10.

4.9K 732 221
                                    

   (Name) dibawa pulang menuju rumahnya, kedua orang tua (Name) sangat khawatir saat melihat (Name) yang lemas didalam gendongan Rindou.

   Para pelayan membawa baju ganti dan obat, Ran dan Rindou juga begitu. Pagi setelahnya, (Name) terbangun dengan posisi Ran dan Rindou yang sedang memeluk dirinya.

     "Pegal", keluh (Name), Rindou membuka matanya lalu menatap wajah (Name), Ran mendusel pelan didada (Name). Rindou memeluk erat (Name), Ran mencium pipi (Name) lalu menjilat kecil.

     "Kau sudah baikan? Mau makan? Minum obat?", tanya Rindou, (Name) menggeleng kan kepalanya pelan.

     "Aku khawatir kalau kau akan mati", ucap Ran, ia mengecup pelan punggung tangan (Name).

     "Istirahatkan dirimu, aku tidak ingin calon istri ku terluka", ucap Ran, (Name) mengalihkan pandangan nya.

   Ran, Rindou dan (Name) beranjak dari kasur mereka dan berjalan menuju ruang tamu. Terdengar banyak sekali bisikan dari orang orang para pelayan namun (Name) tidak menghiraukan nya.

     "Bukan kah (Name) terlihat sedikit aneh?", tanya Rindou pada Ran.

     "Hmm, sedikit si", jawab Ran.

     "Ran, Rindou, apakah pernikahan nya bisa di percepat? Aku ingin menjadi istri kalian secepatnya" , ucap (Name), Ran dan Rindou kaget. Tak lama mereka berdua memerah sama seperti tomat merah,

     "Ma - maksud mu? Menikah secepatnya?", tanya Rindou, (Name) mengangguk cepat sambil tersenyum.

     "Ide bagus, kita bisa tres-"

     "Tidak apa sih, lagian jangan disebut baka", ucap Rindou sambil menutup mulut Ran.

     "Tapi bisakah aku minta satu permintaan?", tanya (Name),

     "Boleh, tapi malam pertama nanti bolehkan kam bermain sampai membuat mu pingsan", ucap Ran sambil berbisik, (Name) mengangguk pelan.





  'cih, mesum'





   Mereka bertiga mengatakan hal itu pada ayahnya, ayah tampak terkejut namun tetap menyetujui hal itu.

     "Kalau begitu, biar ayah yang menentukan hari pernikahan kalian, yaitu besok!", ucap ayah, (Name) menyemburkan teh nya tepat di wajah Ran.

     "Ma - maaf!!", (Name) langsung mendekati wajah Ran dan mengeringkan wajahnya menggunakan tissu, Ran yang handal mengandalkan kesempatan dalam kesempitan pun beraksi. Ran meraih tengkuk (Name) lalu mencium bibir (Name), ayah dan ibu (Name) menutup mata mereka.

    "Ara~", ucap ibu (Name), (Name) mencoba mendorong Ran namun Ran semakin memperdalam ciuman nya.

     "Cih, lihat saja akan kubalas kau", ucap Rindou kesal, ayah menepuk nepuk pelan punggung Rindou.

     "Aku punya solusi agar kau bisa dekat dengan (Name)", ucap ayah, Rindou berbinar lalu mendengarkan seluruh yang dikatakan ayah (Name).

     "Tapi, itu masih besok, aku mau sekarang", bisik Rindou.

     "Mau bagaimana lagi, lakukan nanti malam", ucap ayah, Rindou berbinar lalu mengangguk.



- - - -

   Hari yang ditunggu telah tiba, pernikahan mereka akan segera terlaksanakan. (Name) memakai gaun milik ibunya yang tidak dipakai lagi, pernikahan ini hanya dihadiri beberapa orang atas dan para pelayan.

     "(Name), ternyata anak ku memang  cantik yaa", ucap ibu, (Name) merona lalu tersenyum menatap ibu.

   Ibu (Name) mengambil sesuatu dari tas nya lalu memasangkan sesuatu pada rambut (Name), jepit rambut dengan mainan kelinci yang begitu menggemaskan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

   Ibu (Name) mengambil sesuatu dari tas nya lalu memasangkan sesuatu pada rambut (Name), jepit rambut dengan mainan kelinci yang begitu menggemaskan.

     "Edward, dia yang memberi ini, aku memberinya untuk mu", ucap Ibu, (Name) tersenyum lalu memeluk ibunya.

     "Papa yaa", (Name) mengusap pelan jepit rambut itu, ibu membuka pintu lalu mempersilahkan (Name) keluar.

   (Name) berjalan dengan anggun menuju aula, pintu aula terbuka terbuka lebar. Haitani bersaudara bagaikan pangeran yang sedang menunggu sang putri, senyuman membuat paras ketampanan mereka bertambah.

     "Akhirnya, dia akan jadi istri ku", ucap Ran.

     "Dia istri ku juga", kesal Rindou.

   (Name) sudah berdiri diantara mereka, pendeta mengucapkan janji suci dan lainnya. Cincin dengan permata menempati jari manis ketigannya, Rindou dan Ran mencium masing masing pipi (Name).

     "Selamat, Haitani (Name)"






- - - - - -

   Malam setelah pernikahan, mereka tidur di satu ranjang yang sama. Kamar baru ini lebih luas, kasur dengan ukuran besar dan perlengkapan lainnya. Kini (Name) sedang merebahkan dirinya, ia menunggu Ran dan Rindou kembali dari kamar mandi.

     "Karena sudah menikah, pemimpin sekarang Ran kan?", tanya (Name) pada dirinya sendiri,

     "Benar, kenapa?", (Name) langsung duduk, matanya membulat saat melihat Ran dan Rindou yang bertelanjang dada.

     "Rambut kalian basah, mau aku keringkan?", tanya (Name), Ran langsung mendorong (Name) dan menindih istri barunya.

     "Bagaimana jika rambut kita sama sama basah?", tanya Ran, (Name) memalingkan wajahnya.

     "Hentikan, dia lelah tau", ucap Rindou, Rindou tidur disebelah (Name) yang sedang ditindih. Ran tertawa kecil lalu tiduran disamping (Name), (Name) langsung memeluk Rindou erat. Ran menghela nafasnya pelan lalu memeluk (Name),

 Ran menghela nafasnya pelan lalu memeluk (Name),

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


     'umm, hangat', batin mereka bertiga












tbc

suara maz rindou bikin mabuk ajg

ʜᴀɪᴛᴀɴɪ ʙʀᴏᴛʜᴇʀ  '  ᴏᴜʀ ᴘʀɪɴᴄᴇss  'Where stories live. Discover now