TSW - 41

14.9K 908 8
                                    

Happy Reading Guys🖤
Don't forget to follow, vote, and comment on this story!
******

"Akhirnya kita bertemu Mrs. Winston." ujar pria itu membuat Laura mengerutkan keningnya bingung.

"Anda siapa?" Tanya Laura.

"Aku Zean Danzell."

Saat itu juga tubuh Laura seketika menegang saat mendengar nama pria yang ada dihadapannya. Pria yang telah membuat suaminya terluka.

*****

Laura segera menormalkan sikapnya dihadapan Zean. Ia tidak tahu apa tujuan pria itu datang ke perusahaan suaminya. Akhirnya Laura memutuskan untuk berpura-pura tidak mengenal pria itu. Ia harus mencari tahu apa yang direncanakan pria itu selanjutnya.

"Silahkan duduk Mr. Danzell. Apa kau memiliki janji sebelumnya dengan suamiku?" Tanya Laura dengan sopan dan tersenyum ke arah pria itu.

"Kau tidak mengenaliku? Dan panggil aku Zean saja." Tanya Zean dengan menatap penuh menyelidik pada Laura.

"Maaf Tuan.. ah maksudku Zean, Oliver tidak pernah menceritakan rekan bisnisnya padaku. Aku baru saja menggantikan posisi suamiku selama dia terbaring koma di rumah sakit." lirih Laura menampilkan raut wajah sedih di hadapan Zean.

"Aku turut bersedih atas kejadian yang menimpa suamimu Mrs. Winston." ujar
Zean dengan raut wajah sedih yang dibuat-buat.

'Pria brengsek! Kau kira aku tidak tahu ini semua karena ulahmu!' Batin Laura berusaha menahan amarah.

"Terima kasih Zean." ujar Laura sambil menghapus jejak air mata palsunya dan tersenyum ke arah Zean.

"Lalu apa yang bisa aku bantu Zean?" Tanya Laura.

Saat itu juga Zean langsung menatap ke arah Laura dengan tatapan yang sulit di artikan. Laura tidak tahu apa arti dari raut wajah pria itu.

"Ah tidak, aku hanya ingin melihat keadaan di sini saja. Kalau begitu aku permisi.. Laura." ujar Zean sambil beranjak dari tempat duduknya dan melenggang pergi meninggalkan ruangan itu. Namun sebelum ia menutup pintu ruangan tersebut Laura dapat melihat Zean berbalik dan tersenyum menyeringai ke arahnya.

Laura mengepal tangannya kuat saat melihat senyuman dari pria itu. Wajah wanita itu sudah merah padam karena menahan amarah dalam dirinya.

Tak lama kemudian pintu ruangan terbuka dengan cukup keras dan memperlihatkan Hans yang masuk dengan beberapa pengawal. Hans langsung terkejut saat melihat raut wajah Laura yang tengah menahan amarah. Setelah mendengar kedatangan Zean ke perusahaan itu, ia langsung pergi meninggalkan rumah sakit untuk memastikan keadaan Laura.

"Apa anda baik-baik saja nyonya?" Tanya Hans saat ia telah berada di hadapan Laura.

Saat itu juga pandangan Hans tertuju pada tangan Laura yang mengepal sangat kuat dan membuat tangan wanita itu terluka akibat kuku wanita itu yang tertancap di telapak tangannya. Hans yang melihat itu langsung melangkah mendekati Laura dan menarik tangan wanita itu agar tidak terus melukai dirinya sendiri.

"Nyonya! Apa yang anda lakukan?" Tanya Hans dengan raut wajah khawatir.

"Cepat bawa kotak obat kemari." perintah Hans pada salah satu pengawal yang ia bawa.

The Secret Wife || COMPLETED ✔️Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt