Chapter 17 ( END )

2.6K 84 15
                                    

3 bulan berlalu , intensitas pertemuanku dengan Jin hyung mulai berkurang bahkan bisa dibilang kami sudah tidak pernah bertemu . semua karena Appa yang memberikan project besar untuk Jin hyung , sehingga hyung sibuk dengan pekerjaannya . bahkan untuk chat atau telpon pun tidak ada waktu .

meskipun begitu , aku masih sering mengunjungi caffe dekat kantor Jin hyung di temani Jimin . seperti sekarang , aku bahagia bisa melihat Jin hyung meskipun harus dari kejauhan . Jin hyung terlihat sangat dewasa , Tampan sudah pasti , perempuan yang akan mendapatkan Jin hyung akan sangat beruntung.

" Jungkook , Visa kamu sudah selesai , kita bisa berangkat ke Eropa sesuai jadwal "

" oh ya ? baguslah jim... aku tidak sabar "

" sekali lagi gue mau nanya ? loe yakin dengan jalan yang loe pilih ? eomma , appa dan gue ga akan maksa loe kalo loe masih mau sekolah disini dan loe bisa lihat Jin hyung "

" aku dah yakin jim... lagipula keluarga yang aku punya cuma kamu dan orang tua kamu , dan aku sudah resmi jadi keluarga kamukan "

" Kok bisa sih loe kook sekuat ini ? gue aja yang putus ama cewek gue , sakitnya masih berasa ampe sekarang "

" aku juga patah hati kok , tapi aku ga biarkan itu berlarut-larut.. ini sudah jadi resiko yang harus aku terima "

" eh kook , lihat deh itu Jin hyung sama siapa? "

aku pun melihat ke arah yang ditunjuk oleh Jimin . benar saja , Jin hyung bersama seorang perempuan , cantik dan rambutnya terurai panjang . sangat cocok dengan Jin hyung . tapi kenapa hati aku terasa sakit . bukankah ini yang aku mau , melihat jin hyung bersama perempuan .

" gawat kook , jin hyung sepertinya bakalan ke cafe ini deh... gimana nie ? "

" gapapa Jim , aku ga mau bersembunyi dari Jin hyung dan ada yang ingin aku bicarakan juga dengan jin hyung "

benar saja , Jin hyung dan perempuan tersebut masuk ke caffe yang sama denganku . semakin dekat melihat Jin hyung semakin aku merindukan saat bersamanya dulu . namun sekarang Jin hyung sudah memilih jalan yang tepat menuju kebahagiaannya . aku memilih untuk tidak terlalu memikirkannya namun hati nyatanya tidak bisa berbohong . hatiku sedikit sakit. meskipun begitu aku harus berani bertemu Jin hyung untuk membicarakan sesuatu.

Jin hyung melihatku , dia berdiri disana menatapku cukup lama . aku berdiri dan menghampirinya dengan jantung yang tiba-tiba berdegup kencang . Jimin memegangiku karena dia takut aku tiba-tiba pingsan atau bagaimana (mungkin) aku bisa merasakan tangannya berada di pundakku.

"haii hyung... selamat siang" sapaku

" siang... kook "

" siapa dia ? " tanya perempuan tersebut

" aku adik Jin hyung , kami bersaudara hanya saja tidak tinggal serumah " jawabku dengan cepat

" aahhh... kenapa kamu tidak bilang kalau punya adik seimut ini ... sudah makan siang ? "

" hehe makasih , kebetulan aku sudah makan. oh iya , aku boleh pinjam Jin hyung sebentar ? ada yang mau aku bicarakan berdua "

" tentu saja boleh , kebetulan aku harus ketemu klien dekat sini ... aku titip jin hyung yaa "

" eh kamu mau kemana ? kita belum... "

" tidak apa-apa , lagipula kalian pasti ingin ngobrol sesuatu.. santai saja "

aku bisa melihat ada ketidaknyamanan di raut wajah Jin hyung , apa itu hanya perasaanku saja atau memang Jin hyung mulai tidak nyaman dengan keberadaanku .

" bagaimana kalo kita duduk disana ? " tanya Jin hyung

" baiklah "

kami berdua pun duduk di sudut caffe agar tidak terlalu berisik dan kita bisa mengobrol lebih tenang .

Your My World [ JINKOOK ] ENDWhere stories live. Discover now