Bab 35: Jero

77 14 1
                                    

"Kesedihan ku bukan karena itu"
°°°
 

 
Butiran air mulai menitik ke bumi, itu tak membuat langkah kaki Velyn terhenti. Dia terus berlari menerjang air hujan tanpa mempedulikan kesehatannya. Velyn menyembunyikan air matanya dalam deras air hujan, ia berlari tanpa melihat apapun.
   
Brakkkkkk..................
   
Velyn tak sengaja tertabrak oleh mobil hitam. Dia hanya mendapat senggolan pelan pada pinggangnya. Velyn terduduk lemas dengan isak tangis mulai terdengar. Sang pemilik mobil segera keluar dengan memakai masker dan payung.
   
"Ehhh maaf! Mbak nggak papa?" suara bariton terdengar pada gendang telinga Velyn. Sang empu melihat ke sumber suara.
   
Cowok itu menjatuhkan payungnya, dengan semangat buliran air hujan menerjang tubuhnya. Velyn meneliti siapa yang ada didepannya, sepertinya Velyn pernah bertemu tapi dimana.
   
"Jeva?" tanya Velyn pelan menatap ke atas.
   
Jeva tetap menatap Velyn dengan bingung, ia berjalan pelan dan berjongkok didepan Velyn. Tanpa Velyn sangka, Jeva menangkup kedua pipi Velyn dengan lembut. "V-velyn?" gumam Jeva pelan.
   
Velyn merasa risih akan perlakuan Jeva kepadanya, ia segera menepis pelan kedua tangan Jeva yang menempel pada pipi Velyn. Jeva kini malah memeluk Velyn dengan erat. Bingung? Velyn sangat bingung akan perlakuan rekan Hyunjin padanya.
   
"Kakak kangen sama, Velyn!" Jeva semakin mempererat pelukannya.
   
"Kakak?" tanya Velyn pelan.
   
Jeva nampaknya mengerti kalau Velyn masih tak mengenalinya. Jeva melepas masker yang ia pakai sedari tadi. Velyn terdiam, dia masih tak percaya siapa yang ada didepannya.
   
"Kakak!!!" Velyn membalas pelukan Jeva dengan erat. Mereka berdua saling menyalurkan kehangatan yang sejak dulu Velyn harapkan.

"Kakak kemana aja? Velyn kangen sama, Kakak!!" Velyn menatap dalam-dalam wajah Kakaknya.

"Kakak pergi demi kamu, Vel. Kakak kangen sama, kamu!" Jeva kembali memeluk Adiknya hangat.

"Sudah satu bulan, Kakak pulang ke Indonesia, Kakak cari Velyn kemana-mana tetapi tak ketemu, Kakak udah ada feeling saat kita bertemu waktu itu!" Jeva menatap Adiknya.

"Velyn kenapa lari-lari? Dimana, Hyunjin? Bukankah dia suami, Velyn?" pertanyaan Jeva berhasil membuat Velyn diam membisu.

"Jauhkan Velyn dari, Hyunjin!" gumam Velyn pelan sampai dirinya lemas dan ambruk dalam pelukan Jeva.

"Vel!! Velyn!!" Jeva merasa cemas karena keadaan Adiknya.

"VEL!!!!" teriak Hyunjin dari seberang sana karena melihat Velyn pingsan.

Hyunjin segera berlari kearah mereka berdua, ia berhenti saat mengetahui bahwa Velyn pingsan dalam pelukan Jeva.

"Lepasin istri, gue!" perintah Hyunjin sembari menarik tangan Velyn pelan.

"Dia milik, gue! Jangan berani-beraninya, lo sentuh tangan, Velyn!" Jeva menepis tangan Hyunjin untuk menjauh dari lengan Velyn.

"Maksud, lo apa hah? Lo tau kan kalau, Velyn itu istri, gue!!" nada bicara Hyunjin mulai tak enak didengar.

"Gue tau kalau, Velyn istri, lo. Tapi, gue nggak rela kalau, Velyn sedih saat deket sama, lo!" desis Jeva lalu mengangkat Velyn kedalam mobilnya.

"Jev!! Lo mau bawa, Velyn kemana!!! Jev!!!!!" Hyunjin mencoba menghalang-halangi langkah Jeva, tetapi Jeva tak terpengaruh sama sekali, ia melajukan mobilnya dan membawa Velyn ke rumah sakit.

°°°

"Kak! Kak Jero!" gumam Velyn pelan. Sang pemilik nama segera mendekat.

"Iya, Velyn nggak papa kan?" Jero meraih tangan Velyn dengan lembut.

"Velyn nggak papa kok, Velyn seneng disaat seperti ini, Velyn bisa melihat orang yang, Velyn sayang!" Velyn mengulum senyumnya dadi balik bibir pucatnya.

"Velyn kenapa bilang seperti itu!!" tegur Jero.

"Velyn boleh tanya sesuatu sama, Kak Jero?" tanya Velyn sembari menatap lekat manik mata Kakaknya.

"Iya, Velyn boleh tanya semua hal!" Jero manggut-manggut hangat.

"Kenapa, Kak Jero merubah nama menjadi, Kak Jeva? Asal, Kakak tau, Velyn bertahun-tahun cari, Kak Jero!" Velyn menggenggam tangan jero lemah.

"Sejak, Kakak kabur dari rumah, Kakak mengganti nama, Kakak menjadi, Jeva dan, Kakak merintis karier, Kakak menggunakan nama Jeva!" penjelasan Jero/Jeva mampu membuat pertanyaan Velyn luntur.

"Didepan ada, Hyunjin!" sahut Jero dengan hati-hati.

"Suruh, Hyunjin pulang!" sambar Velyn tak peduli.

"Dia suami, kamu, Vel," sergah Jero dengan nada pelan.

"Apa gunanya suami istri apabila salah satu dari mereka mencintai orang lain? Cinta Velyn hanya bertepuk sebelah tangan, Kak," Velyn menitikkan air matanya.

"Maksud, Velyn?" Jero ternyata tak begitu paham akan pernyataan Adiknya.

"Hyunjin masih suka sama Deby, Velyn akan memilih untuk melepas, Hyunjin, toh umur, Velyn sudah tak lama lagi!" ucap Velyn yang sontak membuat hati Jero merasa tersayat.

"Velyn nggak boleh ngomong gitu, Velyn pasti kuat! Kakak yakin!" Jero mencoba memastikan Velyn.

"Hyunjin itu sahabat, Kakak! Setiap hari, Hyunjin itu curhat soal, istrinya. Dan bodohnya, Kakak nggak tau kalau, istrinya itu, Velyn!" Jero menundukkan wajahnya.

"Mulai sekarang, Velyn mau menjauh dari, Hyunjin! Jangan izinkan, Hyunjin lihat keadaan Velyn!" putus Velyn dengan kukuh.

"T-tapi, Vel,,,,," belum sempat Jeva protes Velyn memotong perkataan Jero.  "Tolong, Kak! Hargai keputusan, Velyn!"

Jero menghela nafas pasrah lalu pergi untuk menemui Hyunjin didepan sana. Mendengar knop pintu diputar, Hyunjin segera bangkit dari duduknya dan berdiri dihadapan Jero.

"Jev! Minggir! Gue mau ke dalem!!" Hyunjin mendorong pelan pundak Jeva.

Jeva tak diam begitu saja, ia mencekal pergelangan tangan Hyunjin. "Dia nggak mau ketemu sama, lo!!"

"Lepasin! Gue lebih hak dari pada, lo! Gue suaminya!!" ujar Hyunjin tajam dan menusuk.

"Kenapa? Lo deketin, Velyn? Lo suka sama, dia? Dia bini, gue! Lo tau kan kalo, gue sayang sama, Velyn, kenapa lo mau rebut, Velyn dari, gue?" sambung Hyunjin dengan melontarkan tatapan elang.

"Sayang gue ke, Velyn lebih besar dari pada sayang lo ke, Velyn! Gue nggak akan biarin orang yang, gue sayang tersakiti gara-gara perbuatan, lo! Lo kira, gue nggak tau? Lo udah selingkuh kan dari, Velyn!!" sahut Jeva dengan raut wajah ketus.

"Lepasin!!" Hyunjin melepas cekalan Jeva dengan kasar dan memasuki ruangan Velyn.

Melihat istrinya terkapar lemas disana Hyunjin merasa hatinya tergores, ia sangat merasa bersalah karena sudah membuat Velyn salah paham akan perbuatannya.

"Vel! Velyn," panggil Hyunjin pelan dengan duduk dikursi dekat kasur Velyn.

Velyn menengok ke sumber suara, menatap wajah Hyunjin yang membuat luka dihatinya. Saat menatap wajah Hyunjin, Velyn merasa kesedihan menerpa hatinya.

"Kenapa, Hyunjin kesini! Apa, Hyunjin masih peduli dengan, Velyn? Bukankah, Deby yang, Hyunjin cintai?" sindir Velyn tanpa melihat Hyunjin.

"Kamu salah paham, Vel! Hyunjin kira, tadi yang, Hyunjin peluk itu adalah, Velyn! Ternyata itu tipu daya, Deby! Hyunjin cuma sayang sama, Velyn!" Hyunjin meraih tangan Velyn, sang pemilik menghempaskan tangan Hyunjin.

"Velyn mau istirahat, pintu keluar sebelah sana!" Velyn menunjuk ke pintu keluar dengan acuh.

Hyunjin belum sempat menjelaskan lebih dalam, Velyn sudah mengusirnya secara halus. Hyunjin memahami bahwa Velyn butuh istirahat cukup, ia pun keluar dari ruangan Velyn dengan hati kacau.

Young Mariage [Terbit✓]Where stories live. Discover now