1

5 1 0
                                    

       Selamat membaca yeorobun🌻

                                      •••

"Bantulah kerajaanku, Priscilla!" Ucap seorang pria yang wajahnya samar-samar tidak terlihat.
Kepalanya seakan pecah mendengar suara yang selalu berputar di kepala. Tangannya beralih memegangi kepalanya yang sakit, badannya merosot ke tanah yang berlapis tipis rumput-rumput.

Suara yang selalu mengusik pikirannya beralih membisikan kata-kata yang sama di telinganya, Priscilla semakin frustasi, tangan yang tadinya hanya sekedar memegangi kepala sekarang meremas rambutnya keras. Air tampungan kelopak matanya lolos begitu saja seiring dengan jeritan histeris yang keluar.

"Argghh! Hentikan semua ini! Hentikan! Aku sudah tidak kuat!"

Tangan dingin mengelus pangkal kepalanya lembut, sukses membuat Priscilla membeku, "Tenang, aku tidak akan berbuat macam-macam."

Wajahnya mendongak menatap orang yang bertangan dingin itu, seketika mukanya menegang melihat sosok pria yang berwajah sempit, lonjong dengan tulang pipi bersiku dan dagu yang runcing. Seolah takjub dengan wajah sempurna milik pria di hadapannya, sehingga membuat Priscilla mengamati dari dekat wajah itu.

"Butuh berapa uang untuk memiliki wajah seperti ini?" pertanyaan terlontar dari mulutnya begitu saja.

"A-aku tidak mengerti maksudmu," pria itu menjauhkan dan memalingkan wajahnya berupaya menghilangkan rasa gugup.

Dia menyeka cairan yang akan keluar dari dua lubang pernapasannya, "Maaf atas sikapku yang lancang dan terima kasih juga sudah menenangkan diriku," ucap Priscilla yang bernada sedikit bergetar.

Pria itu hanya mengangguk tanpa menerbitkan senyuman di bibirnya.

"Ahh ya, aku harus segera pulang. Selamat tinggal!"

Pria itu menahan tangan Priscilla yang akan segera pulang, "Bolehkah aku meminta bantuan?" tanyanya tanpa basa-basi.

"Silahkan!" jawab semangat dari Priscilla yang membuat pria itu tersenyum tipis.

"Bisakah kau membantu kerajaanku yang sedang di ambang kehancuran?"

Matanya melebar, "Ke-Kerajaan mana yang kau maksud?"

"Kerajaan kupu-kupu, yang ada di dalam hutan sana!" Jari nya menunjuk ke arah hutan kematian yang ada di perbatasan dunia manusia dan dimensi lain.

Matanya terbelalak kaget, "Kau sepertinya sedang bercanda. Lagi pula itu mustahil, siapapun yang berani masuk ke sana mereka akan terjebak dan mati."

"Aku tidak sedang bercanda!" Pria itu menaikan nada bicaranya, membuat Priscilla bungkam.

Hening. Mereka berdua sibuk dengan pikirannya masing-masing, sehingga pria bersurai hitam pekat itu membuka suaranya, "Bisakah kau mempercayaiku dan membantuku?" tanyanya memastikan.

"Tapi aku tidak bi—" ucapannya terpotong oleh amarah yang keluar dari pria itu.

"Mengapa tidak bisa? Apakah kau tidak punya hati nurani?!" Seketika, aura yang tadinya lembut menjadi pekat dan menusuk, matanya pun berubah menjadi merah menyala seperti siap menerkam mangsa yang berusaha mengelak.

Priscilla membeku melihat perubahan dari pria itu, kakinya bergetar tak karuan. Di balik celananya, aroma cairan yang tak kalah menusuk itu tercium oleh indra penciuman pria yang sedang menatap tajam ke arah Priscilla.

Priscilla yang menyadari kain celananya basah akibat keluarnya air dari kantung kemih, segera kedua tangannya menutupi celana yang sudah setengah basah itu. Wajahnya memerah menahan rasa malu yang mengguncah di benaknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Kingdom Of ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang