Part 9

2.6K 187 6
                                    

Pagi hari tiba...

Setelah kejadian kemarin malam yang menyebabkan Taeyong ketakutan, tapi kini sudah tidak... Sungguh Jaehyun semalam sampai tidak tidur, dirinya hanya fokus agar pacarnya tidak takut lagi.

Pintu kamar Taeyong dibuka dan memperlihatkan Jaehyun dengan nampan berisi makanan ditangannya.

Dengan perlahan Jaehyun meletakkan nampan itu dimeja dan mengelus pipi Taeyong. "Sayang bangunlah, siang akan datang".

"Jaehyun, haus". Taeyong bangun tapi matanya masih terpejam, Jaehyun terkekeh melihatnya dan mengambilkan Taeyong air.

"Ini minumlah setelahnya makan dulu baru mandi". Taeyong mengangguk lalu memakan sarapan yang dibuat Jaehyun.

"Enak, apa kau yang membuatnya". Jaehyun mengangguk lalu menatap Taeyong dalam.

"Sudah tidak takut? Apa semalam tidurmu nyenyak?". Pertanyaan itu membuat Taeyong berhenti makan.

"Ya, aku tidak takut lagi... Aku kuat karenamu, memilikimu, dicintai olehmu dan bahagia denganmu itu adalah kekuatanku". Jaehyun tersenyum lalu duduk disamping Taeyong.

"Sudah jangan menangis, pacarku kuat". Ujar Jaehyun lembut membuat Taeyong kembali menaruh makanannya dimeja lalu memeluk Jaehyun erat.

"Terima kasih, kau benar-benar mencintaiku dan menerima kekuranganku". Taeyong tidak tahan, air matanya turun begitu saja.

"Terima kasih, kau menjagaku semalaman". Lirih Taeyong sambil memejamkan matanya.

"Sungguh hatiku rasa sepi, bagai malam tanpa rembulan, tiada bintang menemaniku, gelap dan dingin menyiksaku". Ujar Taeyong.

"Aku berharap adakah seseorang disana yang akan menemani hidupku, yang benar-benar mencintaiku, menerima kekuranganku". Sambungnya lalu melepas pelukannya.

"Harus merindukan siapa, kekasih pun aku tak punya... ku ingin seperti lainnya, hidup bahagia penuh cinta, bila tak datang kepadaku seorang yang mencintaiku, sudah cukup terlalu lama sepi di kesendirianku". Jaehyun yang mendengarnya langsung melumat bibir Taeyong.

Taeyong menangis dalam ciuman mereka dan tangannya bergantung manja pada leher Jaehyun dan memperdalam lumatan mereka.

Jaehyun melepas tautan bibir mereka dan mengusap air mata Taeyong. "Sudah heum? Jangan seperti itu lagi sekarang kau memilikiku, kau ingin seperti orang lain yang menghabiskan hari dan waktunya dengan penuh cinta? Maka kita akan seperti itu juga sudah jangan menangis lagi... Cepat habiskan sarapanmu dan mandi atau aku akan menelfon ibumu".

Taeyong tertawa pelan dan mengangguk lemah. "Baiklah Sayang-Ku".

"Ibumu menyuruhku untuk pergi ke sawah, katanya mencabut padi yang sudah kering". Ucap Jaehyun sambil melihat Taeyong yang kembali memakan sarapannya.

"Sawah!!! Aku ikut aku mau main lumpur disana, setahuku hujan kemarin membuat sawah menjadi becek, ah pasti seru". Jaehyun tertawa mendengarnya.

"Baiklah, tapi ingat kata-kataku oke". Taeyong mengangguk lucu dan menghabiskan sarapannya.

"Aku akan menyiapkan sepatu dan topi agar kau tidak kepanasan". Ucap Jaehyun lalu meninggalkan Taeyong.

"Cintaku, Jung Jaehyun aku mencintaimu". Ujar Taeyong pelan setalah menghabiskan sarapannya lalu pergi ke kamar mandi.

Skip

Kini Taeyong sudah siap dengan baju hitam kebesarannya dan celana pendek, ia pergi keluar menghampiri Jaehyun yang sudah siap sambil meminum secangkir teh.

"Jaehyun". Panggil Taeyong membuat Jaehyun langsung menatap pacarnya dari atas sampai bawah.

"Apa-apaan ini, kita mau membuang padi yang kering disawah bukan bersantai disana Taeyong, nanti kakimu hitam memakai celana yang seperti CD, cepat ganti". Taeyong mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan Jaehyun.

Cinta Anak Kost [[Jaeyong]] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang