01 : Terciduk

3.5K 351 145
                                    













"Bang, kiri bang!!" 

Sebuah angkutan umum berhenti di depan salah satu gang masuk. Seorang gadis dengan pakaian formalnya turun dari sana. Setelah memberikan ongkos kepada sang mamang sopir angkot, gadis itu langsung berjalan ke area gang yang sudah sangat sering dilaluinya. 

Berjalan menuju kos-kosan yang ditempati sahabatnya sembari bermain ponsel. Di tangan kirinya, gadis itu memeluk outer sweter yang dikenakannya pagi tadi. Membalas beberapa chat, DM, hingga e-mail yang masuk ke dalam ponselnya dengan sabar. 

Dari fans, bukan debtcollector. Maklum, anak populer. Cantik pula, yang ngegebet jadi banyak. 

Hingga tak terasa langkah kakinya tiba disebuah area kos dengan cat pink neon dan gerbang berwarna hitam. Menyapa sekilas pria paruh baya dengan kumis tebal diwajahnya yang ia kenali sebagai satpam penjaga kosan lalu masuk ke dalam dengan santainya. Sudah terlalu biasa ia datang berkunjung ke kosan yang berwarna sangat nyentrik ditengah padatnya pemukiman warga. 

Tok... Tok... Tok...

Sang penghuni kamar masih belum menujukkan keberadaannya. 

Tok... Tok... Tok...

Sahutan dari dalam pun masih belum terdengar. 

Tok... Tok... Tok...

Pintu kayu yang diketuknya masih tertutup dengan rapat. 

Tok... Tok... Tok...

"Yang punya kamar kayanya masih di luar, mbak." 

Bukan, ini bukan suara pemilik kamar. Gadis ini tentu sangat hafal dengan suara yang sengaja dibuat indah mendayu milik sang sahabat. Menolehkan pandangannya dan termenung beberapa saat. 

Tampan. 

Sungguh tampan pria yang gadis itu pandang saat ini. 

Dengan kaos polos berwarna hitam, celana pendek di atas lutut, dan tak lupa tangan yang membawa kantong plastik bening berisi bungkusan kertas minyak dan satu cup es teh yang nampak menyegarkan. Rambutnya yang sedikit acak-acakan dengan wajah yang nampak  sedikit segar meskipun hari sudah menjelang malam. Pria yang memberitahukan sedikit informasi tentang penghuni kamar yang gadis itu cari. 

"Oh, gitu ya, mas. Baru aja pergi atau udah seharian?" tanya gadis itu setelah memperoleh kembali kesadarannya. 

"Hmm? Ngga tau ya, mbak. Jam 11-an waktu saya keluar beli sarapan ketemu mbak Joy keluar kos juga dijemput sama cowoknya mungkin," jawab lelaki itu sedikit ragu dengan informasi terakhirnya. 

"Ah, gitu ya, mas. Oke, makasih ya mas infonya." 

Setelah mengucapkan terima kasih, gadis itu langsung mencari nomor gadis yang ia cari. Setelah menemukan, langsung saja ia klik ikon telpon dan butuh beberapa saat hingga panggilan diangkat. Menyemprotkan kata-kata mutiara langsung kepada orang yang ia telfon tanpa salam dan pembukaan. Sedikit berdebat nampaknya, terlihat dari cara bicara gadis itu yang nampak kesal. 

"Ah, anjing lo mah, Joy. Buruan balik, udah malem anjir. Tau gini gue balik ke kosan gue aja!!" 

Tak lama, gadis itu langsung mematikan panggilannya sepihak. Mendengus kesal hingga hendak membanting ponsel di genggamannya namun ia urungkan mengingat umur ponsel itu baru seminggu dipakai. Merasa diperhatikan, gadis itu mengedarkan pandangannya dan kembali menjumpai presensi lelaki tadi yang nampaknya masih tidak berkutik di tempatnya. 

"Kenapa mas?" tanya sang gadis karena merasa canggung diperhatikan lelaki tampan. 

"Mbak Joy belum balik?" 

PASUTRI JEJEWhere stories live. Discover now