28. Perpisahan dan Pertemuan

16 5 0
                                    

~Awal perpisahan adalah pertemuan. Awal pertemuan adalah perpisahan. Mereka sama-sama menjatuhkan air mata~

                                ♤♤♤

"Ibu Imaz, kunjungan telah selesai. Dimohon segera masuk ke sel tahanan lagi." Seru petugas penjaga sel tahanan menginformasikan. Sekitar sepuluh menit, Imaz sudah bangga mereka merayakan ulang tahunnya dan membuat kue sebegitu enaknya. Sebelum mereka pergi, Imaz memberikan perpisahan berupa pelukan.

Imaz terpaksa melepaskan pelukannya saat Petugas polisi mendesaknya segera masuk ke sel tahanan. Mengiringi kepergiannya sambil membawa sisa kue ulang tahun, mereka menatap punggung Imaz sedih sekaligus bahagia karena sebentar lagi, Imaz akan dibebaskan dari penjara.

Masuk sel tahanan, para sel melihat Imaz nanar membawa kue ulang tahun. Jesselyn langsung mendekatinya.

"Wah, kau ulang tahun Maz?"

Imaz mengangguk tersenyum.

"Keberapa kalinya?"

"23 tahun."

"Wah, udah pantes." Jesselyn menggoda.

"Emang udah." Imaz tertawa.

"Ayo makan kuenya." Jesselyn bersorak mengajak yang lain. Para sel berkeroyok mengambil kue yang Imaz pegang. Kebersamaan di sel tahanan memiliki banyak pengalaman. Kasus mereka juga tak bisa diremehkan. Saling mendukung dan menguatkan adalah slogan mereka agar segera dibebaskan.

"Aku punya kabar gembira." Kata Imaz memberitau ditengah mereka yang duduk menikmati kuenya.

"Kabar gembira apa?"

"Sebentar lagi, aku dibebaskan. Jadi hukumanku cuma dua tahun."

"Terus, siapa yang bersalah?"

"Pak Eko."

"Kok bisa?" Mereka serentak terkejut.

"Dia yang sengaja membunuh Romo Kiyai agar aku bisa selamat dari jeratan Arman. Karena dia mau menjual aku."

"Syukurlah. Ini buah dari kesabaranmu, Imaz."

Syukurnya berlipat-lipat. Tetapi ia tak bisa mengelak perpisahan. Pertemuan yang sengaja Allah rencanakan menjadi pelajaran berharga buat mereka. Imaz menatapnya sendu. Mereka mengerti dan mengambil keputusan memeluknya. Banjir air mata mengalir di sel tahanan.

Imaz melepas pelukan dan meraih tangan Jesselyn, "jes, nanti temani aku keluar dari sini ya?"

"Sudah pasti."

"Tapi, janji ya?"

"Janji apa?"

"Tidak mengonsumsi narkoba lagi."

"Oke, siap."

Dihari ulang tahun, Imaz mendapatkan kebahagiaan berlipat ganda. Tak tahu ucapan apa yang pantas untuk Imaz berikan pada Allah.

Lily masih berada di ruang penyidik. Bersama tim penyidik, ia menelpon keluarganya. Mengabarkan tentang keberadaan Lily yang sudah dibawa oleh pria berjaket yang mereka lihat di cctv.

"Adek sudah makan?" Tim penyidik bertanya.

Lily menganggukkan kepalanya. Sambil menunggu kedatangan keluarganya, tim penyidik memberikan sebuah buku dongeng agar dia tidak bosan menunggu.

"Ini ada buku dongeng putri duyung sambil menunggu ayah ibumu." Tim penyidik menyerahkan bukunya. Lily menerimanya dan satu persatu ia baca. Namun, Lily anaknya memang tidak bisa diam. Ia menemukan sebuah borgol di atas meja. Ia pakai di pergelangan tangannya sambil tersenyum senang karena ia mengira borgol itu gelang.

Finding My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang