Penyesuaian

1.2K 235 22
                                    

Safa bangun pagi-pagi banget. Jadi sekitar jam enam dia udah siap dengan seragamnya. Sekarang lagi nyisir rambut.

Tokk.. Tok.. Tok..

"Iya bentaarr." Teriak Safa dari dalam kamar.

Tokk.. Tok.. Tok..

"Gak sabaran banget sih!" Gerutunya.

Safa ngambil tas yang udah disiapkannya di ranjang. Dengan langkah panjang-panjang ia buka pintu itu.

"Aww.." Rintihnya ketika tangan dengan lima jari itu mampir di dahinya. Diketuk kayak pintu. Safa otomatis langsung ngelus dahinya.

"Udah bangun tuan putri?" Sindir Sammy.

Safa melotot. "Dari tadi ya kak. Lo kira gue suka males-malesan terus bangun kesiangan?"

Sammy mengangkat bahunya acuh. Ninggalin dia gitu aja abis ngetuk-ngetuk pintu kamarnya dan gak ngomong apa-apa.

"Pengen tak hiihhh!!" Safa geregetan.

"Tak apa?" Tiba-tiba Leo udah berdiri di sampingnya.

Safa langsung ciut lihat mukanya Leo. "Gapapa kak Leo, beneran."

Leo memilih acuh terus berjalan ninggalin Safa, nyusul Sammy.

"Safa, ayo sarapan dulu sebelum ke sekolah." Ini Felix tiba-tiba gandeng tangan Safa.

Mood Safa langsung naik, ada satu orang yang baik sama dia di rumah ini aja bikin dia seneng banget.

Sampai di meja makan keenam putra Raveno udah berkumpul buat sarapan. Ada nyonya Raveno juga. Begitu melihat Safa ke arahnya nyonya Raveno langsung tersenyum lebar.

"Safa, ayo sini sarapan bareng."

Felix langsung duduk di sebelah Johan. Sementara Safa malah mematung di tempatnya.

Kursi disana udah terisi penuh. Tinggal satu kursi di antara Sammy sama Leo yang masih kosong.

"Ya tuhan cobaan apalagi ini?" Safa membatin.

Dengan setengah gak ikhlas Safa menarik kursi itu pelan dan sekarang lagi duduk diantara Sammy sama Leo.

Nyonya Raveno buru-buru ngambilin nasi sama lauk buat Safa. "Makan yang banyak ya jangan sungkan-sungkan."

Safa tersenyum. "Makasih tante."

"Iya makan yang banyak. Badan lo kurus gitu. Kayak tulang sama kulit doang. Ntar dikira gak di kasih makan." Ucap Sammy.

"Mulut lo kenapa sih kak?" Geregetan juga Safa lama-lama.

"Sammy, kalo ngomong harus yang baik atau mama kasih hukuman." Ancam nyonya Raveno.

Sammy langsung mengatupkan mulutnya.

Safa baru menyendokkan nasi ke dalam mulutnya,

"Safa nanti berangkat sekolah dianterin kak Rino ya?" Ucap nyonya Raveno tiba-tiba.

Dan tersedak. Langsung batuk-batuk. Nyonya Raveno yang panik langsung ngambilin air putih buat Safa.

"Apa?" Rino juga kayaknya gak ngerti sama keputusan mamanya ini.

"Ya sekalian Rino, kan kamu dinas pagi." Jawab mamanya.

Rino menghela nafas pelan. Yaudah lah keputusan mamanya kan gak bisa diganggu gugat.

"Kenapa gak sama Felix aja sih ma?" Ini Felix yang tanya. Safa mau sujud saking senengnya.

"Ya terus si Johan taruh mana? Dia belum cukup umur buat bawa motor sendiri lix. Belum punya SIM. Kan biasanya juga kamu bawa motor boncengan sama dia."

Choose Your Love | Seungcentric ✔Where stories live. Discover now