[2. Tidak tahan]

704 56 0
                                    

"Meng Zu?"

"Eeek!"

Meng Zu terkejut, berbalik ke belakang dan melihat wajah yang sudah di kenalinya, tiba-tiba Meng Zu menjadi gugup.

"Ah.. Ak-aku hanya ingin mengantar b-buah..."

Orang itu melihat buah yang di jepit di gagang pintunya. Meng Zu dengan cepat mengambilnya dan memberikan pada tetangga yang dia sukai.

"S-saya pikir anda pulang terlambat, jadi saya berencana menyimpannya disini.."

'Kalau gitu tadi tunggu dia pulang saja baru di kasih!'

"Terima kasih.."

Meng Zu menatap wajah tetangganya yang dingin itu, hari ini tetangganya memakai kaos polos hitam, celana jeans hitam, jaket putih dan sepatu kets putih. Hal yang di pikirkan oleh Meng Zu di kepalanya.. 'sangat tampan'.

Meng Zu memalingkan wajahnya, telinganya sedikit memerah.

"Kalau begitu saya masuk dulu. Selamat malam.."

Tetangganya mengangguk dan memasuki pintu.

'Ah! Tunggu bagaimana dia tahu namaku! Aku belum pernah berkenalan dengannya selain menyapa... Mungkin mendengar tetangga yang lainnya?'

"Sudahlah.. Pergi mandi, makan, kerjakan tugas dan tidur.. Hah.. Ini melelahkan"

"Kapan aku bisa akrab dengan tetangga ku .."

***

Fu Chengyan kehilangan Meng Zu dia mencari Meng Zu kemana-mana tetapi tidak di temukan.

"Kalau begitu tadi, aku tetap di kelas hari ini! Ah! Kemana dia? Apakah sudah pulang?"

Fu Chengyan pulang, sebelum pergi ke apertement, masker di lepas berjalan perlahan-lahan ke arah lift dan pergi ke lantai 3.

"Ku harap Meng Zu sudah pulang, hanya hari ini aku kehilangan jejaknya, tidak bisa melihatnya, sepertinya perlu memiliki alat pelacak.."

Sesampainya di lantai 3, Fu Chengyan melihat kedepan dengan mata menyipit. Ada seseorang yang dia kenal itu cinta pertamanya.

Cinta pertamanya melihat ke arah pintu apertementnya? Ketika Meng Zu menekan bell yang ke 3 kalinya dan tidak ada orang yang membuka pintu, ekspresi Meng Zu sedikit sedih. Tapi berlalu begitu saja, Fu Chengyan tidak bisa melihatnya karna cukup jauh, jadi dia pergi ke arah Meng Zu dengan wajah dingin tetapi hati merindukannya.

Melihat Meng Zu menaruh kantong di pintunya Fu Chengyan tersenyum di dalam hati.

"Meng Zu?"

"Eeek!"

Fu Chengyan melihat wajah terkejut Meng Zu, seperti kucing yang ketahuan mencuri ikan tuannya.

'Mengapa begitu imut..'

'Jika aku terus ada di sini, cepat atau lambat aku tidak bisa menahannya'

Setelah berbincang sebentar, Fu Chengyan membuka pintu dan masuk kedalam, tetapi tetap berada di pintu dan bersandar disana dengan mata yang begitu gelap dan mengerikan.

Setalah beberapa menit berlalu, Fu Chengyan pergi mandi, selesai mandi Fu Chengyang bukannya pergi memasang baju.

Tetapi melangkah ke salah satu ruang rahasia di kamarnya dengan hanya handuk putih yang melilit di pinggangnya. Fu Chengyan mendorong salah satu buku ke dalam, lemari bergeser ke kanan perlahan dan sebuah ruangan rahasia terbuka.

Menekan tombol lampu dan ruangan di terangi oleh cahaya yang sedikit redup, di dalamnya ruang tidak lah besar atau pun kecil. Benda di dalamnya tidak dapat di jelaskan dan tentu saja siapa pun yang melihat ini akan terkejut dan takut. Ini menakutkan untuk di lihat oleh orang normal dan biasa.

Hampir semua dinding di depannya memiliki banyak foto besar dan kecil tertempel di sana. Wajah senyum, tertawa, dan masih banyak lagi dari hanya satu sosok setiap foto.

Dari sosok kecil, menjadi sosok remaja dan terakhir menjadi sosok pemuda yang ramping, lembut dan ramah, tak lupa dengan kecantikan yang indah.

Sosok di foto memiliki rambut hitam pendek, mata hitam lembut yang indah meski tidak seindah mata persik tetapi itu sangat nyaman di pandang terlebih jika tersenyum tampak megah dan mengoda. Hidung lurus, ada tahi lalat di bagian sudut kanan mulutnya yang menarik dan menambahkan keseksian pemuda di foto.

Setiap tertawa itu akan terlihat cantik dan menawan, wajah yang tampan lembut, putih dan halus terlihat hampir tidak bisa membedakan apakah dia pria atau wanita?  Ada banyak ekspresi di foto tersebut.

Hanya ada satu foto yang cukup besar di sana, seorang pemuda tersenyum memanjakan di bawah sinar senja yang begitu cerah, lembut dan baik, sangat indah seperti seorang malaikat.

Siapa pun yang melihatnya tidak bisa tidak kagum dan tersipu melihatnya, orang akan merasa lembut tetapi karna banyak foto tentang pemuda itu, membuat perasaan yang lembut menjadi menyeramkan menghadapinya.

Ada lebih dari seratus foto di pasang di dinding. Fu Chengyan sepertinya sudah gila, orang akan takut pada orang yang seperti Fu Chengyan, jika saja pemuda itu melihat ini, mungkin dia akan pingsan dan ketakutan setengah mati.

Bagian kanan ruangan ada 3 televisi disana dan sebuah meja serta kursi.

Tidak hanya itu juga ada beberapa barang yang tidak di kenal dan beberapa hal yang mengerikan.

Fu Chengyan berjalan ke arah banyaknya foto, berdiri disana dengan cukup lama, matanya begitu gelap dan berbahaya seperti binatang buas.

Tak lama Fu Chengyan tersenyum, tangannya menyentuh salah satu foto besar disana dan mengelus pipi seseorang di foto itu dengan mata yang dalam dan lembut.

"Zuzu.. Kapan aku memiliki mu..."

Setelah hampir 20 menit memandang foto di depannya. Fu Chengyan berjalan ke arah televisi dan menyalakannya.

Dia mengutak-atik sebuah video kadang di percepat kadang berhenti dan matanya penuh dengan obsesif yang begitu mengerikan.

Tak lama dia berhenti dan menonton cukup serius salah satu video, terlihat di video adalah kamar mandi dan sesosok muncul di sana.

Sosok itu melepas semua bajunya dengan gerakan yang tidak cepat atau pun pelan. Mata Fu Chengyan awalnya berfokus di tulang selangka yang putih, lalu garis leher, dada yang putih dengan dua apple merah muda disana lalu bagian pinggang, perut dan...

Glup..

Fu Chengyan tidak bisa tidak menelan air liur melihat pemandangan indah di depan matanya tetapi selanjutnya dia menutup mata, handuk putih bagian bawahnya berdiri.

Cukup lama untuk membuka matanya lagi, dia melihat sosok putih lembut di sana membelakanginya dan sedang mandi, gambarannya terlalu jelas, terlebih sosok itu begitu seksi dan menarik.

Melihat tubuh sosok itu, Fu Chengyan merasa sakit dan panas dibawahnya. Fu Chengyan menyentuh bagian bawahnya lalu menyelesaikan urusannya disana dengan cepat sambil membayangkan orang di matanya dengan pikiran yang melayang.

Gairah di ruangan itu begitu menyesakan dan mengoda, beruntungnya ruangan memiliki dinding kedap suara atau seseorang akan tersipu mendengarnya dan akan berpikir tidak tahu malu.

***

Di apertement sebelah. Meng Zu baru saja menyelesaikan tugasnya dan hendak tidur.

Tetapi tiba-tiba dia merindukan tetangga sebelahnya.

Meng Zu ingin mengenal tetangga sebelah, Meng Zu menarik laci di samping tempat tidurnya dan mengambil sesuatu di dalamnya.

Meng Zu mengambil sebuah foto dan melihatnya dengan mata merindukan. Bayangan di bawah mata begitu kacau dan rona merah bersinar di bawah sinar lampu kamar yang redup.

Meng Zu menutup matanya lalu membukanya lagi. Menghapus semua jejak kerinduan yang berbahaya, menghembuskan nafas. Meng Zu meletakan foto itu di bawah bantal lalu tertidur dengan senyum di wajahnya.

♡Stalker Love♡ ~♥~ 🔞Where stories live. Discover now