8

5.5K 417 33
                                    

Matahari telah bersinar terang, jarum jam menunjukkan pukul 8 itu artinya kini sudah menjelang Pagi.

Setelah acara sarapan, Dirga memberitahu Anak bungsu nya bahwa homeschooling nya akan di mulai hari ini.

Kini di depan nya sudah ada Bu Agatha, guru yang di perintahkan oleh Dirga untuk mengajari nya.

"Apa ada yang perlu kamu tanya kan Abid?"
Tanya Bu Agatha setelah menjelaskan materi tentang Geografi.

"Sejauh ini tidak ada, aku lumayan paham dengan materi yang Ibu jelaskan tadi"

"Bagus lah, kalau begitu ini kerjaan soal-soal di buku ini kalau sudah selesai bilang oke. Ibu akan ke kamar mandi sebentar"

Abid pun membalas nya dengan angguk an kepala, jujur ia sangat bosan sekarang.
Belajar sendiri an biasanya ia belajar bersama teman-teman nya. Ah jika di ingat-ingat Abid jadi merindukan Teman nya jefran,kemal, dan Brian.

Bagaimana kabar mereka sekarang?.

-


Kegiatan belajar bersama Bu Agatha pun telah usai, guru baru nya itupun sudah berpamitan untuk pulang.

Abid berada di dapur, menemani sang mama yang sedang memasak untuk makan siang.

"Maa, Abid bantuin sinii"

"Gausah, mending kamu duduk manis oke? Kalo kamu bantuin malah ga jadi-jadi masakan mama" ujar Ruby

Abid yang mendengar ucapan Mama nya pun mendengus.

"Abid bosen mama, udah sini Abid bantuin ya!" Abid pun mulai memaksa untuk membantu.

"Kamu tuh yaa, yaudah kamu bantuin nata piring aja deh oke" Ruby sempat mencubit hidung anak nya dengan gemas.

"Aduh maa kok di cubit sih" rengek nya kesakitan.

"Hehehe, abis kamu gemesin banget anak mama. Udah sana cepetan nata piring nya"
Perintah Ruby.

"Okeii siap Ibu Negara"

-

Kini semua piring dan masakan sudah tertata rapi di meja makan. Abang serta Daddy nya pun sudah berada dirumah, mereka semua duduk di meja makan.

"Bagaimana homeschooling mu tadi baby?"
Tanya sang daddy

"Baik" jawab nya singkat.

Dean yang duduk dekat dengan Abid pun mengusap Rambut sang adik lembut lalu mencium kening adik nya walau sang adik menghindari.

"Daddy"

Dirga yang mendengar anak nya memanggil pun memandang Abid dengan kening berkerut seakan mengatakan 'apa?'.

"Abid mau sekolah biasa dad, gamau homeschooling"ucap Abid

Dia memasang muka memohon agar di ijinkan untuk sekolah biasa, karena ia sangat rindu akan teman-teman nya.

"Sekali tidak ya tidak! Ingat itu" Tegas Dirga

Abid yang mendengar penolakan itu pun hanya menampilkan wajah sedih.

"Kenapa sedih, Bukankah homeschooling lebih enak baby?"

Leo yang sedari tdi mengamati raut wajah adiknya pun bertanya.

"Abid ingin sekolah seperti biasa, Abid pengen ada temen Bang, Abid juga rindu sama temen-temen Abid" jelas nya

"Kamu tidak perlu teman, Abang mu disini akan menjadi teman mu bukan". Kevin pun ikut berbicara.

Ruby sedari tadi hanya menyimak pembicaraan suaminya dan juga anak-anak nya, sesekali ia memandang wajah Abid yang sedih.

"Benar apa yang di katakan Abang mu sayang, bukan kah ada Kami yang akan menjadi keluarga dan teman mu"Ruby mengusap pipi Abid lembut.

"Tidak, Abid mau nya mereka yang jadi temen Abid"dengus nya.

"Menurut lah baby, jika kamu membangkang hukuman menanti mu"

Dan pembicaraan itu pun tidak berlanjut, kini mereka menikmati makan siang nya.

-

Jam menunjukkan pukul 12 malam, semua orang yang di masion ini sudah tertidur.

Abid merencanakan sesuatu, ia akan kabur melalui pintu balkon kamar nya. Untung saja pintu balkon kamar nya tidak di kunci.

"Soal hukuman belakang dah, penting bebas dulu kalo bisa mah gw pergi aja pindah negara sekalian" monolog nya sambil membuka pintu balkon nya dengan hati-hati.

Abid pun mulai turun ke bawah tanpa membuat suara. Kini ia berjalan mengendap-endap menuju tembok masion yang tidak terlalu tinggi.

Abid memanjat pohon dekat tembok dan ketika sudah setara dengan tembok, ia pun meng opee tubuh nya di atas tembok itu.

"Okelah kawan, kuy gas ngueng"

Abid mulai turun dengan bantuan kayu yang berada tidak jauh dari tembok.

Ia terus berjalan menyusuri jalanan tidak terlalu sepi, karena masih ada kendaraan berlalu lalang.

Ada sebuah toko yang masih buka, ia pun melangkah kan kaki nya menuju toko itu.

"Untung bawa duid gw" biacara nya pada diri sendiri.

Di lihat nya sekeliling toko itu dan di situ ada telepon umum.

Abid pun mendekati telepon umum itu, memasukkan uang koin dan menekan tombol angka.

Menunggu Beberapa detik, akhirnya telepon itu pun di angkat.

'Ya?'

"Woe jepran, jemput gw di minimarket daerah sini"

'lu Abid?! Lu kemana aja anak-anak pada nyariin lu'

"Panjang ceritanya, pokoknya cepet jemput gw! Sekarang yak!"

'iyee sabar, Jan kemana-mana lu'

"Oke kawann!"

Setelah mengatakan itu, Abid mematikan sambungan telepon nya.

Sambil menunggu jefran yang akan menjemput nya ia pun membeli beberapa cemilan dan minuman. Membayar nya setelah itu duduk di kursi yang di sediakan minimarket.

Saat ia minum tiba-tiba ada yang menepuk pundak nya.

-

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc

Hi all!
Sorry up nya ngaret🙌🏻
Lala usahain, besoknya up nya 1 Minggu/2 mingguan.
Klo ga sibuk sekolah yya!🤍
Papai⊂((・▽・))⊃

AbidjarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang