06-(Not) My Mother

802 132 12
                                    

Andrew dengan tergesa membuka pintu ruangan kerjanya dengan wajah tegang. Tidak lama disusul oleh derap langkah kaki yang lain. Lea yang tadinya fokus mengerjakan tugasnya sampai terlonjak kaget. Begitu juga dengan Leon yang langsung menghentikan game ponsel dan melepas earphonenya.

"Kemasi barang kalian, kita akan pergi sekarang."

"Bukankah ini masih terlalu awal untuk makan malam Pah?" ujar Lea ditengah kebinggungannya menatap wajah panik papanya, bahkan kedua kakak laki-lakinya juga menunjukkan raut wajah yang sama.

"Ada apa?" Leon bangkit dari posisi tidurannya setelah menyadari ada yang tidak beres.

"Kita akan berangkat ke Singapura sekarang juga."

"Hah?" kening Lea semakin berkerut dalam menandakan sedang berpikir keras ditengah kebinggungannya.

"Akan papa jelaskan nanti, kita tidak punya banyak waktu."

"Apa sudah siap semuanya?" tanya Andrew yang dijawab oleh anggukan mantap oleh Alex.

Sedikit banyak Lea terbawa suasana, ikut panik membereskan semua barangnya dengan tergesa. Leon bangkit mendekati adiknya dan membantu Lea membereskan barang-barangnya. Seperti biasanya, Leon selalu ambil sikap sebelum Lea melakukan kecerobohan. Seperti tidak sengaja meninggalkan barangnya.

"Sudah? Ayo..." Andrew mengenggam tangan Lea dan mengambil alih tas sekolah putrinya.

"Maafkan papa karena mendadak dan terkesan terburu-buru. Tidak masalah kan kalau kalian makan di pesawat?" Andrew menatap si kembar dengan perasaan bersalah.

"Tidak masalah." sahut Leon sambil mengangkat kedua bahunya acuh.

"Tapi apa kita tidak akan membawa apa-apa? Baju? Setidaknya aku harus mengganti seragam sekolahku. Bukankah sedikit memalukan jika naik pesawat dengan masih mengenakan seragam sekolah?" tanya sambil berjalan cepat mengikuti langkah panjang ayah dan kakak-kakaknya.

"Seseorang akan membawakan baju ganti untuk kalian. Selebihnya semua sudah disiapkan. Kalau ada yang masih kurang kita beli di sana saja." Aaron sedikit menjelaskan kebinggungan Lea.

"Lalu sekolahku?"

"Tidak masalahkan jika kalian belajar online sementara ini. Papa akan mengurus ijin kalian."

"Alex, carikan guru private untuk mereka selama di sana. Tugas sekolah dan ujian bisa dikerjakan secara online. Papa akan menghubungi pihak sekolah."

"Kita akan lama di sana?"

"Tergantung keadaan sayang" ujar Andrew gemas dengan putrinya yang sedari tadi tidak berhenti bertanya.

"Memangnya apa yang terjadi sehingga kita harus terburu-buru kesana?"

"Kalian harus bertemu seseorang." jawab Alex singkat.

"Siapa?"

"Mama"

Kata itu membuat Lea bungkam. Secara garis besar mereka tahu apa yang terjadi di keluarga ini. Termasuk keadaan Jessica - Ibu kandung yang belum pernah ditemuinya.

"Ma- Mama?" Lea mengulang dengan nada gugupnya. Ada perasaan hangat yang membuncah dalam hati Lea. Setelah mengetahui jika Bunda ternyata bukan ibu kandungnya, terselip rasa ingin tahu cukup besar pada diri Lea tentang wanita yang telah mengandung dan melahirkannya.

"Ya, Papa baru saja mendapat kabar kalau mama kalian sudah siuman." Andrew mengeratkan genggaman tangannya pada Lea untuk menyalurkan perasaan dalam hatinya saat ini.

📖 📖 📖

Perjalanan Jakarta - Singapura tidak memakan waktu lama. Apalagi mereka menggunakan private jet.

The Untold StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang