[1] Dendam Masa Lalu

5.3K 469 19
                                    

Matanya terpejam rapat dengan hembusan nafas berat. Gadis berumur 24 tahun itu kini membiarkan terik matahari membakar kulit putihnya. Ia menunduk, jari lentiknya kini membelai lembut batu nisan putih yang sudah usang itu. Matanya menatap sendu dari balik kaca mata hitam yang kini bertengger. Sudah dua puluh tahun berlalu, ia menyimpan rasa sakit yang amat pedih. Bertahun-tahun hidup menjadi yatim piatu, merasakan kesendirian dan penderitaan, tumbuh menjadi wanita cantik dengan gurat kesedihan yang disembunyikan.

Hari ini genap dua puluh tahun kematian orang tuanya atas dasar dibunuh. Hari yang menjadi alarm kesedihan baginya. Shaela Waffa Ghazala, kejadian menyakitkan itu juga membuatnya hidup dengan dendam, dendam yang akan ia balaskan.

Mungkin, jika mereka masih hidup, Dia akan bahagia. Mendapat kasih sayang dan semangat dari orang tua. Disiapkan makan setiap pagi, disambut dengan senyuman, ada yang jaga ketika sakit, ada yang bangga ketika dia berprestasi. Shaela menelan salivanya susah payah. Semua itu hanya jadi angan sejak dua puluh tahun lalu.

"Kita hampir sampai," ucapnya nyaris berbisik. Ya, sebentar lagi, dendamnya terbalaskan. Setelah berhasil memasuki PT ARDEAN ATRA GROUP dan mengambil hati Argieno Gavin Kendrick, yang merupakan CO terkenal perusahaan itu yang tak lain putra dari Pemilik Ardean Atra Group, dia berjanji akan menghancurkan mereka.

"Ma, Pa. Kami akan menikah. Aku akan balas dendam kalian. Mereka akan jatuh di tanganku." Argieno melamarnya kemarin malam. Tentu saja dia menerima, satu rencananya berjalan lancar. Setelah menjadi istri sah Argieno dan mengendalikan laki-laki itu, ia akan merebut semuanya.

"Sebentar lagi semuanya akan aku punya. Kecuali-" Shaela menghela nafas. Kecuali orang tuanya tentu saja. Mereka tidak bisa balik walau dendamnya terbalaskan. "Shaela janji akan bahagia setelah ini."

Shaela bangkit setelah selesai, kerudung hitam yang menutupi sebagian kepalanya kini dirapikannya sejenak. Bertepatan dengan itu getaran ponsel membuatnya membuka sling bag hitamnya. Tatapan dingin tampak begitu dilihatnya nama penelpon.

Argieno

Argieno Gavin Kendrick. Laki-laki tampan penuh wibawa. Bertubuh tinggi tegap dengan kulit putih. Memiliki rupa tampan. Alis bergaris lurus tebal, hidung mancung, bibir tipis berwarna pink alami menandakan dia tidak pernah menyentuh rokok, jambang tipis dan tatapan yang teduh. Menjabat sebagai CEO, anak seorang pemilik PT ARDEAN ATRA GROUP. Laki-laki rendah hati dan bijak yang sebentar lagi resmi menjadi suaminya.

Sebelum mengangkat panggilan tersebut, Shaela berdehem dan menetralkan ekspresinya menjadi setenang dengan suara lembut dan semanis mungkin, kepura-puraan yang selalu ia dilakukan dalam rasa bencinya. "Iya, Ar?"

"Assalamualaikum?"

"Oh ya, Wa'alaikumsalam," balasnya kikuk.

"Sudah selesai, Sha? Aku sudah sampai di depan."

Shaela sontak mengangkat kepalanya. Ada sebuah mobil Jaguar F berwarna silver yang kini berhenti di depan pemakaman. "Hm. Aku ke sana sekarang." Menutup telepon dan menatap sejenak pemakaman kedua orang tuanya, kaki jenjangnya kini beranjak keluar pemakaman.

Sebuah senyuman dan tatapan lembut menyambutnya begitu sampai di depan mobil itu. Shaela juga melempar senyum tak kalah manis. Lalu berdiri dihadapan Argieno yang lengkap dengan jas kebanggannya.

"Cantik banget sih pakai kerudung," Argieno menatapnya lekat-lekat. Kedua alis Shaela tertaut heran, ia kemudian melepas kerudungnya dan hanya tertawa kecil sebagai respon. "Eh, kenapa dilepas?"

Skenario Pernikahan CEO Licik (Salah Akad)Where stories live. Discover now