10.

121K 6.8K 1K
                                    

⚠️
agak gimana gitu part ini😌

Jam setengah sebelas malam, setelah selesai mendapat edukasi gratis dari Faro, Rayner masuk ke dalam apartemen dan tidak lupa untuk mengunci pintunya. Kaki panjangnya melangkah menuju kamar dengan raut sedih, karena ia baru sadar telah melakukan kebodohan, lagi.

Saat akan memasuki kamar, matanya melirik pintu kamar Rain terbuka. Ia pun melangkah menuju kamar gadis itu, tapi saat melewati ruang belajar, ia melihat Rain tertidur di sana.

Dengan langkah pelan, Rayner menuju meja belajar Rain yang di atasnya ada alat-alat tulis berwarna pink. Ada macbook rose gold yang terbuka dan menampilkan video pembelajaran di layarnya.

Rayner mengintip buku yang sedikit tertindih lengan Rain, ia membacanya lalu menggigit bibirnya agar tidak tertawa.

Rayner mengintip buku yang sedikit tertindih lengan Rain, ia membacanya lalu menggigit bibirnya agar tidak tertawa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gambar lo bagus, Rain." bisik Rayner. "Maafin gue. Nanti lo tau siapa Kessa." lanjutnya.

Rayner merapihkan meja belajar gadis itu, menutup layar macbook-nya, dan memfoto wajah tertidur Rain. Kemudian dengan perlahan ia memposisikan kepala Rain agar bersandar di dadanya, lalu mengangkat tubuh Rain dengan mudah.

Laki-laki itu membawa Rain ke kamarnya. Meletakkan tubuh Rain di sisi kanan kasur dan ia berbaring miring di sebelahnya. Gadis itu sedikit terusik dan bergumam pelan sebelum menyamankan diri di empuknya kasur Rayner.

"Cantik." bisik Rayner dengan jari yang mengelus ringan hidung Rain. Lalu ibu jarinya menekan lembut bibir kemerahan Rain. "Gue suka gemes ampe pengen cium bibir lo ini, kalo lo lagi ngoceh, Rain."

Rayner menahan beban tubuhnya di tangan kanan, ia mendekati wajah damai Rain. Bibirnya berhenti tepat dua sentimeter di atas bibir Rain. "Ga asik deh kalo lo bobo." gumamnya lalu memindahkan arah bibirnya ke pipi Rain dan mengecup ringan di sana.

"Semoga besok pagi lo ga nendang gue dari atas kasur."

Setelah mengatakan itu, Rayner merebahkan kembali tubuhnya dan memejamkan matanya. Berharap esok hari, ia tidak terbangun di atas lantai.

Jarum jam berputar, menuju angka dua belas, angka satu, dan seterusnya hingga kini menunjuk ke angka tujuh. Gadis dengan kulit sedikit kemerahan itu melenguh panjang dan meregangkan tubuhnya. Ia menghirup wangi kamarnya yang terasa berbeda.

"Wangi Rayner." gumamnya begitu sadar.

Mata Rain perlahan terbuka, ia terkejut saat mendapati ia tidur di kamar Rayner. Rain juga baru sadar ada tangan yang memeluknya dari belakang.

"Rayner?!"

"Hmm." gumam Rayner dengan serak.

"Kenapa, kenapa gue di sini?" Rain berusaha keluar dari pelukan Rayner, tapi laki-laki itu tidak mengizinkannya.

"Gue yang bawa. Ahh, bentar, Rain." Rayner mengerang ntah karena apa, tapi berhasil membuat Rain merinding mendengarnya.

Rayner menarik perut bawahnya agar semakin menempel pada tubuh cowok itu. Rain membulatkan matanya saat merasa sesuatu menekan pantatnya.

Rayner and RainWhere stories live. Discover now