Bab -2 (keluarga?)

19 11 13
                                    

Mohon bijak dalam membaca, karena terdapat unsur kekerasan dan perilaku yang tidak patut dicontoh!!
_________

'Keluarga tempat pulang, itu semua hanyalah kebohongan dan khayalan baginya. Karena apalah yang didapat dari keluarga padanya? Gak ada, dunia ini memang sangat berbeda.'

-Pasos Tomados-

********

Seperti biasa, Ia telah siap mengenakan seragam, kamarnya telah rapi, tinggal Ia berangkat sekolah walaupun malas.

"Sarapan dulu." tegas Ayahnya yang baru keluar dari kamarnya.

"Nanti disekolah," balas Aretha acuh.

"Disini aja cepat." timpal Ayahnya dengan penuh penekanan.

Aretha hanya terdiam lalu menurut apa yang dikatakan Ayahnya, selama sarapan berlangsung hanyalah keheningan yang memenuhi keduanya, tak ada yang membuka pembicaraan.

Aretha beranjak dari duduknya, berniat untuk berangkat sekolah. "Aku berangkat," ucapnya lalu melenggang pergi, ya memang tidak ada sepatah kata apapun setelah itu, namun Ayahnya menahannya.

"Nanti malem ikut Ayah! Jangan membantah," ucap Ayahnya namun tak dihiraukan oleh Aretha.

Kejadian itu membuatnya muak, bahkan rasa kecewa yang sangat mendalam masih terasa, maka dari itu Ia hanya diam  jika berada dirumah, baginya keluarga yang membuatnya nyaman hanyalah pertemanannya walaupun orang orang akan mengatakan ia bodoh dan bego karena tidak menganggap keluarga sendiri dengan sebutan keluarga.

"Hm," balas Aretha lalu pergi didetik itu juga.

"Dasar anak gak punya sopan santun," decak Ayahnya ketika Aretha telah pergi dari hadapannya.

***

Aretha memilih menuju pemakaman ibunya, Ia ingat bahwa hari ini merupakan hari kematian Ibunya beberapa tahun yang lalu.

"Hai ! Assalamualaikum mah, gimana kabarnya? Pasti mamah udah tenang disana ya," ucapnya dengan bergetar dan terisak.

"Hari ini adalah hari keenam tahun mamah ninggalin aku disini, maaf.. mah... aku belum bisa jadi anak baik untuk mamah," lanjutnya dengan menggigit bibir bawah menahan tangisnya.

"Kabar aku baik mah, aku juga sebentar lagi lulus SMA walaupun sekarang gak ada mamah... mamah bahagia terus ya disana, maafin aku ya. A-ku pamit m-ah," ucap Aretha kaku air matanya jatuh tak lagi terbendung, lalu mengusap bekas air matanya yang turun. Ia pun pergi dengan mata agak merah.

Aretha menancap gas motornya dengan kecepatan tinggi, melampiaskan semua emosinya, berharap mata merahnya menghilang ketika Ia sampai disekolah, Ia tak peduli dengan keselamatannya cukup menyakitkan atas semua yang terjadi pada dirinya.

Sesaat Ia sampai di sekolahnya, dengan langkahnya yang gontai Ia segera memasuki kelas XII IPS 3 kelas yang terkenal dengan absrudnya. Ia terkenal dengan prestasi yang diraih selama di SMA ini. Para guru membujuknya untuk masuk ke IPA, karena kecerdasan yang gemilang dimiliki olehnya, namun dengan tegas Ia menolak permintaan gurunya itu. 

"Tha!" Panggil seseorang yang dikenalnya dengan menepuk bahu kanannya.

"Apaan?" tanya Aretha balik.

"Gue mau ngomong tapi gak disini," ucapnya yang mensejajarkan jalannya dengan Aretha.

"Dimana?" tanya Aretha.

"Rooftop pas istirahat," ucapnya dengan tersenyum.

"Oke," balas Aretha lalu membalas senyumannya.

Pasos TomadosWhere stories live. Discover now