Just Kill Him

727 142 24
                                    

*Dor! dor!

Wanita yang datang bersama dengan bawahannya menembahkan peluru ke arah perut 2 orang pria.

*Buak!!

Seorang pria lainnya ditendang hingga tersungkur di tahan.

"A-ampuni aku Myoi-sama, aku berjanji akan membayar hutang hutangku." Orang itu langsung memohon dibawah kaki wanita didepannya.

"Shitoru-san.." Wanita itu menginjakkan sebelah kakinya di atas kepala pria itu.

"Aku tidak bertanya mengenai uangku. Aku hanya ingin tau mengapa kau melaporkanku kepada polisi?" Tanya wanita itu dengan suara lembut yang membuat pria itu bergidik ngeri.

"A-aku bersumpah bukan aku yang melaporkanmu Mina-san!! Aku tidak akan berani melawanmu!!" Pria itu kembali memohon.

"Mina-san?" Tanya Mina.

*Deg!

Seketika pria itu langsung membeku karena menyadari bahwa dirinya baru saja menyebut nama yang seharusnya tak ia sebut.

"Mina-san?" Tanya Mina lagi.

"M-maafkan aku!! Maksudku Myoi-sama! K-kumohon maafkan aku! maafkan aku!!" Pria itu menciumi kaki Mina sambil memohon ampun.

*Buak!

Tanpa ragu Mina langsung menendang kepala pria itu hingga pingsan.

"Menjijikan." Mina membalikan tubuhnya sambil memakai kembali kacamata hitamnya.

Wanita itu berjalan diikuti oleh pasukan pria berbadan besar yang mana adalah bawahannya.

"Berapa banyak hutangnya padaku?" Tanya Mina.

"Sekitar 6 juta yen, Myoi-sama." Jawab bawahannya.

"Lalu dengan apa dia akan mengembalikan uangku?" Tanya Mina.

"Dia punya sebuah pabrik peluru di kawasan distrik industri, nyonya." Jawab bawahannya.

"Hmm.. menarik.." Mina menghentikan langkahnya.

"Aku menginginkannya." Ucap Mina sebelum menaiki mobil.

"Lalu apa yang anda ingin lakukan kepadanya?" Tanya bawahannya.

"Setelah pabrik itu menjadi milikku, bunuh saja dia." Ucap Mina.

"Haii." Angguk bawahnya.

Mina menutup pintu mobilnya.

"Aku ingin minum kopi yang enak. Bawa aku ke cafe dekat sini." Perintah Mina.

"Haii, Myoi-sama." Supirnya membawa Mina pergi dari tempat itu.

Mobil sedan hitamnya menyusuri jalanan tokyo pagi itu. Mobil yang dinaiki Mina pun diikuti 2 mobil lain di belakangnya. Supirnya perlahan menepikan mobil yang mereka naiki disebuah toko roti kecil di pinggir jalan.

"Aku bilang cafe, bukan toko roti." Ucap Mina.

"Maafkan saya, Myoi-sama. Tapi ini adalah tempat yang memiliki kopi paling enak di Tokyo. Tidak banyak yang mengetahui tempat ini, padahal roti dan kopinya sangat sangat enak." Ucap sang supir.

"Aku bilang cafe, bukan toko roti." Seakan enggan mendengarkan penjelasan bawahannya itu, Mina kembali mengulang kata katanya.

"A-ah baiklah Myoi-sama, saya akan membawa anda ke tempat lain." Ucap supirnya itu sambil kembali memakai sabuk pengamannya.

Mina yang malas pun menoleh keluar jendela dan menatap ke arah toko roti yang dapat terlihat dari luar. Tatapannya terkunci pada suatu objek yang membuat dirinya tertarik.

I Am The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang