Bab 16

127 10 0
                                    

Sebatas memiliki sebuah rasa dan harus berbalas rasa sakit hingga kematian menghampiri bersama ujung mata pedang ketika Xie Yun tengah dibutakan oleh kebencian, Beitang Moran menjalani hidup di antara ketidakpastian.

*
*
*

"Han Mu Bai," Beitang Moran menggenggam jemari Jenderal Han yang masih bersikeras menolak pernikahan sang pangeran guna perluasan wilayah kekaisaran, "aku akan baik-baik saja. Percayalah." Tidak ada perbincangan setelahnya. Semua terlalu mengejutkan. Han Mu Bai hanya bisa mengangguk patuh, tidak ingin melangkah lebih jauh ketika si pemilik pengait perak di kepala sudah lebih dulu memutuskan, mengabaikan saran dan juga nasihat dari sahabat sekaligus jenderal besar tersebut.

Benarkah sebatas itu? Sorot mata meneduhkan, kekaguman terpancar pada iris sang jenderal, terlalu posesif hingga lupa bahwa ada jarak yang terbentang di antara keduanya, Han Mu Bai tidak hanya sebatas seorang jenderal kepada sang tuan. Namun, perasaan sayang telah lama terbentuk meskipun hanya sebatas di dalam angan.

Sekuat apa pun keinginan, pada akhirnya harus berakhir dengan merelakan, Han Mu Bai sudah cukup puas. Ia tidak ingin menjadi buruk di mata sang pangeran hingga harus rela berjauhan ketika timbul rasa ketidaknyamanan.

Untuk saat ini, selalu berada di sisi sang pangeran sudah lebih dari cukup. Han Mu Bai harus memastikan ada tawa ketika Pangeran Moran memutuskan untuk meninggalkan lingkar kekaisaran, melakukan pernikahan dua kerajaan bersama perjanjian dari raja terdahulu.

"Yang Mulia Pangeran," Han Mu Bai menoleh, pun sang pangeran di tengah-tengah angan sebuah harap atas kebahagiaan yang belum pasti, "utusan Kerajaan Xie baru saja menyampaikan pesan." Menyerahkan gulungan surat, si pelayan menunduk sekilas, lalu menjauh dari paviliun kecil di tepian kolam teratai, tempat Beitang Moran tengah melakukan perbincangan dengan sang jenderal.

Kedua ujung alis Beitang Moran membentuk lekukan aneh, lalu memejamkan mata seraya menelan ludah susah payah, sang pangeran meletakkan gulungan kertas pada permukaan meja, menoleh bersama rasa tidak tergambarkan ketika dihadapkan pada keputusan secara tiba-tiba.

"Pernikahan dipercepat dan jujur," Beitang Moran masih pada posisi yang sama, enggan menatap netra sang jenderal yang tengah memberikan tatapan tajam, "aku sedikit takut. Belum genap tujuh hari dan Pangeran Xie sudah memutuskan untuk melangsungkan pernikahan. Bukankah ini terdengar sedikit ...." Han Mu Bai berdiri perlahan, mendekat pada sosok menawan yang tengah menangis dalam diam.

"Hatimu milikmu, pun keinginanmu. Jangan memaksa jika tidak mampu menjalani. Kaisar Bei tidak akan suka dan sudah pasti tidak menginginkan putra satu-satunya merasa tertekan, bukan?" Han Mu Bai menyambut uluran tangan dari sang pangeran, sebuah pelukan hangat tengah dua pemuda itu pertontonkan pada sekumpulan teratai yang terlihat tengah bermekaran.

Pendar kecil keemasan meninggalkan kelopak teratai, menuju sang tuan yang tengah memberi perintah sekaligus menunggu sebuah kabar, memperlihatkan semua hal yang perlu sang tuan lihat dan juga perlu diperdengarkan.

Tidak ada satu hal pun yang terlewat, Tang San melihat pada array di hadapan, pendar kecil tengah membentuk lingkaran besar yang terdapat beberapa gambaran manis tentang sebuah persahabatan atau bisa saja ... cinta dalam diam.

Tidak memberikan reaksi apa pun. Tang San mengayunkan lengan hingga pendar kecil keemasan tersebut menghilang dari pandangan. Si pemilik netra ungu tersenyum miring, menuju pintu keluar kamar, ingin mengunjungi paviliun sang raja bersama kebencian yang kian besar.

Kutukan seperti apa yang tengah Tang San jalani? Pemuda manis berhati lembut telah menjadi sosok monster yang mengerikan, memiliki segudang rencana licik ketika enggan untuk membagi cinta, rela menyakiti si pemilik pita merah di kepala bersama ambisi yang mampu membekukan rasa.

"A-San, bukankah kamu ingin membicarakan sesuatu?" Entah sejak kapan pemuda itu telah berada pada tempat sang pangeran. Lebih tepat lagi, di kamar seorang raja.

"Ah, hanya sedang merindukan seseorang. Bukankah akhir-akhir ini Anda terlihat sangat sibuk setelah kematian sang raja?" Mendekat pada sosok gagah yang tengah tersenyum miring, Tang San mengabaikan isi kepala. Si empu netra ungu hanya ingin menikmati waktu lebih banyak dengan Raja Xie sebelum perpisahan benar-benar menjadi penengah di antara keduanya.

Untuk semua yang akan aku lakukan, tolong maafkan aku hingga sepenuh hati. Mungkin akan terasa sakit di awal. Namun, aku pastikan semua akan selesai lebih cepat hingga Anda tidak perlu lagi merasakan siksa.

Kisah pahit akan terbentuk seiring embusan napas, seirama detak pada jantung, selaras dengan cinta pada sanubari, Tang San memilih cara paling benar meskipun akan ada air mata setelahnya.

Kini, Tang Xuan Yu tengah berada pada titik ketidakberdayaan. Pemuda itu telah dikurung pada ruangan gelap dan tidak diberikan kesempatan untuk menghirup udara di lingkungan luar. Si pemilik pita merah di kepala telah kehilangan sebagian ingatan, berlaku serupa manusia lenyap kewarasan, dan hanya menyisakan satu nama pada ingatan, pun membuat Tang San nyaris geram ketika kesulitan untuk membuat sang adik benar-benar lupa.

Feng Hao Xing tidak memiliki nasib lebih baik. Ia harus berada jauh dari keberadaan Tang Xuan Yu. Si empu netra abu menempati goa pengasingan bersama kegelapan dan juta serangan binatang berbisa.

Bukankah mendung tidak berarti hujan? Selalu ada jalan keluar di tengah keputusasaan. Selalu ada peluang untuk menghirup aroma manis sebuah kebebasan. Selalu ada pilihan kedua jika yang pertama tidak mampu untuk dilaksanakan.

Lalu, mampukah Feng Hao Xing keluar dari tempat terasing untuk mendapatkan perlindungan dan menyelamatkan sang pemilik hati dari sebuah kurungan bisu dan juga tuli? Jika cinta mampu membuat manusia menjadi serakah, bukankah kematian jauh lebih baik dari sekadar kata layak?

"Yang Mulia Raja," Tang San menyamankan diri pada pelukan sang raja setelah selesai melakukan penyatuan yang nyaris meremukkan pinggang, "bolehkah hamba tinggal di Xiaongnu setelah pernikahan Anda dan Pangeran Moran selesai dilakukan?"

TBC.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Twin of Xiaongnu "Magical Eyes"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang