13. PROMISE || PARK JIMIN

104 24 90
                                    

10.00, Seoul Korea Selatan.

"Semua sudah kau bawa?"

"Sudah hyung."

Dua Namja itu sedang bergelut dengan koper nya masing-masing siapa lagi kalau bukan Hoseok dan Jungkook, seminggu itu sudah tiba, dan Jungkook harus pergi check up sedangkan Hoseok harus memenuhi janjinya selepas check up dia harus membawa Jungkook untuk terbang ke California menemui Jimin.

Dan bagi Hoseok itu tidak ada masalah, toh dirinya sendiri sudah lama tidak bertemu dengan Jimin.

"Ayo hyung cepat bergerak atau kita akan ketinggalan pesawat."

"Sebentar Kook, kau tidak lupa kan sebelum kita berangkat kau harus check up dulu hm?''

"Iya hyung, aku tidak lupa makanya ayo kita berangkat.''

Hoseok hanya menyinggung kan senyuman hangatnya, jujur Hoseok merasa Jungkook sudah kembali, dia lebih ceria ketika mendengar nama Jimin, sering kali dia membahas kapan mereka akan berangkat? Selalu bertanya ini hari apa? Tinggal berapa hari lagi? Seolah untuk membantu Jungkook sembuh dan bangkit hanya Jimin sebelumnya, sebelum dirinya dan Jungkook tahu keberadaan Jimin Jungkook tak pernah se semangat ini, bahkan untuk check up Jungkook saja butuh paksaan.

"Hyung! Kenapa masih berdiri disana. Ayo!"

>>>>

"Kenapa mendadak canggung seperti ini, bercerita lah diantara kita tidak ada masalah kan?'' Tanya Jimin karena benar mereka tengah berkumpul tetapi bukan rasa berkumpul malah mereka semua menjadi bungkam.

"Aigoo sudah jam berapa ini? Aku harus menemui Paman Won, aku ada janji dengan nya. Baiklah aku pergi dulu ya Jim." Taehyung beranjak dari asalnya setelah melihat jam tangan yang dia kenakan, Jimin memandang bingung dengan tingkah Taehyung.

Mau bertanya rasanya sulit bagi Jimin, tidak tahu kenapa lidahnya menjadi kaku.

"Titip Jimin, aku akan kembali secepatnya."

Mungkin Taehyung menitipkan Jimin pada Seokjin? Dan benar, Seokjin mengangguk ketika mendapat perintah dari Taehyung.

Dan Taehyung berjalan cepat keluar.

Jimin menghela nafas gusar.

"Ada apa dengan dia?"

"Dia sering seperti itu?" Jimin menoleh saat Seokjin mengajak nya bicara.

"Biasanya tidak, mungkin dia memang ada janji."

"Oh, yasudah hyung mau ke dapur, hyung akan memasakkan makanan yang spesial untuk mu."

Jimin mematung. Dia teringat kejadian itu...

Ah tidak, Jimin tidak boleh mengingat nya lagi.

Lalu mata Jimin mengerjapkan dan mengusir pikiran buruknya.

Seokjin pun tidak beranjak dari sana, mungkin Seokjin juga tahu apa yang sedang di fikirkan Jimin saat ini.

"Hyung tahu kau pasti masih trauma, kalau begitu hyung tidak akan memasak untuk mu." Ujarnya.

"Tidak hyung, bukan seperti itu. Aku hanya mengingatkan nya lagi."

Seokjin tersenyum. "Kalau begitu ikut dengan hyung kita akan memasak bersama bagaimana?''

Binar mata Jimin terpancar, sejak kapan dia menginginkan hal ini terjadi, sudah lama juga dia tidak pernah merasakan ini.

Tanpa berfikir panjang, Jimin menyetujui nya.

Seokjin berjalan kearah Jimin dan membantu menjalankan kursi roda nya.

"Hyung kau tahu, aku selalu berdoa sebelum aku tidur untuk kembali bertemu dengan mu dan melakukan masak seperti biasanya, aku bisa menjahili mu, aku bisa berlari disaat dirimu marah karena aku terus-terusan menggoda mu." Ucapan Jimin menjadi pengiring saat Seokjin membawa nya ke dapur.

2. Promise || PARK JIMIN [TAMAT] ✔️Where stories live. Discover now