The Chaebol's

1.6K 140 1
                                    

Namaku Renjun.

Huang Renjun, anak tunggal dari Huang Chanyeol komisaris tertinggi Huang Corporation, salah satu Kerajaan Bisnis terbesar di Daratan China.

Aku adalah pewaris tunggal dari seluruh harta kekayaan yang sudah turun temurun ini. Semua yang kuinginkan selalu ada digenggamanku, bahkan tanpa ku inginkan pun orang-orang disekelilingku melayaniku dengan istimewa.

Mobil, rumah, tanah, fasilitas, liburan, kesenangan semua yang orang kaya pada umumnya miliki, otomatis kumiliki juga. Tapi, aku tidak sombong dengan semua itu. Aku tidak bangga kok, sumpah.


"Injunieeee!! Kau akan terlambat menghadiri jamuan makan siangnya kalau kau terus mengobrol dengan lemari bajumu,"


Ups! Aku melupakan dia.

Dia adalah pewaris pertama Huang Corporation. Namanya Huang Xuxi atau dia biasa memanggil dirinya dengan sebutan Lucas, dia adalah kakak laki-lakiku yang paling menyebalkan sedunia. Sok tampan dan narsisnya overdosis-yaa dia memang tampan sih.


"Sudah duluan saja. Lagi pula kau akan tetap meninggalkanku walaupun aku turun sekarang."

Ku dengar ia berdecak kesal. Lalu pergi dengan gaya coolnya. Jadi, lupakan tentang aku yang seorang pewaris tunggal kalau batang hidungnya masih bisa kulihat dengan jelas.

Pernah berpikir untuk mendepaknya jauh-jauh dari kehidupanku, tapi rasanya sangat sulit karena dia berkuasa juga atas diriku. Menyebalkan sekali bukan?

"Tuan Muda, selamat datang! Apa kabarmu?" mereka berbaris setiap aku memasuki kantor ini.

Tidak berlebihan bukan? Sampai mereka memanggilku dengan embel-embel 'Tuan Muda' bahkan itu adalah inisiatif mereka sendiri, tanpa kuminta.

Padahal kalau boleh memilih, aku lebih suka dipanggil 'Injunie' atau 'Renjun' saja, aku akan semakin imut saja bukan?

"Kabarku baik. Selamat bekerja kalian semu-"

BRUUK!

"TUAN MUDA!!"

Mereka berteriak bersamaan lalu mengelilingiku berebut untuk membantuku bangun.

Err.. kurasa sifat cerobohku semakin hari semakin tak pernah berubah.

"Aku bisa bangun sendiri,"

Aku mencoba merapihkan rambut dan jas semi formal yang kukenakan yang sedikit berantakan akibat insiden kecil barusan. Aku harus tetap bersikap percaya diri walaupun jatuh itu sangat menyakitkan.

Untung saja karena seringnya terjatuh aku jadi agak kebal dari rasa sakitnya. Lebih bagusnya lagi tidak sampai cedera.

Aku tidak pernah melewatkan kebiasaanku saat masuk ke kantor ini, kalau tidak jatuh tersandung kaki sendiri ya-terpeleset.

Untung saja seluruh karyawan disini sudah memakluminya. Jadi, aku tidak perlu terlalu malu walau tetap saja rasa malu itu ada.

"Maaf aku terlambat. Tadi aku-"

"Terpeleset? Tersandung? Atau kali ini apalagi?"

Chaebol Prince(ss)  [JAEMREN]Onde histórias criam vida. Descubra agora