Lazy Friday Morning

25 2 0
                                    

Henri: Luxembourg
João: Portugal
Human AU
---------------------------

Matahari baru akan terbit tetapi dua manik hijau terbuka pelan memproses pikirannya. Terbangun dari tidurnya, sang pemilik mata indah itu menyadari kehangatan yang melingkupi tubuhnya bukan hanya dari selimut yang menutupi tubuhnya tetapi juga dua tangan yang memeluk dirinya bagaikan ketakutan jika dia akan pergi. Henri memutar sedikit wajahnya untuk melihat ujung wajah pasangannya yang terlihat damai dalam tidurnya. Senyum lembut terukir diwajah pagi harinya dan dia tidak bisa menolak keinginan tangannya untuk memainkan jari-jari besar João yang menangkap telapak tangannya dengan sempurna.

Sentuhan itu ternyata membangunkan sang pemeluk, João mengedipkan matanya dan menguap. Kedua kaki dan tangannya tetap melekat pada tubuh Henri, mendekapnya dari belakang dengan penuh mesra.

"Bom dia amor," sapa João sembari mengecup malas bahu Henri. Jelas dari suaranya dia belum setengahnya bangun. Dia melirik sekilas jam yang berada di atas stand lampu samping ranjang mereka. Angka merah LED menunjukkan pukul 05.23, masih pagi sekali untuk standar waktu João. "Pagi sekali kamu sudah bangun, apa mimpi buruk menakutimu?"

"Gudde Moien liebling," balas sapa Henri seraya berbalik menghadap suaminya. João kembali mendekapnya dengan erat setelah Henri menemukan posisi nyaman. "Dan aku tidak bermimpi buruk, aku hanya terbangun lebih pagi saja. Aku berpikir untuk mengawali pagi sekarang karena aku sudah bangun,"

Wajah João menunjukkan pertanda sedih. Meski dalam keadaan gelap Henri masih bisa melihat wajah pria Portugis itu. "Bisakah kamu tetap disini lima menit saja por favor? Aku belum puas memelukmu,"

Henri melirik ke arah jam alarm, masih ada cukup waktu sebelum dia harus bersiap berangkat kerja. Dan dengan konsiderasi singkat Henri memutuskan untuk menenggelamkan wajahnya di dada João,"Baiklah, Teddy bear besar. Lima menit saja, kamu beruntung aku suka memelukmu,"

João mengecup samping kepala suaminya dan berbisik,"Aku memang pria yang paling beruntung di dunia. Menikahimu adalah keberuntungan yang paling berharga bagiku,"

"Mhmm..." Balas Henri seadanya. Kenyamanan dan kehangatan membuatnya kembali mengantuk. Suara detakan jantung João dan tangannya yang membelai punggungnya seperti sebuah permintaan untuk kembali tidur. Sepertinya João sendiri sudah mulai kembali terlelap, belaiannya kian melambat. Baiklah.. mungkin dua puluh menit lagi untuk tertidur sebentar. Lagipula tidak ada yang lebih baik daripada berpelukan dengan orang yang paling dikasihi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 03, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Something Sweet Or Something Bitter Or Even MoreWhere stories live. Discover now