4

46.5K 6.8K 742
                                    

Balas dendam terbaik adalah menjadikan dirimu lebih baik
-Ali Bin Abi Thalib-

🤍🤍🤍


Setelah dari masjid tadi Gus Ahmad langsung masuk ke ndalem. Terlihat kedua orang tua nya yang sedang bersantai diruang tamu.

"Assalamualaikum" ucapnya memasuki ndalem, terlihat umi dan kyai yang sedang bersantai diruang tamu.

"Waalaikumsalam"

"Ahmad kamu nanti sore sibuk nggak?" tanya umi.

"Nggak mi, kenapa?"

"Umi mau belanja bulanan nih, stoknya udah habis dirumah," ucap umi.

"Ya sudah nanti sore biar Ahmad anterin" ucap Gus Ahmad.

Sore harinya Gus Ahmad bersiap untuk mengantar umi membeli keperluan dipasar. Namun, umi ternyata jatuh sakit lantas umi menyuruhnya untuk membawa santriwati menggantikannya berbelanja dipasar. Gus Ahmad bingung akan mengajak siapa. Tiba-tiba saja Gus Ahmad melihat Aisyah dan Dinda yang tengah membersihkan halaman samping ndalem.

Ehem
Ehem


Dehem Gus Ahmad berdehem, namun masih tidak terdengar oleh mereka.

Ehem
Ehem

Gus Ahmad berdehem lebih kuat, karena ia bingung sendiri harus mengatakan apa.

"Eh Syah lo denger nggak kayak ada suara orang" bisik Dinda, karena disini hanya ada dirinya dan juga Aisyah.

"I--iya din gue juga denger. Kok jadi serem gini" ujar Aisyah yang mulai merasakan hawa yang berbeda disini.

"Assalamualaikum"

"AllahuAkbar" pekik Aisyah terkejud.

"Eh Gus ahmad? Wa--Wa'alaikumsalam Gus" kaget Dinda lalu menundukkan pandangannya.

lah ternyata yang tadi berdehem itu Gus Ahmad, batin Aisyah

"Batuk ya Gus?" cetus Aisyah, Ia ingin membalas perbuatannya kemaren yang masih membuat Aisyah kesal dengannya.

"Aisyah!," bisik Dinda menyenggol lengan Aisyah.

"Apaan sih"

Gus Ahmad hanya diam tidak menjawab pertanyaan Aisyah dengan wajah datarnya yang membuat siapa saja akan merinding melihatnya.

"Saya ingin meminta bantuan kalian"

"Apa Gus?" tanya Dinda.

"Bisa ikut saya ke pasar untuk belanja bulanan?"

"Afwan Gus. Umi kemana? biasanya beliau yang ke pasar Gus" ujar Dinda.

"Umi sedang tidak sehat"

"Oh gitu, ya sudah Gus kami mau bersiap dulu" ujar Dinda yang diangguki Gus Ahmad lalu pergi meninggalkan mereka.

"Dih sombong banget. Giliran gue nanya nggak dijawab" kesal Aisyah.

"lo sih ada-ada aja yang lo tanyain"

"Hm lo aja deh din yang pergi. Gue mager banget"

"Eh nggak ada pokoknya lo harus ikut. Masa gua berduaan doang sama Gus mana boleh"

Akhirnya mau tidak mau Aisyah tetap harus ikut. Melihat wajah Gus itu saja sudah membuat dirinya kesal.

                                          ~~~~~
Sepanjang perjalanan menuju pasar hanya ada keheningan didalam mobil itu. Bagaimana tidak orang yang sedang menyetir itu memiliki aura yang dingin hingga membuat siapa saja merinding didekatnya. Aisyah dan Dinda merasa sangat canggung saat ini. Mereka hanya melamun melihat jalanan sekitar seperti seorang anak yang hilang dibawa kabur pencuri.

Gusku Imamku ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang