1 ; First meet

2 0 0
                                    


"Hai"

"Ganteng kiw"

"Serius mau sama gue nih wkwk?" Jawab lelaki yang lewat disamping Alessa yang sedang berjalan.

"Hahaha" bales alessa dengan tawa. Hanya tawa.

"Sepatu lo cantik"

"Waduhh tas baru lagi nih kak?"

Berikut adalah sapaan dari Alessa di pagi hari sekitar sekolahnya. Alessa dengan ceria, jalan dengan tangan di tasnya dan rambut yang dibiarkan liang bebas.

Alessa ditegur oleh guru? tentu saja. Walaupun dia yang dikenal sebagai anak kesayangan guru, ia tetap saja ditegur kalau tak patuh dengan rules sekolah.

Ia duduk di bangku baris ke 2 dipaling pojok. Tak ada alasan yang jelas, hanya saja ia tak ingin kelihatan saat tidur tapi disatu waktu yang sama dia ingin memerhatikan saat pembalajaran berlangsung tanpa ketutupan dengan teman temannya.

Kedua teman perempuannya yang bisa dibilang cukup dekat, datang duduk dibangku depan alessa. Risa dan vivi namanya. Risa adalah anak kepala sekolah dan vivi sahabat Risa dari ia kecil sampai sekarang. Alessa dan mereka bukanlah sahabat, tapi mungkin anak lain mengira mereka sahabat tapi nyatanya mereka hanya dekat karena Risa yang terus terusan memanggil Alessa ke ruangan kepsek alias mamanya Risa.

Hahaha bukan hal yang buruk kok. Setiap ada anak baru disekolah, Alessa dipanggil bu kepsek untuk menemani anak baru itu untuk keliling sekolah. Dengan sikap Alessa yang dari dulu terkenal ramah membuat anak baru itu jadi tak kaku dan mudah dapat teman karenanya.

Tetapi kadang Alessa juga seperti anak biasa yang bandel dan susah diatur juga kok, karena Alessa juga anak seperti pada umumnya.

"le, lu dipanggil si mamah lagi" ucap Risa.

"Apalagi masalah lu leeee" jawab Vivi

"Eh anjir ini minggu kedua kita kelas 11 loh? kok gue udah dipanggil aja sih. Perasaan semalem gue ngebicaraan si ono pas lagi gaada siapa siapa deh" gumamnya di mejanya.

"Dodol, rambut lo noh kagak di iket" saut jeje selaku ketua kelas yang baru saja datang ke kelas.

"Nyet tapi kan cuman masalah rambut doang masa sampe ke kepsek, begimana sieh. Emak lu kagak bener ris"

"Mulut lu gue caplok tau rasa lu" jawab Risa.

"Ada aNAK BARU GA SIHHHHH" ucap Vivi dengan heboh.

"Tuhan, semoga dia ga masuk kelas sini"

"Jangan Tuhan, Jeje kalau bosen suka aneh aneh, mending disibukin aja, Amiin" Risa sambil jalan keluar kelas.

"ALE, AWAS LU MINTA DICARIIN PACAR LAGI YA MALES GUE" teriak Jeje dari dalam kelas.

***

"Alessa.. kenalin ini Farell. Dia kan anak baru, ibu minta tolong temani dia untuk keliling sekitar sekolah kita yaa, seperti biasa, oke nak Alessa?" Ucap bu Rini yang selaku kepsek disekolah mereka.

"Voucher kantin biasa kan bu? hehe"

"Iya nak Alessa. Kalau sudah selesai kelilingnya, antar kan dia ke kelasnya boleh?"

"Boleh dong buu, masa gaboleh hihi"

"Baiklah, hati hati Alessa, Farell"

"Ale bu hehe" Alessa membenarkan nama panggilannya.

"yok rel" ajak Alessa.

Mereka pun pergi dari ruang bu Rini. Seperti biasa, Alessa yang memberitahu tempat tempat apa saja dan memberitahu nama anak anak yang selisihan dengan mereka. Farell kagum. Bukan tentang sekolahnya, tetapi Alessa yang hafal dan mengenali nama nama anak yang lewat tadi. Ditambah sikap Alessa yang tak kaku walaupun mereka baru pertama kali bertemu dan kenal.

"Lo kenapa pindah kesini?" tanya Alessa tanpa basa basi.

"Gaada alasan kusus sih. Karena tempat parkirnya luas? maybe" balesnya.

"Wah, baru kali ini gue nemu ada yang sama first impression-nya keya gue. But dont u dare tell the same to others, Mereka bakal ngeremehin lo dan nganggep lo sepele"

"oke thanks?" dengan senyumnya yang kaku. Alessa melihatnya malas dan memutuskan lanjut berkeliling.

Nothing special anak baru kali ini. Penampilan farell yang bisa dibilang lumayan nerd dan ia berbicara sebutuhnya saja. Tapi kita tak tau apa yang terjadi kedepannya kan? Hahaha

Tak lama kemudian Hp digengamannya bergetar, menunjukkan nama Vivi dilayar. Alessa meminta waktu untuk mengangkat telfon Vivi lalu pergi menjauh takut Vivi berbicara aneh di telefon.

"Kenapa vi?"

"Le lu masih lama ga? bentar lagi giliran kita presentasi nihh"

"Hah? Vi 5 menitan lagi gue kelar kok. Sempat kan"

"Yaudah buruan ya, biar lo kedapetan buat ngulang dicatatan lagi"

"Iya iyaa, 5 menit kok" Telefonnya terputus. Alessa kembali ke Farell.

"Um rel, gue bentar lagi ada presentasi. Kelilingnya boleh ntar dilanjut aja ga? penting banget soalnya, nyangkut nilai gue"

"Oh yaudah, gausah dilanjut gapapa. Paling entar gue hapal sendiri"

"Ah okay. Gue anter ke kelas lu yuk?"

"Gausah, Alessa..? bener kan nama lo?"

"Iya, nama gue Alessa."

"Kelas gue yang di lantai 2 paling pojokkan?"

"Hah? OHH iya ips 2 kan"

"Iya"

"Serius nih gamau gue anter aja?"

"Gausah, lo duluan aja ntar telat presentasinya"

"ah okay, SORRY YAA" teriak alessa diakhir ucapannya sambil berlari dikoridor.

"UM ALESSA!" Seketika Farell lupa dipojok sebelah mana letak kelasnya. Apakah dikiri atau kanan? disatu sisi yang sama dia takut merepotkan Alessa yang sudah ditunggu oleh teman temannya untuk presentasi, DAN Farell ya sudah terucap kalau ia tau dimana letak kelasnya.

"APA" Alessa berhenti berlari dan melihat kebelakang, tepatnya dimana Farell berdiri.

"GAJADI"

"aneh lu" ucap Alessa dalam hati.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 23, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Butterfly effectWhere stories live. Discover now