Awal dari segalanya

2 1 0
                                    

Awal mula dari sebuah Kerajaan Besar bernama Kerajaan Sakau yaitu ada seorang Raja yang tega membuang anaknya sendiri ke tepi sungai karena anak itu memiliki kelainan.
Singkat cerita...

Di sebuah desa bernama Desa Gardu. Ada seorang petani yang bernama Dayu yang sedang bekerja di sawah milik tuan Garda yang tidak lain adalah pemimpin Desa Gardu. Ia sudah menikah dan memiliki seorang anak, istrinya bernama Tatu dan anaknya bernama Fika. Saat ia sedang bekerja ia mendengar suara tangisan bayi di tepi sungai. Kemudian Dayu pun menghampiri bayi tersebut saat Dayu mengendong bayi tersebut ia sontak terkejut karena muka bayi tersebut terdapat sebuah kutukan berwarna merah seperti darah. Akan tetapi, Dayu merasa tidak tega meninggalkan bayi itu sendirian dan akhirnya Dayu pun membawa bayi itu pulang bersamanya.

Setelah Dayu pulang kerumahnya, istrinya Dayu bernama Tatu sontak terkejut karena Dayu mengendong seorang bayi dan saat itu juga ia melihat bahwa bayi itu memiliki muka yang sangat menyeramkan sampai pada akhirnya Tatu memarahi Dayu karena telah membawa bayi itu kerumahnya dan Tatu pun menyuruh Dayu untuk membuang bayi tersebut karena Tatu tidak ingin bayi itu menjadi aib keluarganya. Akan tetapi, Dayu terus membujuk Tatu untuk menerima bayi tersebut tinggal bersamanya. Pada akhirnya Tatu pun menyetujui hal tersebut namun syaratnya suaminya harus memberi Tatu uang sebanyak-banyaknya. Dayu pun menyetujui hal tersebut dan ia akan memenuhi syarat istrinya tersebut. Dayu pun memberikan nama bayi itu dengan nama Miya.

7 tahun kemudian Dayu meninggal dunia karena serangan jantung. Dan saat Dayu meninggal dunia, Tatu selalu melakukan perbuatan jahat kepada Miya dan Miya pun disuruh untuk bekerja menggantikan Dayu sebagai petani di sawah Desa Garda. Saat Miya sedang bekerja di sawah milik Tuan Garda disana ada kakak angkatnya yang tidak lain adalah Fika ia sedang bermain bersama anak Tuan Garda yang bernama Yufda, Erta dan Teman-teman lainnya. Miya pun menghampiri mereka karena Miya ingin sekali bermain dengan mereka. Akan tetapi, Miya pun diusir oleh Fika dan teman-temannya dan mereka pun menghina Miya bahwa dia adalah orang yang jelek dan buruk rupa, Erta pun menyuruh Miya untuk menggunakan topeng agar muka jeleknya itu tidak membuat orang lain takut dan pada akhirnya Miya pun pergi sambil menangis karena perkataan Fika dan teman-temannya. Namun, datanglah salah satu anak Tuan Garda yang bernama Yufda ia meminta maaf kepada Miya atas perkataan adiknya tadi, Miya pun memaafkannya dan mereka pun bermain bersama sambil berbincang-bincang bersama, Miya berbicara kepada Yufda bahwa ia jangan pernah pergi meninggalkannya sampai ia dewasa nanti. Yufda pun berjanji akan selalu melindungi Miya sampai ia mengehembuskan nafas terakhirnya. Mendengar hal itu Miya terkejut dan sangat bahagia karena akhirnya ada orang yang ingin berteman dengannya. Yufda pun mengantarkan Miya pulang kerumahnya. Lalu, Fika dan Ibunya pun melihatnya ia pun memarahi Miya habis-habisan Dan ibunya Fika pun menyuruh Miya untuk tidak lagi bekerja di sawah Tuan Garda. Mereka pun menyuruh Miya untuk selalu memakai topeng saat keluar rumah. Miya pun menuruti apa yang diingikan Fika dan Ibunya.

Sampai saat ia dewasa Miya pun masih menggunakan topeng tersebut dan Miya pun akhirnya menjadi penari bayaran di desanya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Ia pun bertemu dengan salah satu anak Tuan Garda yang tidak lain adalah Erta anak yang dulunya selalu menghina Miya, saat Miya melihat Erta. Miya pun langsung pergi ketakutan, Erta pun langsung menarik Miya dan membuka topengnya karena ia penasaran siapa orang yang ada dibalik topeng tersebut. Saat Erta membuka topengnya ia terkejut melihat wajah Miya yang sama sekali tidak ada lagi kutukan diwajahnya, Erta pun terpesona melihat Miya dan ia menyadari bahwa orang yang ada dibalik topeng itu adalah adik angkatnya Fika yang di hinanya dulu. Miya pun menutup matanya karena ia takut akan perkataan Erta yang menghinanya dulu. Namun, Erta pun sama sekali tidak menghinanya malahan Erta terus-terusan menatapnya. (Tanda-tanda cinta nih)
Miya pun membuka matanya dan saling bertatapan dengan Erta. Miya pun bersontak meminta untuk dilepaskan tapi, Erta sama sekali tidak melepaskannya. Miya pun menutupi mukanya dengan tangannya. Namun hal tersebut ditahan oleh Erta. Dan Erta memberi pujian kepada Miya kalo ia sama sekali tidak terlihat jelek lagi. Mendengar hal itu Miya pun terdiam dan ia pun menatap wajahnya dengan sebuah cermin yang diberikan Erta. Saat itu juga Miya merasa sangat senang karena akhirnya kutukan tersebut hilang dari wajahnya. Tapi, Miya masih merasa kesal dengan Erta karena perkataannya dulu. Miya pun pergi meninggalkan Erta. Erta pun mulai menyukai Miya dan ia ingin berusaha untuk mendapatkan Miya sebagai pasangannya.

Saat Miya pulang kerumah Fika dan Ibunya terkejut melihat muka Miya yang sama sekali tidak terdapat kutukan. Saat itu juga ibu Fika ingin memperburuk wajah Miya. Namun, akhirnya ibu Fika meninggal dunia karena darah tingginya kambuh saat akan berbuat buruk kepada Miya. Fika pun terkejut karena ibunya tiba-tiba saja meninggal dihadapannya dan ia pun memarahi Miya karena telah membunuhnya. Ibunya Fika pun dimakamkan di pemakaman Tuan Garda di dekat rumahnya bersama dengan suaminya dulu. Tuan Garda pun menyuruh Fika dan Miya untuk tinggal ditempatnya karena tempat tinggal mereka adalah milik Tuan Garda dan akan dijadikan kebun untuk Tuan Garda. Fika dan Miya pun menyetujui hal tersebut. Namun, beberapa hari setelah kematian ibunya Fika tak lama kemudian Tuan Garda pun meninggal dunia karena kanker otak. Yufda pun diberikan kepercayaan oleh Tuan Garda untuk menjadi penerusnya nanti mendengar hal itu Erta merasa cemburu terhadap Yufda, dan Erta pun mencoba untuk menyingkirkan Yufda sampai pada akhirnya Yufda pun berhasil disingkirkan oleh Erta. Yufda pun dikabarkan meninggal dunia oleh Erta. Mendengar hal itu Fika merasa sangat sedih begitu juga dengan Miya karena Yufda adalah teman mereka sewaktu kecil dan Miya selalu ingat dengan perkataan Yufda yang akan selalu melindunginya.

Beberapa hari kemudian Fika pun pergi dari rumah Tuan Garda yang sekarang dikuasai oleh Erta. Saat Miya tau bahwa Fika akan pergi ia pun ingin mengikuti Fika tetapi dilarang oleh Fika dan Erta. Erta pun menyuruh Miya untuk tetap tinggal disini bersamanya. Lalu, Erta pun melakukan hal yang tidak tidak kepada Miya saat itu juga Miya merasa kaget Erta tiba-tiba mendekati nya sampai akhirnya Miya pun berlari keluar rumah Erta dan pergi meninggalkan Desa Garda. Erta pun mencari Miya karena Miya tiba-tiba pergi tanpa meninggalkan jejak.

CURSE BLOOD BRINGS CHANGETahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon