- Rumah sakit -

78 8 0
                                    

Setelah makan, membawa kopernya ke kamarnya, dan mandi, Yuuki melihat isi kotak P3K, ia jadi ingat saat di Indonesia ia sempat membeli beberapa tanaman herbal. Ia berjalan ke arah kamarnya, melewati kamar Yaku yang tertutup rapat.

"Dimana ya.." gumam Yuuki membongkar ransel yang ia isi dengan barang-barang pentingnya.
"Ah nemu!" Gumam Yuuki senang setelah menarik keluar kantong berisi tanaman herbal yang ia bawa, salah satunya ada jamu.

Saat Yuuki ingin turun ke bawah untuk menaruh jamu yang ia bawa ke dalam kulkas, ia mendengar suara batuk Yaku yang terasa semakin nyaring. Yuuki terdiam sejenak, lalu berjalan ke kamarnya kembali untuk mengambil masker. Lalu mengintip keadaan Yaku yang sedang terduduk di atas ranjangnya, syukurlah kamarnya tak dikunci.

"Bang..?" Tanya Yuuki takut-takut.
"Yuu..ki.." Yaku menoleh ke Yuuki perlahan, nafasnya tersengal, wajahnya semakin pucat saja.
"Aku.. gakuat.. hah.. dada ku semakin sesak.." lanjut Yaku dengan susah payah.
Yuuki mendekat ke Yaku pelan-pelan, dan agak takut.
"Bang, lu masih bisa pake inhaler biasa kan? Atau mau ke rumah sakit aja biar bisa pakai oksigen?" Ucap Yuuki agak takut.

Yaku terdiam sejenak. Sebenarnya ia sangat tidak ingin berada di rumah sakit. Alasannya karna ia akan terisolasi dan tak bisa bertemu dengan keluarga dan temannya lagi, isolasi dirumah saja sudah membuatnya hampir stress, bagaimana jika di rumah sakit?

"Gimana? Tapi dari kondisi lu emang harus ke rumah sakit sekarang kita biar kaga makin parah lu." Ucap Yuuki menyadarkan Yaku dari pemikirannya.
"..... Boleh aja.." pilih Yaku. Walau ia masih sedikit tidak bisa menerima sepenuhnya dengan pilihannya.
"Okey tunggu." Ucap Yuuki sembari keluar dari kamar Yaku. Diluar kamar terdengar ia sedang berbicara dengan seseorang.

"Oke siap-siap bang, gua bantu lu susun baju lu ya." ucap Yuuki setelah selesai menelfon.

Kurang dari 15 menit Yuuki menelfon seseorang setelah pilihan Yaku untuk memilih dirawat dirumah sakit. Terdengar suara mobil berhenti didepan perakarangan rumah mereka, lalu menekan klakson menandakan tumpangan sudah datang.

"Ah udah datang. Udah siap bang?" Ucap Yuuki setelah beres mengurusi barang yang akan Yaku bawa ke rumah sakit. Dibalas anggukan kecil sebagai jawaban dari Yaku.

Yuuki membuka pintu duluan, disana sudah menunggu mobil berwarna abu-abu yang cukup besar. Disana sudah menunggu Kuroo, dan Lev yang kebetulan sedang main dirumah Kuroo. Yuuki berjalan menuju mobil sambil membawa ransel berisi barang-barang Yaku, karna ia tidak akan mengizinkan Yaku membawa barang yang cukup berat saat ini. Lalu kembali lagi untuk mematikan lampu dan mengunci pintu.

"Osu, jadi kondisi mu semakin buruk rupanya, Yakkun. Padahal kemarin kau terlihat baik-baik saja." Ucap Kuroo sembari menancapkan gas setelah semuanya masuk, ia sebenarnya berniat untuk menghilangkan kepanikan dari Yuuki.
"Huh? Memangnya kalian ngapain kemarin?" Tanya Lev dengan polosnya.
"Kau kemarin pulang duluan sih. Seluruh anak Nekoma videocall selama beberapa menit kemarin." Balas Kuroo memperlambat laju mobil yang dia bawa setelah masuk jalan tol.
"Oiya, Uki-chan apa kabar? Apa kau tidak kelelahan setelah pulang dari perjalanan jauh?" Ucap Kuroo sembari melirik Yuuki yang diduduk dengan tenang- walau wajahnya terlihat jelas panik dibelakang.
"Hah.. sedikit, tapi aku tak memperdulikan itu sama sekali." Balas Yuuki mencoba untuk tenang.
"Sou~ kalau kau ingin istirahat nanti silahkan, serahkan Yaku kepada kami."
"Makasih senpai. Cuma gapapa." Balas Yuuki tersenyum kecil.

30 menit berlalu, tidak ada percakapan lagi. Dan Yuuki terlelap dalam tidurnya karna kesunyian ini. Sedangkan Yaku, ia menatap jendela mobil dengan tatapan kosong, hampa.

"Yaku-san kau mau gummy?" Tiba-tiba Lev mengagetkan Yaku dengan tawarannya. Yaku terdiam sejenak, memproses. Lalu mengangguk lalu mengambil 1 gummy saja.
"Lev itu tidak baik buat orang yang sedang sakit." Tegur Kuroo.
"Eehhh?! Maaf Yaku-san aku tidak tau-!" Pinta Lev agak panik. Dibalas kekehan Yaku sebagai jawaban.
"Tak apa, lagian aku.. sudah lama tak makan.. ini..." Ucap Yaku dengan agak susah payah. Lalu memakan gummy yang sudah dia ambil duluan dari Lev tadi.
"Yah sebaiknya jangan terlalu sering memakannya, Yakkun." Celetuk Kuroo lalu masuk ke perkarangan rumah sakit yang dituju, lalu memarkirkan mobil ditempat yang semestinya.

"Ayo turun." Ucap Kuroo lalu turun duluan dari mobil, disusul oleh Lev.
"Yuuki.. oi ayo bangun." Yaku menoel-noel pipi sang adik untuk membangunnya, untung saja langsung bangun.
"Hu.. sudah sampai ya..?" Ucap Yuuki setengah sadar. Dibalas dengan anggukan Yaku.

Semuanya turun dari mobil. Kini ransel Yaku dibawa oleh Kuroo karna Yuuki masih belum sepenuhnya sadar. Ngomong aja masih rada ngelantur. Mereka bertiga berjalan ke meja resepsionis, mendaftarkan nama Yaku. Setelah tau dengan penyakit Yaku salah satu resepsionis yang ada menelfon dokter untuk membawa Yaku ke ruang isolasi. Namun sebelum itu ia ditanya soal gejala yang ia dapatkan.

"Baiklah silahkan duduk. Suster akan menyiapkan ruangan untuk anda 5 menit lagi." Ucap resepsionis tersebut setelah selesai mencatat hal yang penting.

Yaku duduk di kursi tunggu yang disana sudah ada Kuroo, Lev, dan Yuuki, menunggu kehadiaran Yaku.

"Gimana bang?" Tanya Yuuki setelah Yaku duduk, berjarak satu kursi.
"Yah.. katanya 5 menit lagi suster jemput gua, soalnya lagi nyiapin ruangan buat gua.." ucap Yaku.
"Lu yakin dengan pilihan ini?" Balas Yuuki dengan nada khawatir, ia sebenarnya tidak ingin Yaku dirawat, tapi karna pilihan sang kakak apa boleh buat?
"Yah, aku rasa ini pilihan yang pas.. Yuuki.."
"Yaku-san kau harus cepat pulih okey!" Ucap Lev mencoba menyemangati Yaku.
"Aku akan mencobanya, Lev. Terimakasih."
"Oi jika kau sembuh kita akan lulus bareng okey." Ucap Kuroo yang tampaknya tidak ingin berbeda sendiri.
"Oh tentu, aku akan mengalahkan mu!" Balas Yaku sedikit bersemangat, walau setelah itu ia batuk-batuk karna asmanya.

"Yaku-kun, ruangan mu sudah siap." Ucap salah satu suster muncul dari balik pintu yang mengarah ke halaman belakang rumah sakit.
"Ah, sudah siap ya." Gumam Yuuki dengan sedikit sedih.

Mereka berempat berdiri, menemani Yaku sampai ke pintu halaman belakang rumah sakit. Lalu Yaku pergi dengan salah satu suster yang sudah menggunakan APD lengkap. Setelah itu suster yang memanggil Yaku tadi hendak pergi-

"Anu-" suara Yuuki menghentikan langkah sang suster.
"Tolong layani kakak ku sebaik mungkin!" Lanjutnya lalu membungkuk kan tubuhnya.
Sang suster menoleh ke Yuuki, lalu tersenyum, senyuman yang cukup menenangkan.
"Kami akan berusaha semaksimal mungkin. Terimakasih sudah mempercayai kami."

Covid-19 [LevYaku] [Finnish]Where stories live. Discover now