[17] Perang badar

749 77 7
                                    

Sang prabu Memeluk putranya yang telah lama Mengembara selama 7 Tahun itu.
Kamandaka menangis di dekapan ayahandanya.
"Kenapa rayi begitu cepat pergi ayahanda...."(Kamandaka)
Kemudian Ratu ambet kasih bersama putra keduanya Gagak ngampar Menenangkan Kamandaka yang tengah Sesenggukan menangisi Adik yang selalu ada mengisi Masa kecilnya.
"Raka...Akhirnya engkau Kembali..."(Gagak ngampar)
"Ibunda Senang melihatmu pulang Ke istana putraku..."(ambet kasih)
"Di lain sisi Kamandaka Senang karna dapat berkumpul Kembali Dengan keluarga besar pajajaran namun di lain sisi Kamandaka juga sedih karna harus kehilangan rayi kian santang"(Kamandaka)
Kemudian mata kamadaka Menatap Seorang Wanita paruh baya yang sangat terpukul atas kejadian ini.
"Ibunda..."(Kamandaka)
"Putraku...Kamandaka..."(Subang larang)
Subang larang Memeluk Kamandaka Dengan pelukan yang amat hangat,Kamandaka Dengan Ratu Subang karang begitu sangat dekat Walaupun ia bukan ibu kandungnya.
"Ibunda....Aku yakin rayi kian santang Masih Hidup,Dia Orang yang kuat,pasti Dia akan Bertahan,Dia Sudah Berjanji kepada Kamandaka akan Menunggu kepulangan Kamandaka"(Kamandaka)
Flashback on
Sekumpulan warga,punggawa pajajaran,Keluarga pajajaran Dan yang lainnya berkumpul di halaman depan istana Dengan menyaksikan Kepergian seorang anak laki laki berusia 12 Tahun yang pergi mengembara untuk pertama kalinya Saat anak itu Hendak melangkahkan langkah kaki Ke 3 seorang anak berusia 8 Tahun mengejar nya Dan langsung memeluknya."raka...berjanjilah kepada Ku,engkau akan pulang..."Ucap anak 8 Tahun itu.
"Raka Berjanji"(ank 12 thn)
"Sungguh"(ank 8thn)
"Iya"(Ank 12 thn)
"Dan Aku akan Berjanji,Aku akan menyambut kedatangan raka Nanti..."(Anak 8 Tahun)
Flashback off
"Apa ini yang rayi janjikan,ia Menyambutku Dengan Tubuh yang terbujur kaku"(Kamandaka)
Subang larang memegangi pundak Kamandaka.
"Ibunda juga tidak menyangka Ini semua terjadi pada Putraku kian santang"(subang larang)
.
Kemudian Seorang kakek tua Terlihat sangat tergesa gesa,Memasuki istana pajajaran Dan Langsung Berdiri di depan 2 keranda Yang siap di semayamkan.
"Ayahanda..."(Subang larang)
Ya,itu adalah ki gedeng tapa ayah Subang larang,kakek walangsungsang,rara santang,Dan kian santang.
"Mereka masih Hidup!!!"(Ki gedeng tapa)
Seketika semua orang yang disana terdiam Mendengar Ucapan ayah Subang larang,bagaimana tidak jelas jelas Mereka Sudah tewas namun ki gedeng tapa datang secara Tiba Tiba Dan mengatakan Bahwa cucunya itu msih Hidup.
"Apa maksut ayahanda..."(Subang larang)
Cucuku kian santang Dan temannya masih hidup,Mereka hanya membutuhkan waktu untuk sadar Dan Saat ini Sukmanya berada siauatu Tempat yang tidak Bisa dijangkau oleh Manusia.
"Bagaimana ayahanda mengetahuinya.."(Siliwangi)
"Tadi Malam Aku solat istikhoroh Dan Aku mendapatkan kabar tentang cucuku bahwa ia masih hidup"(ki gedeng tapa)
.
.
.
.
Pemuda yang Menunggangi Kuda itu sampai di sebuah perkampungan,penampilannya yang seperti bangsawan itu membuat seluaruh penduduk tertuju padanya.
"Kenapa kalian melihatku seperti itu!bubar!"
Ucapnya yang begitu sangat kasar.
Ia menyisir perkampungan Seolah mencari sesuatu yang begitu penting.
.
.
.
.
.
.
Perang yang begitu besar hingga medan pertempuran berceceran Darah Dan senjta yang Bernoda merah.kian santang mencermati peperangan itu Dan ia mulai faham tentang Apa yang ia Lihat Saat ini.
"Itu seperti..."
Flashback on
Syekh hassanudin Menceritakan kepada kian santang tentang sebuah kejadian di Zaman dulu.
"Dahulu kala...ada sebuah peperangan Yang diamana peperangan itu antara Pasukan muslimin yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad Dengan Pasukan Quraisy yanh dipimpin oleh Abu jahal,Pasukan Muslim membawa Bendera khasnya yang Berwarna Hijau Dan pasukannya menyorakkan "ahadun ahad" yang Berarti "Dia adalah ESA""
Flashback off
"Perang badar..."(kian santang)
Seketika bola mata ilham menatap Heran kepada Rakanya itu.
.
.
.
.
.
Halama belakang istana.
"Kenapa engkau meninggalkanKu ilham....."
Ia Melampiaskan kesedihannya Dengan Menendang sebuah Pohon Jati yang Sudah tua,Walaupun kakinya sakit namun menurutnya lebih sakit jika ditinggalkan oleh orang yang begitu dekat dengannya.
"Ilham..."(Surawisesa/Gilang)
.
.
.
.
Dalam istana
Kentrink manik berlari kesana kemari Dengan Raut Wajah yang panik.
"Putaku surawisesa...Dimana engkau..."
Kemudian Amuk Marugul menghampirinya.
"Rayi...kenapa engkau begitu cemas?"(amug Marugul)
"Raka apakah engkau melihat Putraku Surawisesa?"(Kentrink manik)
"Tidak rayi"(amug Marugul)
"Aku sangat mencemaskannya raka karna ia Baru saja sadar "(Kentrink manik)
.
.
.
Pemuda itu Kesal karna apa yang ia cari bekum ketemu.
"Dimana benda itu!!Ayahanda bilang ia menyembunyikannya di perkampungan ini!!"
.
.
.
.
Bersambung.....

Raka!!! [End] (Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang