Hitam

14 4 0
                                    

Memutar bola matanya malas, melihat adegan dihadapan mereka. Bagaimana bisa melakukan seperti itu ditengah-tengah latihan?

Kembali ke sebelumnya, adegan ini berawal dari kejadian yang dilakukan secara tak sengaja. "Hora, hora! Hoshitani, ayo lakukan lagi."

Berlangsungnya itu, dan terjadilah sesuatu seperti sekarang. "Astaga kalian," tutur Ugawa dipojok sana sudah tidak ingin melihat kekacauan seperti ini lagi.

"Yosh, yosh. Ayo, kalian berdiri dan lanjutkan latihan yang sempat tertunda tadi," celetuk Toraishi menyela percakapan, walau hanya sebagai penengah.

Hoshitani dan yang lainnya berdiri kembali, menatap tajam Inumine tidak lupa. Karenanya semua hal itu terjadi begitu saja. "Apa ini ... tinta?"

Sebuah suara terdengar, membuat yang lain menatap ke arah dirinya. Mendekati pemilik suara tadi, melihat lagi apa yang ia tunjukan kepada mereka.

"Ee-eh? Kenapa kalian malah menatapku?" Yang tadinya memerhatikan Hoshitani yang bertanya sebelum itu, kini melirik ke arah Toraishi.

"Bukannya sewaktu istirahat, Toraishi membawa barang berisi tinta? Apa itu masih menempel pada tanganmu?" tanya Tatsumi disana, langsung diangguki oleh Sawatari.

"Benar juga, tadi aku bersama Tatsumi. Melihat Toraishi membawa barang dan salah satunya merupakan tinta. Lihatlah tangannya itu, masih membekas ya ...." Sawatari bergumam diakhir.

Ketika menyadari bahwa tangan Toraishi masih memiliki noda hitam disana, "Oh, kupikir sesuatu yang aneh?!" Hoshitani berbicara demikian dengan raut wajah merinding.

Nayuki disampingnya malah ikut berpikiran yang aneh-aneh karena hal tersebut. Padahal hanya sebuah noda hitam yang menempel.

"Kalian?! Akh, sudahlah."

Toraishi yang tidak terima tentang hal itu, dia bahkan belum memberikan jawaban teruntuk masalah itu.

Mulai menggerutu dengan nada tinggi, namun tak ingin basa-basi. "Aku hanya ingin mengisi sesuatu," katanya sangat pelan dengapelann wajahnya ikut memerah sedikit.

"Dia ingin mengisi kembali tinta pulpen miliknya," jelas Kuga, tentu saja diangguki oleh semua orang yang berada disana.

Walau terlihat Toraishi memijat pelipisnya lelah. "Wah~ kupikir Toraishi ingin mewarnai rambutnya," celetuk Hoshitani mulai mencairkan suasana dan mengundang tawa.

"Ya, tidak mungkin! Hoshitani, kenapa kau berpikiran seperti itu?" Toraishi menyeru, tapi kembali melunak dan bertanya balik.

"Ehm, karena warna rambutmu ada dua warna?" Dengan pose berpikir Hoshitani menjawabnya. Masih saja hal tersebut mengundang tawa.

End

COLORUARY! ZumiYu. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang