CHAPTER 3 - SEBELUM PESTA

5.1K 491 35
                                    

"Bangun!" Aku mendengar seseorang.

Aku membuka mata, Terlihat Krist berdiri di depanku  dengan ekspresi kesal. Aku melihat sekeliling, ternyata aku tidur di lantai kamar. Lalu kejadian semalam melintas di pikiranku, ayah berteriak, Mild menamparku, dan aku yang kelaparan.

"Dasar gak berguna" ucap Krist

Aku berdiri, melihat Krist. Dia merupakan laki-laki yang tidak terlalu tinggi. Dia memiliki kulit yang bersih dan wajah tampan.

Aku akan pergi, mengabaikannya. Tiba-tiba dia menghentikanku.

"Kita akan pergi ke pesta malam ini, jadi pulanglah lebih awal"

"Lo mau pergi ke pesta?" Tanyaku pada Krist.

"Lo tuli ya? Gue bilang kita. K I T A.... Gue, lo, ibu dan ayah" katanya dengan nada kesal.

Mereka tidak pernah membawaku ke pesta. Ayah bilang aku memalukan dan dia tidak ingin terlihat mempunyai anak sepertiku. Lalu kenapa hari ini?

"Gue ikut? Kenapa?" Aku bertanya.

"Jangan terlalu percaya diri ya lo. Rekan kerja ayah cuma mau ketemu sama kedua putra ayah." kata Krist jijik, ia memang tidak mau jika aku disebut sebagai saudaranya.

"Oke" aku menghela nafas.

"Jangan lupa ambil sepatu gue di toko, udah gue bayar. Gue mau ketemu orang spesial" katanya dengan suara melamun,

"Pacar baru?" Aku bertanya, Krist memang sering gonta-ganti pacar.

"Tidak!"

"Lalu siapa?"

"Di pesta malam ini, akan ada seseorang yang sangat kaya, bujangan paling sempurna, dan dia adalah seorang gay. Dan bagian terbaiknya, ayah mau gue memikatnya dan membuat dia jatuh cinta sama gue. Perusahaan kita akan berada di atas dan gue akan menjadi laki-laki kaya" katanya tersenyum jahat.

Krist dan aku masih menyukai perempuan, pacar terakhirnya juga perempuan. Karena ia sangat gila dengan harta, ia rela menjadi seorang gay? Ya Sudahlah.

"Siapa orang itu?" Tanyaku tidak tertarik.

"Suppasit Jongcheveevat!

Aku pernah mendengar tentang dia sebagai pengusaha yang paling kejam, tanpa ampun dan sombong. Ya, dia memang sangat kaya dan Krist dengan senang hati akan melemparkan dirinya ke pemilik Jongcheveevat group itu.

"Oh" hanya itu yang aku katakan.

"Hanya oh! Lo pernah melihatnya?" Dia bertanya, agak terkejut.

"Enggak sih, tapi gue pernah denger tentang dia" kataku jujur.

"Lo bener-bener ya. Dia itu terlihat seperti dewa Yunani!" Ucapnya sambil mengepalkan tangannya ke udara.

"Terserah, lagian gue juga bukan gay. Gue mau masuk kerja dulu" kataku dan pergi ke kamar mandi.

Setelah mandi aku mengenakan T-shirt abu-abu dan celana jeans hitam. Memakai sedikit parfum, aku mengambil tasku dan pergi ke kafe.


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Rich Man - MewGulfWhere stories live. Discover now