៚ 𝙷𝚒𝚗𝚊𝚝𝚊 𝚂𝚑𝚘𝚢𝚘𝚞

1.7K 87 5
                                    

Ck! Lagi-lagi voli! - batinnya geram melihat pemandangan yang selalu menyayat hatinya itu, remaja lelaki dengan surai jeruk yang tengah berlatih memukul bola voli disana tak menyadari kehadirannya. Tentu itu membuat siapapun jengkel bukan main.

(f/n) (l/n), remaja perempuan dengan surai pinknya masih setia dengan posisinya. Ia sama sekali tidak berucap sepatah katapun pada lelaki yang dia idamkan disana, Hinata Shoyou.

Apa otaknya juga berbentuk voli!? - geramnya lagi tak kuasa menahan rasa kesalnya saat ini yang telah menanti selama berjam-jam untuk Hinata menghentikan kegiatannya itu.

Namun, sepertinya itu mustahil. Maniak voli seperti Hinata jelas pasti mengutamakan permainannya dibandingkan dengan perempuan yang memiliki rasa padanya itu.

Suara langkah kaki mendekat terdengar oleh sepasang indra pendengaran mereka berdua, Ibu dari anak yang disukai oleh (y/n) itu berjalan kearah halaman belakang tempat dimana kedua remaja itu berada.

"Shoyou!" pekik Ibunya, membuat Hinata secara tiba-tiba menghentikan gerakannya. Namun akibat itu, bola yang tengah dipukulnya keatas, mendarat tepat diatas kepalanya.

"Ittai..." rintihnya kesakitan, kedua tangannya melayang keatas mengusap-usap pincuk kepalanya sembari mengalihkan pandangannya pada sumber teriakan yang memanggil namanya itu.

"Eh, (y/n)?" ucap Hinata tak berdosa, dengan wajah lugu ia berjalan mendekati kedua hawa itu dengan tangan yang masih berada dikepalanya.

"Shoyou! Sudah Ibu bilang jangan berlatih lagi, ini sudah larut. Lihat, (y/n) sudah menunggu sejak jam tujuh tadi!" seru Ibunya kesal.

"Etto..."

"Ah, sekarang sudah jam sepuluh. Aku pulang ya, Bibi" (y/n) bangkit dari posisinya duduknya, tak menghiraukan Hinata yang masih kebingungan disana.

"Eh, (y/n)-chan ini sudah larut, bagaimana kalau menginap disini saja?" tanya Ibu Hinata ramah padanya.

"One-chan menginap disini!?" seru adik Hinata dengan sangat antusiasnya berlari kencang lalu menabrak kecil tubuh (y/n) dan memeluknya.

Hinata yang melihatnya hanya diam membisu disana, ia sungguh sangat tidak peka pada seseorang yang rela menunggunya sampai selarut ini.

"Bagaimana (y/n)-chan? Mau kan?" tanya Ibu dua anak itu lagi padanya, masih dengan nada suara yang sangat lembut disertai dengan senyuman merekah disana.

"Aku ingin tidur dengan Shoyou" kata (y/n) cepat meresponnya, membuat siempunya nama mengecilkan pupilnya terkejut.

"E-eh?..." Hinata semakin bingung, ditambah lagi dirinya saat ini dibuat gelapan oleh perempuan itu.

"Tentu, aku akan memberitahu Ibumu" balas Ibu Hinata sembari meraih pergelangan mungil anak keduanya yang masih tengah memeluk (y/n) disana.

Berpikir kalau anaknya dengan perempuan itu sudah berteman sejak kecil, dirinya tak ambil pusing untung pernyataan (y/n) yang ingin tidur satu ruang dengan Hinata. Lagipula kediaman (l/n) tepat disebelah rumah kediaman Hinata.

Namun siapa sangka jika pernyataan itu merupakan dasar dari tindakan agresifnya.

Kami-sama, biarkan aku hambamu ini membuat lelaki gila didekat ku ini tak bisa memikirkan apapun selain diriku - batinnya berucap dramatis.

"Gomen" ucap Hinata saat Ibunya dan adik perempuan sudah beranjak dari tempat itu.

Meminta maaf dengan kepala yang ditundukkan dan kedua tangan yang memegang erat bola voli itu dapat diketahui jelas oleh (y/n). Lelaki bersurai jingga itu masih berniat tinggi untuk melanjutkan latihannya. Padahal dihadapannya sudah ada perempuan dengan tubuh cantik ingin tidur dengannya, dirinya malah tidak peka, dasar.

Our Sigh ( ʜᴀɪᴋʏᴜᴜxʀᴇᴀᴅᴇʀ )Where stories live. Discover now