BAB 3: HUKUMAN PERTAMA

2.9K 506 37
                                    

HIDUP tak selamanya di bawah. Kadang-kadang di bawah lagi.

Dan Beomgyu masuk opsi yang kedua.

Mulutnya menggerutu, semua ini bukan salahnya tapi kenapa Beomgyu ikut dihukum? Dengan dalih karena Beomgyu ikut kabur dan KERJA SAMA dengan duo berandal, Lucas dan Soobin, dia jadi ikut dihukum.

Bahkan Sire tua berjanggut itu sempat mengomeli dua sejoli, tapi itu tidak membuat Beomgyu tenang manakala Sire yang dipanggil Lucas sebagai Sire Dof, mengatakan pada Beomgyu untuk membicarakan ini esok hari di ruangannya. Dan sial! Lucas bilang beliau adalah kepala akademi!

"Kau tidak serius kan, Lucas?" Beomgyu menghentikan kegiatan menyapunya. Mereka bertiga dihukum menyapu Taman Belakang di malam hari. Sekali lagi, malam hari. Sangat gelap. Cahaya lampu taman tidak seberapa gunanya mengingat taman ini luas dan dikelilingi pepohonan. Terletak jauh dari gedung-gedung pula.

"Tidak ada untungnya juga aku berbohong. Tanya saja murid yang lewat, Sire Dof memang kepala akademi ini. Lagi pula, kenapa kau begitu panik sih?"

"Kau masih bertanya kenapa aku begitu panik?" Beomgyu memijat pangkal kening. Kesan bagus untuk murid baru yang belum genap 12 jam di akademi tapi sudah dihukum. Bagus sekali. Sangat bagus, sampai-sampai Beomgyu ingin menendang bokong mereka satu-satu.

"Ini tidak begitu buruk," Soobin bergabung ke dalam percakapan.

Ya, benar, tidak begitu buruk, pikir Beomgyu. Sang Werewolf saja sedang bersantai, tiduran di atas kursi taman. Kepalanya disangga lengan yang dilipat ke belakang kepala. Kakinya berayun-ayun di atas sayap kursi. Dia seperti orang yang sedang menikmati indahnya langit malam daripada dihukum menyapu taman.

"Tentu saja." Lucas memukulkan sapunya ke perut Soobin. "Jangan menumpang saja kau, bajingan."

Soobin mengaduh kesakitan, lalu matanya memandang Lucas tajam. "Kalau aku tidak salah ingat, hukuman terakhir kali aku yang mengerjakan dan kau hanya duduk santai bahkan tidur! Sekarang bahkan bukan masalahku!"

"Kau membuatku terpeleset dan cidera!"

"Tetap saja itu tidak adil."

"Tidak adil apanya!?"

Beomgyu tersenyum kecut. "Hebat, bahkan setelah dihukum, aku tetap harus mendengarkan kalian berdebat."

Akhir pekan yang menyenangkan.

"Ya kan kau bisa saja berinisiatif duduk sambil menyapu!"

"What!?"

Beomgyu maju menengahi, mendorong mereka untuk menjauhi satu sama lain. Beomgyu tak khawatir mereka saling pukul dengan sapu, melihat dari bagaimana cara mereka berdebat saja Beomgyu sudah tahu bahwa hal seperti ini bukanlah hal yang tidak biasa. Hanya saja, BEOMGYU MERASA DIRUGIKAN DI SINI. "Lebih baik kalian bekerja atau kalian benar-benar aku tenggelamkan."

"Bagaimana kau bisa menenggelamkan kami?" tanya Soobin. Setelah membuatku menyapu taman, sekarang kau malah mempertanyakan ancamanku. "Tidak ada air di sini."

Beomgyu menaikkan salah satu alis.

Tanah di taman itu langsung bergetar. Pepohonan yang melingkari taman berguncang, membuat daun-daunnya berjatuhan semakin banyak. Beomgyu mengeluh karena itu berarti Beomgyu harus menyapunya lagi. Sedangkan Lucas dan Soobin berlari menjauh dari Beomgyu, retakan di tanah bak mengejar mereka kemanapun mereka pergi.

Air mulai mengalir keluar di antara retakkan-retakkan tersebut.

Beomgyu menghela nafas. Andai saja tadi mereka tak bersembunyi di taman ini. Mungkin nasibnya tak akan mencapai tahap 'bawah lagi'.

IMITHEOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang