Lembar 3

2 1 0
                                    


"Acaa.. mandi dulu sayang, mama udah siapin air anget nih buat kamu" teriak mama dari luar kamar..

"Iya maa.." jawbaku.

Setelah mandi akupun meminum obat dan bersiap untuk tidur. Tapi sebelum tidur aku menatapi diriku didalam cermin..

"Rambutku semakin lama semakin menipis dan pendek, apa bener ya hidup Aca ini ga bakal lama lagi ?"

Aku menghela nafas dan pergi ketempat tidur..

"Kenapa tuhan memberikan penyakit ini untukku ? kenapa harus aku ? jika emang hidupku tidak lama lagi, setidaknya aku mohon. Pertemukan Bintang dengan perempuan yang lebih sehat dari aku. Jika emang Tuhan rindu kepadaku, jemput aku sesegera mungkin tuhan." Gumamku sendiri sebelum tidur.

~~

Keesokan harinya,

Hari ini Aku ada jadwal terapi, Mama dan Papa sibuk kerja tapi Mereka sebenarnya ingin menemaniku, tapi aku melarangnya. Aku ga mau ngerepotin orang banyak. Lagian aku udah gede, cuman untuk terapi doang pasti bisa sendiri.

Dipertengahan perjalanan aku mendapatkan pesan dari Bintang.

"Aca.. kamu kerumah sakit sendiri ? serius gamau aku temenenin ? aku bisa izin kok" ucapnya didalam chat.

Aku tersenyum melihat tingkah bocah satu ini. Dia selalu baik kepadaku, tapi justru kebaikannya itu malah membuatku semakin sakit. Aku malah lebih ingin berpisahnya lebih dulu sebelum aku pergi untuk selamanya.

Aku menjawab pesannya,

"Iya Bin, kamu tenang aja, ini cuman terapi kok. Jadi aku bisa sendiri, kamu fokus belajar aja ya."

Dengan cepat Bintang membalasnya,

"Ok.. hati hati ya, kalo ada apa-apa kabarin aku. Atau panggil namaku 3x niscaya aku akan datang untuk kamu, Btw semangat ca.."

Lagi lagi aku tersenyum melihat pesannya.

"Iya Bin.. makasih"

~~

Dirumah Sakit

[Tok tok tok] Suara ketuk pintu.

"Masuk" Ucap Suster yang didalam,

Aku masuk dan mengucapkan "Pagi Sus.."

"Ngomong-ngomong sus, anak kecil yang biasanya terapi disini juga, kemana ya ?" Tanyaku sambil membenarkan dudukku.

"Dari tadi belum datang sih mbak, mungkin kena macet dijalan." Jawabnya.

"Bener juga sih, tadi jalannya emang agak macet" ucapku.

"Kalo gitu, kita mulai aja ya.. tolong berbaring diatas tempat tidur"

Aku menurutinya, dan suster memulai terapinya. Suster menempelkan alat-alat di tubuhku.

"Saya tinggal dulu sebentar ya mbak, nanti kalo butuh apa-apa pencet bel saja" ucap Suster..

"Iya sus.." jawabku.

Suster meninggalkanku sendirian diruangan..

Terapiku sudah hampir selesai, namun Adya belum tiba juga dirumah sakit. Seharusnya sih jadwal terapinya sama untuk hari ini. Tapi kenapa dia belum datang juga ya ? aku terus bertanya-tanya soal itu.

Tidak lama kemudian, suster masuk kedalam ruangan. Aku yang mengiranya Adya, dengan refleks aku memanggil namanya..

"Adya.. -eh, ternyata suster.. maaf sus.."

Anatasya Angela (Selesai)Where stories live. Discover now