renjun menatap pergelangan tangannya, sebuah lebam tercetak jelas disana. Namun kepalanya terangkat, lamunannya terhenti disaat pintu dihadapan terbuka.


Refleks tubuhnya mundur kebelakang, meskipun dia harus meringis karena hole nya terasa sakit setiap pergerakan kecil yang renjun lakukan.


Setelah melihat siapa yang masuk kedalam kamarnya, renjun bernafas lega. Bukan Na jaemin.


Pria itu tersenyum meskipun sedikit ragu. Tungkainya mendekat kearah Renjun dan menyimpan nampan berisi makanan di atas nakas.

"Aku membawakanmu makanan" Renjun hanya diam, menoleh pun dia enggan. Yang renjun inginkan hanya pergi dari sini bukan makanan atau yang lainya.


"Lee donghyuck." Renjun menoleh disaat pria itu menyebutkan sebuah nama. "Namaku Lee donghyuck" baru setelahnya dia menatap donghyuck lama, menelisik siapa pria dihadapannya.



"Buang saja seluruh makanan yang kau bawa, aku tidak membutuhkannya"


Tak ada sahutan, donghyuck seperti enggan untuk melakukan apa yang di ucapkan renjun.

"Kau tau ada banyak orang di luaran sana yang bahkan sangat sulit hanya untuk menemukan sesuap nasi" ucap donghyuck pelan, dia menunduk seiring dengan ucapannya yang dilanjutkan. "Seharusnya kau bersyukur masih diberi kesempatannya untuk ini"




Renjun berdecih. "Maksudmu aku harus bersyukur disaat Na Jaemin menjamah tubuhku untuk sesuap nasi? Aku lebih baik mati dari pada bertekuk lutut dihadapanya"




"Itu yang kulakukan setiap malam" Namun di luar perkiraan, perkataan donghyuck membuatnya menyerit dengan pandangan terkejut. "berada dibawahnya, membiarkan dia menjamah setiap inci tubuhku dan yang bisa kulakukan hanyalah diam"


Renjun terkekeh pelan, tak menyangka pria di hadapannya mengatakan hal yang begitu rendah dihadapan orang lain tanpa keraguan sedikitpun dalam nada suaranya.



"Apakah kau tak pernah berpikir seberapa rendah dirimu?" Tajam dan menusuk, Renjun tak pernah berhati hati dalam ucapannya. Dia tak pernah menyadari itu adalah suatu kesalahan.






























•🐰 You Crazy Me 🦊
































Jaemin menghentikan langkahnya disaat dia mendengar suara renjun dan donghyuck didalam, satu kesimpulan mereka sedang berbincang.

"Apakah kau tak pernah berpikir seberapa rendah dirimu?"

Tangannya terkepal menahan suatu didalam dirinya. Satu sisi bibirnya terangkat, Renjun memang tak pernah berubah, itu yang ada dipikirannya--- menginginkan dia pada satu memori dahulu...



Iya dahulu...







Botol minuman itu dilempar keras kearah dadanya, beruntung Jaemin dengan sigap menangkap botol tersebut agar tidak jatuh kelantai.

You Crazy Me | JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang