BAB 4

1.6K 196 20
                                    


Happy Reading!

••••

"Ze, gue ke kantin bentar!"

"Heh! Jam masuk, woi!"

TERIAKAN dua gadis di koridor itu membuat beberapa murid menatap mereka dari jendela. Zea berdecak melihat sahabatnya sudah melarikan diri ke arah tangga lantai dua, di mana kantin berada. Tidak ingin ikut kena imbasnya, Zea memilih berbalik menuju kelas. Membiarkan Ayesha pergi sendiri ke kantin.

Sedangkan, Ayesha berlari menuruni anak tangga. Baru saja akan berbelok menuju anak tangga terakhir, langkah Ayesha mendadak terhenti, membuat tubuhnya terhuyung.

"Astagfirullah bang-"

"Eh, bapak." Ayesha mendadak tersenyum manis, segera mencium punggung tangan guru muda di depannya. Hampir saja Ayesha keceplosan.

"Mau kemana Ayesha?" tanya Pak Hafidz lembut, namun menekan setiap katanya. Jantung Ayesha mendadak berkonser ria mendapat pertanyaan dari Pak Hafidz.

"Itu-anu, saya tadinya mau ke kantin. Tapi gak jadi, deh." Gadis itu menggaruk kepalanya sambil terkekeh.

Pak Hafidz menggeleng. "Kenapa gak jadi?"

"Kan, ada bapak." Ayesha nyengir, menjawab jujur pertanyaan sang guru Bahasa Indonesia itu.

"Kembali ke kelas! Ayo!" Pak Hafidz melewati Ayesha begitu saja, membuat gadis itu menggembungkan pipinya kesal. Ayesha melirik dua cowok yang ternyata sedari tadi ada di belakang Pak Hafidz.

"Sukurin!" bisik Zain meledek, terkekeh puas.

"Bodo," sahut Ayesha malas, gadis itu melirik sekilas Reksha yang berada di sampingnya.

"Btw, Pak Hafidz yang jadi wali kelas kita?" tanya Ayesha pelan.

"Kayaknya," jawab Zain tidak yakin.

"Beneran dia Rek?" tanya Ayesha mencoba mengajak bicara.

Reksha menoleh. "Hm." jawabnya kembali mengalihkan pandangan.

Dasar t-rex kulkas! Batinnya kesal.

Dari pertama bertemu memang Ayesha sudah berusaha agar dapat berbincang baik-baik dengan Reksha. Namun, tanggapan yang cowok itu berikan membuat Ayesha naik darah. Segala yang diucapkan oleh Reksha tidak panjang, membuat Ayesha kehabisan topik pembicaraan.

"Sudah, kalian diam di depan," ucap Pak Hafidz ketika memasuki kelas, membuat Ayesha mengerjap bingung. Gadis itu menghentikan langkahnya yang akan kembali ke tempat duduk, lantas mematuhi ucapan guru mudanya untuk berdiri di antara Reksha dan Zain.

"Kenapa?" tanya Ayesha pelan.

Reksha menggeleng. "Patuhi saja."

Menatap teman-temannya yang masih merapikan tempat duduk, Ayesha hanya mampu terdiam sesuai dengan yang Reksha ucapkan.

"Assalamualaikum, selamat pagi semua."

"Waalaikumsalam. Pagi, Pak." Serentak para murid menjawab. Ayesha juga dapat menangkap aura keheranan dari wajah teman-temannya.

"Baik, sebelumnya kalian pasti sudah kenal saya. Nama saya Muhammad Hafidz Adhitama, kalian bisa panggil saya Pak Hafidz. Di tingkat akhir ini saya mengajar Bahasa Indonesia, dan saya akan menjadi wali kelas kalian di masa akhir SMA kalian," ucap Pak Hafidz, mengundang tepuk tangan dari para murid.

"Ada yang ingin bertanya selain dari apa yang saya paparkan tadi?" tanya Pak Hafidz.

Detik itu juga, semua teman cewek sekelas Ayesha rebutan untuk bertanya. Tidak bisa dipungkiri kalau pesona Pak Hafidz memang mantuable banget. Sudah tampan, mapan, sopan. Benar-benar menggiurkan untuk di jadikan mantu, kan?

REKSHA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang