Jarak

2.8K 686 163
                                    

Tandai typo yaa!

























"Haechan!"

Bukan hanya si pemilik nama yang menoleh berkat seruan tersebut, namun Rain dan Giselle yang tengah menghabiskan makan siang masing-masing ikut menoleh begitu suara yang tidak asing itu terdengar. Mereka berdua dapat melihat sosok Seoyeon melangkah dengan senyuman cerah ke arah meja kantin dimana Haechan dan Shotaro berada.

Memilih untuk tidak peduli, Rain kembali berfokus ke baki makan siangnya, menghabiskan sisa makanannya dengan cepat. "Habis ini jadi ke perpus kan?"

Giselle mengangguk, masih memerhatikan interaksi Haechan dan Seoyeon di depan sana. "Kayaknya Haechan sama Seoyeon beneran balikan ya, Ra?" Barulah Giselle menoleh, menatap sang sahabat seolah menantikan jawaban.

Rain mengendikan bahu, tetap terlihat tidak peduli. Rautnya terlihat tenang, sikapnya terlihat biasa. Ia dapat dengan baik menyembunyikan rasa sakitnya dari orang lain.

"Gak tau. Lagian kalo mereka balikan pasti ada yang ngegosipin. Tanya tuh Jihoon, bandar gosip kan dia?" Rain yang telah selesai dengan makan siangnya segera mengemasi kembali barang-barangnya. Ia harus segera ke perpustakaan untuk menyelesaikan makalah yang akan dipresentasikan di kelas sore nanti, tak bisa terlalu lama berleha-leha di kantin.

Giselle mengembuskan napas berat, sadar akan perubahan raut Rain yang terlihat samar. Selama satu minggu ini, Rain tak lagi terlihat bisa tertawa atau tersenyum dengan lepas. Gadis itu seolah menahan dirinya sendiri, membangun tembok yang lebih tinggi lagi dari sekitarnya. Giselle benci mengakui ini, tapi bersama Haechan mampu membuat Rain menjadi dirinya sendiri, dan dikecewakan Haechan berhasil membuat Rain menjadi lebih pendiam seperti ini.

Rain mungkin tak menunjukkannya dengan ekspresif, tapi bagi Giselle yang sudah hampir tiga tahun terakhir selalu berada di sisi gadis itu, ia tahu semuanya. Giselle tahu seberapa kecewanya Rainna ketika melihat Haechan dan Seoyeon di depan matanya sendiri. Giselle juga tahu seberapa rasa sedih yang dipendam Rain dalam-dalam di hatinya. Raut dan tatapan Rain memang terkesan sukar diartikan, namun Giselle dapat merasakan semua rasa sakit dan kecewa yang dikubur Rain dalam-dalam.

"Ayo, Jel!"

Mau tidak mau, Giselle juga ikut mengemasi barangnya dan bergegas melangkah menyusul Rain. Ia tidak ingin meninggalkan Rain sendirian, tidak ingin membuat Rain makin merasa kesepian.

Giselle dan Rain melangkah keluar kantin dengan langkah cepat, tanpa tahu bahwa ada seseorang yang tak dapat melepaskan tatapan dari mereka.

"Udah dilihatinnya, udah."

Haechan menipiskan bibir begitu mendengar teguran pelan Shotaro. Ia dengan terpaksa mengalihkan tatapan dari pintu kantin yang baru saja dilewati oleh Giselle dan Rain.

"Lo ngeliatin siapa?" Kemudian pertanyaan dengan nada penasaran ini keluar dari sela bibir Seoyeon.

Gadis itu tampak mencari ke sana-kemari, berharap menemukan seseorang yang menjadi pusat perhatian Haechan sedari tadi. Tatapannya tertuju ke dua laki-laki yang terduduk di meja yang sama dengannya. "Haechan ngelihatin siapa emangnya, Ro?" Lengan Shotaro disenggolnya pelan, berharap si laki-laki mau memberinya jawaban untuk menuntaskan rasa penasaran.

Shotaro menggeleng, menyuap dengan santai salad ke dalam mulut. "Tanya aja sendiri sama mantan lo."

Seoyeon mendengus pelan. "Gak usah diperjelas mantannya," gerutunya pelan. Tatapannya tertuju ke Haechan setelahnya. "Lo udah punya pacar baru?" tanya Seoyeon tanpa berbasi-basi.

Lovestuck :: Lee HaechanOnde histórias criam vida. Descubra agora