· surat izin membagongkan

734 148 30
                                    

"Lo nggak berangkat?" tanya Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo nggak berangkat?" tanya Jeno.

Ia melihat sang kembaran yang berbanding terbalik dengannya. Jika ia sudah rapi dengan seragam dan tas yang menyampir di bahu, beda dengan Eric yang masih makai baju semalem dan sekarang asik rebahan di sofa nonton kartun Upin Ipin. Mulutnya juga asik nyemilin kripik.

"Nggak ah mager, nanti izinin gue ya," jawab Eric.

"Lah kenapa?"

"Males aja berangkat sekolah," ucap Eric kesal.

Sekarang Jeno mulai paham akan masalah Eric hingga nggak mau sekolah. "Lo sih! Gue kan udah bilang kalo warnain rambut itu nanti aja kalau libur panjang, lo nya ngeyel banget. Nggak salah juga para guru nguber-nguber lo."

"Jangan ngerusak mood gue pagi-pagi Jen! Sana berangkat sekolah." Eric melempar bantal sofa ke muka Jeno.

"Lagian kenapa lo nggak warnain balik tuh rambut jadi hitam?" kata Jeno sambil melempar balik bantal tadi.

"Sayang banget masa cuma sehari sih."

"Terus lo mau nggak masuk sekolah sampai seminggu gitu?"

"Rencananya sih gitu."

"Si anjing!" umpat Jeno.

"Lagian ya Jen, gue berangkat sekolah juga masih goblok nggak ada perubahan, jadi mending nggak usah sekolah aja kan efeknya sama." Eric menyengir setelah melihat ekspresi Jeno yang berubah datar. Nggak habis pikir si Jeno.

Jeno menggeser tubuh Eric. "Kalo prinsip lo gitu mau jadi apa lo nanti?"

"Pengangguran kaya raya."

"Mana ada pengangguran bisa kaya raya."

"Ya ada. Nanti lo yang kerja keras nyari uang, gue tinggal ngambil uang hasil kerja keras lo. Itu dinamakan kerja cerdas." Eric langsung kena slepet bantal lagi dari Jeno.

"Kerja cerdas matamu."

Keduanya diam hanya ada suara Fizi yang mengatai Upin Ipin botak, Fizi pantes di unfriend. "Lagian ya Jen, lo kalo pinter itu bagi-bagi dikit sama gue dong. Mentang-mentang lahir duluan pinternya lo embat semua gue kan jadi goblok."

Jeno geplak pala Eric. "Pinter darimana woy? Gue peringkat dua puluh lima dari tiga puluh dua siswa lo bilang pinter?"

"Itu mending! Gue peringkat tiga dari belakang."

Evanescent | 00lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang