7 : Berjuang Untuk Sembuh🐯🦁

623 85 53
                                    

Hari ini Jaeyan dan Yoshi pergi ke rumah sakit. Sesampainya dirumah sakit, Jaeyan langsung diperiksa oleh dokter. Sementara Yoshi menunggu dengan cemas berharap kondisi adiknya baik-baik saja.

Lama menunggu hingga akhirnya dokter yang menangani Jaeyan keluar dan mempersilahkan Yoshi untuk keruangannya.

"Dok, gimana kondisi adik saya? Gak ada yang serius kan dok?" Tanya Yoshi penuh kekhawatiran

"Dari hasil pemeriksaan, leukemia yang diderita adik anda semakin parah. Jika tidak segera ditangani, bisa membawa dampak yang buruk bagi dirinya" terang dokter itu. Seketika tubuh Yoshi lemas mendengar penuturan dokter itu.

"T-tapi masih bisa disembuhkan kan dok?"

"Jalan satu-satunya adalah dengan melakukan kemoterapi untuk menekan penyebaran sel kanker didalam darahnya"

"Jika dia bersedia, kita bisa melakukannya hari ini"

"Baik dok, lakukan yang terbaik untuk adik saya"

"Akan kami usahakan"

Setelah keluar dari ruangan dokter tadi, Yoshi langsung menemui Jaeyan untuk memberitahukan pasal kemoterapi yang akan dilakukannya.

"Kak, dokter bilang apa? Gak ada yang serius kan?" Tanya Jaeyan. Yoshi tersenyum pada sang adik dan merangkulnya.

"Penyakit kamu semakin parah. Kamu mau kan jalanin kemoterapi untuk melawan penyakit kamu" kata Yoshi dengan suara yang sedikit bergetar. Sementara Jaeyan tak percaya dengan yang diucapkan kakaknya.

"K-kemoterapi?". Yoshi mengangguk

"Kamu mau kan"

"Tapi kak-"

"Demi kakak"

Jaeyan tampak menghela nafas.

"Iya kak, Jae mau kemoterapi. Demi kakak"

Yoshi memeluk Jaeyan erat seakan tak ingin melepas  walau hanya sebentar.

"Sekarang kamu siap-siap ya, sebentar lagi kemo nya dimulai".
Jaeyan hanya mengangguk mengiyakan perkataan kakaknya.

✨✨✨


Seperti yang dikatakan Yoshi, kini Jaeyan sedang menjalani kemoterapi nya. Ia meminta agar Yoshi menemaninya selama kemo berlangsung dan Yoshi menuruti keinginannya. Ia tak ingin sang adik merasakan sakitnya sendirian. Yoshi juga ingin terus menemani Jaeyan melakukan pengobatan untuk menyembuhkan penyakitnya.

Saat dokter memasukkan obat, maka disitu lah penderitaan Jaeyan bertambah. Erangan yang keluar dari mulutnya mampu membuat siapapun merasa kasihan padanya.

"Akhh"

Setiap erangan yang Jaeyan keluarkan mampu membuat hati Yoshi tergores sakit. Yoshi sudah tak mampu menahan tangisannya. Air matanya terus mengalir melihat adik yang sangat ia sayangi sedang menderita dihadapannya.

"Kak sa...kit banget hiks. Jae gak kuat"

"Kamu yang sabar ya dek, ini demi kesembuhan kamu" kata Yoshi dengan suara yang bergetar menahan tangis

Tidak, ia tak boleh terlihat lemah saat ini. Ia harus bisa menenangkan adiknya. Jika ia menangis, berarti sama saja membuat adiknya terluka karena Jaeyan benci melihat Yoshi menangis karena dirinya. Yoshi dapat merasakan sakit yang diterima adiknya sebab tangannya yang dicengkeram kuat oleh Jaeyan. Ya, sejak tadi tangan Yoshi digenggam kuat oleh Jaeyan saat suntikan itu terus menyakitinya dan sakit yg dirasakan nya tak mampu ditahan. Tapi sakit yang Yoshi rasakan tak sebanding dengan rasa sakit yang diterima adiknya.

Melihat Jaeyan yang terus mengerang serta air mata dan keringat yang membanjiri tubuh Jaeyan, mampu membuat Yoshi semakin rapuh. Mengapa nasib buruk selalu datang pada adiknya. Tapi Yoshi sadar ini adalah takdir bagi Jaeyan yang tak bisa terelakkan olehnya.

Saat ini yang dapat Yoshi lakukan hanyalah berdoa agar adiknya segera sembuh. Ia juga berharap setelah ini tak ada lagi pesakitan yang diberikan orang tuanya kepada sang adik.

✨✨✨


Jaeyan sudah dipindah keruang rawat. Saat ini, Yoshi sedang menunggu adiknya yang tak kunjung siuman. Ia tak ingin saat sang adik bangun dan membutuhkan sesuatu ia tak ada disana. Yoshi memandangi wajah damai Jaeyan, wajahnya tak seperti biasanya yang selalu merona kini yang terlihat hanya pucat dan bibirnya yang kering.

Yoshi menggenggam tangan Jaeyan yang terlepas dari selang infus. Rasa dingin langsung menyambut indra peraba nya saat memegang tangan adiknya. Dan satu hal yang terus Yoshi lakukan yaitu terus memandangi wajah sang adik.

Tak lama tangannya mulai bergerak keningnya berkerut dan keringat dingin langsung membanjiri tubuhnya. Tanpa aba-aba Jaeyan  langsung menyibak selimutnya menarik tiang infus dan berlari kekamar mandi.

Rasa mual yang menyebabkannya tergesa-gesa. Rasanya ingin mengeluarkan seluruh isi perut. Yoshi dengan sigap menghampiri sang adik memijat tengkuknya agar memudahkannya mengelurkan seluruh yang membuatnya mual.  Setelah selesai Yoshi membopong tubuh Jaeyan dan segera memanggil dokter.

"Sepertinya kemoterapi nya berhasil" kata dokter itu seraya tersenyum

"Terima kasih dok sudah mengerahkan usahanya untuk menyembuhkan adik saya"

"Sudah menjadi tugas kami untuk berusaha menyembuhkan pasien tapi kesembuhannya hanya Tuhan yang dapat mengaturnya"

TBC ♥️







Hai

Maaf ya lama gk up soalnya gak ada ide. Terus pas ada ide lagi males, lah udah ada ide trus udh gk mager lagi eh gak ada waktu.

Maaf ya kalau ada typo. Kurang memuaskan ya? Ia aku juga mikirnya gitu soalnya aku blm sehebat author lain. Aku tau alurnya monoton tapi jangan bosen bosen ya baca cerita aku. Aku juga lagi usaha memperbaikinya.

Komen dong, komen kalian itu adalah semangat untuk aku dan juga author yang lain. Aku suka baca komen kalian jadi yok komen yang banyak.

Akhirnya dobby sama Wawan sembuh dari covid dan bentar lagi mereka bakalan anivv💙 yeyy

Dalah makasih ya kalian dah mau dengerin bacotan aku.

Ada yang mau bilang sesuatu untuk Jaeyan gak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang mau bilang sesuatu untuk Jaeyan gak. Yok semangatin dia biar sembuh.

See you next chapter 👋

Yang Ku Butuhkan Adalah Kasih Sayang√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang