33. PART OF ENDING

23 7 0
                                    

Malam ini, tetap di hari yang sama. Hanya selang beberapa menit saja dari paksaan Ririn yang mengajakku kembali ke desa. Aku bertemu seorang kakek tua yang dari awal Kami datang ke desa, Dia selalu tersenyum. Dia menghampiriku dan menepuk pundakku. Namun, saat itu Aku juga melihat Ririn dengan wajah yang takut entah kenapa. Dia seakan perlahan menjauh dariku yang kala itu sedang berdiri di depan kakek tua.

"Kamu jangan sungkan untuk tinggal di desa ini beberapa waktu ke depan. Semua akan baik-baik saja. Silahkan menikmati desa ini." ucap Kakek itu tersenyum padaku.

Belum sempat Aku menjawab, secara tiba-tiba saja, Ririn menarik tanganku dan langsung mengajakku pergi dari hadapan kakek itu. Aku tak sempat menanyakan alasannya kala itu juga. Namun, saat tiba di desa, Ririn dan Mbah langsung menyuruhku duduk dan mereka seperti membacakan beberapa ayat padaku. jujur Aku tak paham kenapa, tapi sepertinya bukan hal yang bagus.

"Mbah, ini teman Ririn dapat karma. Gimana Mbah?" ucap Ririn membicarakanku.

(raut wajah Mbah perlahan berubah cemas).

"Malam ini Kalian di satu rumah saja. Warga akan menjaga rumah itu." ucap Mbah lagi "sudah seharusnya Kalian tidak datang ke sini."

"itu pertanda apa yah Mbah?" tanyaku polos.

"Kalian selanjutnya."

"Kamu mungkin melihat Kakek tua tadi begitu bagus. tersenyum. wajahnya indah. Iya kan?" tanya Ririn padaku.

"iya. Kayaknya Dia baik Rin. Kenapa? Emang Gue salah ya ngeladenin Kakek itu?"

"Aku tak mau menjawab itu. tapi intinya. Sampai fajar tiba, jangan jauh dariku. Jika tidak, Kamu akan jadi Karma selanjutnya."

Jujur saat itu Aku sama sekali tidak paham apa yang terjadi dan apa yang mungkin akan terjadi padaku. ini kali pertamaku ke desa tangis. Dan kali pertamaku ini langsung dengan tanggung jawab yang besar.

Pukul 09.30 PM atau pukul setengah sepuluh malam, Aku dan Ririn di tempatkan di rumah yang sama. Entah apa alasannya, tapi, karena Aku tak tau harus apa, jadi Aku hanya bisa mengikuti perintah hingga fajar tiba.

Di dalam rumah itu, banyak sekali daun daun kecil dan lilin yang mengitari sekeliling rumah. dan di antara lilin tersebut, ada dua lilin dengan warna berbeda.

"hem.. Rin. Ini kok banyak lilin ya? Emang ada apa sih ama Gue? Orang Gue sehat gini kok."

"Aku mau ganti baju dulu. Nanti akan Aku ceritakan semuanya tentang desa ini dan apa itu karma." Ucap Ririn melangkah pergi.

"okelah. Gue mau ke kamar dulu tiduran. Pegel badan Gue."

"jangan sentuh lilin dan daun yang ada di sekeliling kamar. Patuhi perintahku."

Semakin malam, Aku merasa kalau tubuhku semakin dingin. Entah apa maksud dari ketakutan mereka, tapi sepertinya Aku mulai paham akan hal itu.

Ririn datang ke tempatku membawa dua gelas minuman berisi susu dan kopi. Sama persis dengan apa yang pernah di hidangkan Ayahnya kala itu. Aku tidak benar-benar tau maksud dari dua minuman ini yang di hidangkan terpisah. Terlebih lagi, saat Ririn membawakan minuman ini, ada beberapa daun yang di masukkan ke dalamnya.

"minum ini. setelah itu Aku akan menceritakan apa yang harus Aku ceritakan." Ucap Ririn.

Kamu tau? setelah Aku minum kedua air itu, tubuhku yang awalnya dingin seketika berubah sangat panas. Sangat banyak keringat keluar dari tubuhku. Jujur Aku cemas. berulang kali Aku bertanya pada Ririn akan hal itu. tapi ucapnya, biarkan saja hal itu berjalan dengan sendirinya.

Ririn perlahan duduk di sampingku, mengambil satu lilin dan menyalakannya. Lilin itu di tarohnya di atas meja kecil di depan Kami. Dan saat itulah Dia mulai menceritakan kisah tentang karma desa tangis.

TRY TO COME BACK HOME [END]Where stories live. Discover now