1.2

1.6K 213 12
                                    


Merasa kehabisan oksigen untuk bernapas, Utahime tidak bisa merasa simpatik sama sekali pada suara Gojo yang terdengar sangat lemah dan malah mencoba menendangnya.

"L-Lepaskan aku, tolol!"

Gojo segera melonggarkan cengkeramannya dan sebelum Utahime bisa pingsan, pria itu menangkapnya dan menyandarkannya ke tubuhnya sendiri untuk menopangnya.

Utahime merasakan lengan Gojo melingkari bahunya, menahannya tetap di pelukan pria itu disaat dia memegang tenggorokannya yang luka karena tindakan Gojo tadi dan mulai terbatuk. Dia selalu tahu bahwa Gojo kemungkinan besar bisa mencegkram lehernya dengan tangannya yang sangat besar, tetapi tidak pernah dalam mimpi terliarnya dia berpikir bahwa dia akan mengalaminya.

Tangan Gojo mulai mengelus punggungnya dengan menenangkan sementara pria itu menariknya lebih dekat ke arahnya. Utahime sendiri tetap diam dan mencoba untuk mendapatkan kembali pijakannya.

Beberapa detik kemudian, dia meninju dada Gojo dengan keras dan mulai berbicara. Suaranya sedikit serak setelah tindakan kasar yang dialaminya.

"Apa-apaan itu, Gojo bodoh?! Apakah kamu buta?!"

"...maaf." Gojo bergumam.

"Kau lebih baik meminta maaf sepenuh hati! Kau selalu mengatakan Six-eye milikmu membuatmu bisa melihat semua dengan pasti, tapi jelas itu tidak sehebat yang kau katakan karena kau bahkan tidak bisa mengatakan bahwa ini aku yang ada didepanmu !", Utahime terus berbicara dengan terengah-engah.

Dia mengelus lehernya dengan hati-hati. Tidak mungkin dia tidak akan mendapatkan memar disana. Sial. Dia harus pergi jauh-jauh ke Tokyo untuk disembuhkan oleh Shoko atau dia harus memakai syal untuk menyembunyikannya setelah ini. Tidak mungkin dia bisa menjelaskan ini kepada murid-muridnya tanpa membuat mereka marah besar.

"...maaf," gumam Gojo lagi. Gerakan tangannya di punggung Utahime tidak pernah berhenti.

Utahime menatapnya dengan curiga. "Apa ada masalah?"

Raut wajah Gojo yang sekarang tidak pernah dilihatnya sebelumnya. Pria itu masih terlihat sangat terkejut, matanya melebar dan wajahnya sangat pucat.

Kemarahan yang dirasakan Utahime memudar dan kekhawatiran segera menggantikannya. Tanpa pikir panjang, Utahime mengulurkan tangan untuk meletakkan tangannya di pipi Gojo.

"Apakah kamu baik-baik saja? Apakah sesuatu terjadi?"

Gojo tidak menjawab pada awalnya, tetapi saat dia merasakan kehangatan tangan wanita itu di wajahnya, dia menutup matanya dan memiringkan kepalanya agar lebih dekat pada sentuhan itu.

Utahime mengerjap, benar-benar bingung dengan perilaku pria itu sebelum pipinya berubah menjadi merah padam ketika Gojo menyentuhkan bibirnya ke telapak tangannya dan mencium tangannya.

Dan kemudian Gojo akhirnya berbicara. Kata-kata pria itu langsung menerpa kulitnya saking dekatnya mereka sementara tangannya tetap kuat memeluk punggung bawah Utahime, mencegahnya menjauh sementara tangannya yang lain bergerak menuju perutnya.

"Semuanya baik-baik saja sekarang, Utahime"

Merasa bingung dengan perilaku Gojo, Utahime membuka mulutnya untuk berbicara, tetapi dia langsung mendapati suaranya gagal keluar karena rasa sakit yang tiba-tiba di dalam dirinya. Lututnya langsung tertekuk sementara tangannya turun dari wajahnya dan mencengkeram lengan Gojo dengan dengan sangat erat. Jeritannya bergema di seluruh lapangan dan disaat dia memaksa dirinya untuk menatap Gojo, teror dan kebingungan terlihat jelas di mata biru pria itu. Ketika mata Gojo balas menatapnya, Utahime bisa melihat rasa sakit sekaligus tekad yang kuat disana.

"G-Gojo," dia tersedak, tidak bisa bernapas karena betapa panasnya tubuhnya.

Apa yang terjadi? Energi terkutuknya keluar tiba-tiba, rasanya seperti kekuatannya sendiri terkuras. Tidak... energi terkutuknya sedang disegel!

Energi terkutuknya ditarik secara paksa ke tengah tubuhnya, dipadatkan menjadi bola energi yang rapat sebelum dibungkus dan diikatkan ke energi terkutuk Gojo sendiri?!

Kaki Utahime menyerah dan satu-satunya alasan mengapa dia tidak pingsan adalah karena bagaimana Gojo menariknya ke dalam pelukannya, memeluknya erat-erat disaat Utahime terus berteriak di dadanya. Pria itu bergumam dengan nada meyakinkan untuk menghiburnya tetapi tidak pernah berhenti menguras energinya, tidak pernah meminta maaf.

"Hampir selesai, Utahime."

Energi terkutuknya menyala terang untuk terakhir kalinya, seperti mencari kebebasan, sebelum segel terakhir secara paksa memadamkan cahaya itu dan mengikatnya secara permanen ke energi terkutuk Gojo.

Mata Utahime melebar sebelum dia merosot sepenuhnya ke dalam pelukan Gojo, merasa seolah-olah dia telah benar-benar kehabisan tenaga. Dan mungkin memang begitu? Mengingat dia tidak bisa lagi merasakan denyut energi terkutuknya. Hanya ada denyut nadi lemah energi yang sesekali berkedip... sebelum langsung dipadamkan.

Terlalu lemah untuk berbicara, dia terengah-engah sambil mengandalkan Gojo untuk membuatnya tetap berdiri.

Dia merasakan Gojou menyandarkan pipinya ke kepalanya. Tangan pria itu dengan kuat menekan punggung bawahnya untuk membuatnya tetap stabil dan bersandar padanya. Ketika Gojo berbicara, suaranya sangat lembut, tetapi mengirimkan getaran ketakutan di dalam diri Utahime karena kata-kata itu sendiri terdengar begitu protektif.

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi, Utahime. Tidak kali ini."

"G... Gojo," dia berbicara serak, tenggorokannya sakit karena teriakannya beberapa detik yang lalu.

Gojo tersenyum. "Semuanya akan baik-baik saja kali ini. Aku akan memastikannya."

"Gojo!"

Utahime samar-samar mendengar suara Geto dan kebingungannya berlipat ganda.

Mengapa Geto memanggil Gojo?

Sejak pengkhianatannya, mereka tidak pernah bersama satu sama lain kecuali saat Gojo menggagalkan salah satu rencana Geto.

Tidak ada yang masuk akal lagi disini...

Gojo memegang Utahime dengan protektif dan langsung menggendongnya dalam pelukannya ketika dia menyadari Utahime pingsan. Dia sudah menduga hal ini akan terjadi setelah teknik mengikat yang dia paksakan pada wanita itu. Dia tidak lupa betapa lemahnya Utahime. Dia tidak pernah lupa dan tidak pernah bisa melepaskan kebenciannya terhadap dewan karena mengirim seseorang seperti Utahime dalam misi berisiko tinggi.

Mengirimnya seperti anak domba yang dikirim ke rumah jagal.

Tapi itu tidak masalah sekarang. Dia tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi, tetapi yang penting Utahime telah kembali kepadanya dan dia tidak akan membuat kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Saat dia telah memastikan bahwa Utahime ini nyata dan bukan tipuan yang dikeluarkan oleh roh terkutuk, dia secara paksa mengikat energi terkutuk wanita itu ke miliknya sehingga energi itu bisa berada di bawah kendalinya. Setelah ini, dia akan selalu tahu di mana Utahime berada dan wanita itu tidak akan bisa kabur terlalu jauh darinya tanpa izinnya.

Kali ini, dia akan menjaganya tetap aman.

"Gojo," Geto mengulangi untuk kedua kalinya saat dia berhenti di depannya. Matanya terbelalak saat melihat... Utahime?!... di pelukan Gojo.

"Apa-apaan ini ? Apa yang terjadi disini ?"


TBC or not ?

Silahkan Vote jika ingin dilanjut

Kesempatan Kedua // GojoHimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang