part 14

163 23 4
                                    

PART EMPAT BELAS

Tidak mungkin membawa Yeonjun ke rumah sakit apalagi dilihat dari tampilan luar, Yeonjun sebenarnya tidak mengalami apapun yang serius. Jadi, dengan tawaran Hueningkai, mereka justru pergi ke rumah lelaki itu. Sesampainya di sana, tidak ada siapapun kecuali Hiyyih, yang sekarang menatap bingung. "Uh? Teman-temanmu?"

"Bantu kami."

Di belakangnya, Beomgyu dan Taehyun memapah Yeonjun yang masih lemas lantas mendudukkannya di sofa ruang tengah. Soobin mengekori dengan mata menatap sekitar interior rumah itu. Seumur hidup, Soobin belum pernah merasa aura asing langsung menyerang sekujur tubuh hanya karena masuk ke rumah orang lain. Apalagi dia tertegun waktu menatap foto lama yang terbingkai kuno di ruang tamu. "Itu.. kalian?" Soobin melebarkan mata, bergabung dengan mereka.

Hiyyih memandang Yeonjun dengan bibir terlipat. "Apa yang terjadi?"

"Sepertinya dia dimantrai atau apa... bisa kau periksa sekarang?" Di keluarga Huening, tiap anak memang mewarisi bakat masing-masing. Dia bisa memanipulasi pikiran dan emosi orang lain, kakaknya Lea bisa melihat seberkas masa depan dan bayangan masa lalu yang tidak terjadi, sedangkan Hiyyih? Dia punya tangah penyembuh.

"Sebentar." Sementara Hiyyih, Hueningkai, Beomgyu dan Yeonjun fokus di ruang tengah. Apalagi Yeonjun masih terdiam dan pucat, Taehyun mendekati Soobin yang hanya berdiri di dekat pembatas ruang tamu dan ruang tengah.

"Ada apa?"

"Aku merasakan.. hal aneh, tidak biasanya." Soobin mengusap tengkuknya kaku. "Rumah ini sangat tua dan potret di sana juga tua." Analisisnya ringan. "Apakah mungkin.. itu benar.. kalau keluarga mereka.."

Taehyun tidak menjawab, dia justru memperhatikan Soobin dengan serius. Jadi, penyihir juga bisa meremang seperti itu? Jadi penyihir juga bisa merasakan ada energi lain di tempat berbeda? Hm, ini kabar baru. Taehyun makin penasaran dengan sosok di sebelahnya. Soobin biasanya terlihat tenang, dan sopan. Atau wajar. Atau normal.

"Kau rasakan juga, kan?"

Taehyun mengangguk singkat. "Apakah kau akan tetap bersama kami? Maksudku, sampai semua ini tuntas."

"Apa maksudmu? Aku dan Beomgyu hanya berbicara sebelum ini, kesepakatan kecil. Dan apa maksudmu sampai semua ini tuntas? Apa yang kalian sediliki sebenarnya?"

"Bukan apa-apa."

"Hei, dengar, ya. Si Beomgyu itu tukang tipu, dan Yeonjun... hah, dia akan pindah sebentar lagi. Mungkin bukan karena bandel tapi sekarat. Aku khawatir dia memburuk setelah.. setelah apapun yang ditemuinya itu. Tapi yah, si gadis itu memang mencurigakan. Kalau itu berarti akan menangkap si gadis aneh itu, aku ikut!" Soobin menyahut dengan mendadak. "Aku harus tahu siapa dia."

Sejauh ini, mereka masih belum bisa menemukan petunjuk berguna. Bahkan asal gadis itu saja masih abu-abu. Bagaimana bisa ada seseorang muncul dari udara kosong? Luka-luka parah di atap sekolah mereka? Taehyun juga tidak habis pikir.

"Hei, kalau sampai kalian menyakiti kakakku.. kalian akan tanggung akibatnya." Suara Beomgyu memecah keheningan. Hueningkai mengangguk bagai robot, sedangkan Hiyyih menyapukan tangannya di dahi Yeonjun perlahan.

.

.

"Aku pulang!"

Taehyun cepat mencopot sepatunya, menyeka keringat di leher dan melesakkan kedua kaki ke sepasang sandal rumah. Apakah ibu belum pulang? Seharian ini, Taehyun sangat letih bahkan nyaris ingin pingsan. Taehyun tidak menyangka bisa menghabiskan waktu bersama mereka semua, padahal biasanya ia hanya bersama Kai mulai dari jam pertama di sekolah sampai bubar.

Taehyun terduduk.Mungkin tidak buruk juga pindah kemari. Yah, setidaknya aku punya kegiatan tambahan.

Pintu terdorong pelan. Wanita tersebut langsung tersenyum lagi memandang Taehyun. 'Eh, anak ibu sudah pulang," sambutnya dan cepat Taehyun membawakan bungkusan di tangah ibunya. "Tadi, aku sempat mampir ke toko dekat sini untuk berbelanja. Kau pasti sangat lapar, kan? Aku akan masakkan ayam goreng dan lauk lain untukmu." Ia mengeryit, mencium bau matahari. "Apakah mainnya seru?"

"Uh.. itu.."

"Santai saja, Tae. Aku senang kau justru punya teman baru. Kapan-kapan ajak kemari, ya?' Ibunya tersenyum simpul lantas berjalan menuju dapur. Teman baru. Ajak kemari. Taehyun baru dengar yang seperti itu apalagi di hari kesekian dia baru pindah.

"Eomma, aku juga bisa bantu memasak."

"Oke, kemarilah."

.

.

Yeonjun sudah mandi dan berganti baju. Dibanding saat di hutan tadi, keadaan pemuda itu jauh lebih segar. Apalagi dengan rambut bersih dan juga wajah lebih bersinar. Beomgyu duduk di sisinya seraya mengeringkan rambut sang kakak. "Hyung, jangan pergi seperti itu lagi. Kau membuatku sangat khawatir."

"Maaf."

Beomgyu menggeleng. "Aku yang harusnya minta maaf, aku payah, tidak bisa menjagamu. Dengar, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi—kau yang diasingkan ke tempat lain hanya karena kau berubah tidak terkendali. Kita saudara, aku akan melindungimu." Beomgyu mendengar raung mesin pengering di tangannya. "Jadi, jangan berpikiran kau harus sendirian."

"Gyu..."

"Aku sayang padamu, Hyung," gumamnya. Beomgyu mati-matian agar tidak terdengar bergetar, padahal dia sudah sangat lemas tadi. Yeonjun lah yang dia punya. Meski sering bertengkar hebat, sering serang dan sebagainya, dia hanya punya Yeonjun sebagai saudaranya dan selamanya begitu.

"Gyu, maaf."

"Hiyyih bilang kau harus banyak istirahat. Kau juga stres, apalagi berubah wujud dan bermalam di tempat asing pasti tidak nyaman untuk tubuhmu. Jadi, aku akan bawakan teh hangat lalu kau tidur, oke? Oh ya, kita makan bubur juga agar perutmu terisi."

Yeonjun menangkap tangan Beomgyu. "Kalau Appa dan Eomma pulang bagaimana? Mereka tetap akan menyeretku pergi."

"Tidak! Kalau perlu, aku akan bersimpuh di bawah kaki mereka agar kau tetap di sini, Hyung." Beomgyu mengatupkan rahangnya. Dengan cepat, dia mendekap tubuh Yeonjun. "Atau aku harus ikut bersamamu, menemanimu."

Perlahan, Yeonjun merasa matanya memanas. Dia mengusap rambut Beomgyu lembut. Adiknya sudah dewasa. Dia jadi lelaki kuat dan penyayang. Yeonjun tidak mengira secepat ini.

"Tolong, jelaskan lebih lanjut soal gadis—"

"Yeon Hwan. Dia ... dia bukan orang asing."

Beomgyu mendongak kecil. "Oh ya? Kita mengenalnya?" Yeonjun mengangguk. "Bagaimana bisa?"

"Akan terdengar rumit, tapi dia.. dia bersikeras kalau kita sebenarnya bukan dari dunia ini. Tapi dari satu tempat jauh dan gelap, tempat untuk orang-orang yang melanggar aturan dan dihukum berat. The Abbys. Aku belum sempat bertanya lebih lanjut tapi dia berjanji akan datang lagi untuk menjelaskan kepadaku." Beomgyu mendengus. "Kenapa?"

"Dia seperti penyihir. Misterius dan mengesalkan. Aku tidak suka dia. Lebih baik jangan."

"Tapi..."

"Hyung, kalau pun benar, aku tidak peduli. Toh, kita sudah di sini dan baik-baik saja. Kalau pun masa lalu, berarti tidak perlu dibahas lagi, kan? Mau dari The Abbys atau manapun, kau tetap kakakku dan aku ingin kau di sini denganku. Tidak peduli apapun lagi."

[]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Eternity Project (영원) | txtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang