2

538 107 32
                                    

Kembali, Reina menghembuskan asap dari rokok yang ia nikmati dengan kasar sembari berdiri menyenderkan tubuhnya di body mobil, menatap gedung mewah yang tengah ramai di hadapannya itu dengan tatapan tajam penuh kebencian.

Dengan gerakan anggun ia melihat jam mewah yang menghiasai pergelangan tangannya. Sudah hampir 20 menit ia hanya berdiri diam disana dengan menghabiskan hampir 3 batang rokok hanya untuk memantapkan hati dan pikiran.

Reina menghembuskan asap rokoknya untuk yang terakhir kali sebelum membuang puntungnya yang masih setengah itu dengan kasar ke tanah dan berakhir menginjaknya tanpa perasaan sembari melangkahkan kaki berhigh-heelnya dengan anggun memasuki gedung mewah yang menyilaukan mata itu.

Ia bersumpah dalam hati jika bukan karena paksaan dari sang kakek, sampai matipun ia tak ingin melangkahkan kakinya ditempat terkutuk ini.

Tak ingin berlama-lama membuang waktunya disana, Reina segera membawa langkahnya menemui sang kakek. Satu-satunya orang yang membuatnya bisa sampai di tempat ini.

" oh cucu kesayangan ku telah datang " pekik sang kakek riang setelah menangkap siluet tubuh Reina yang melangkah mendekatinya.

Gadis cantik bertubuh mungil itu kini tengah mengenakan gaun pendek berwarna hitam yang memamerkan bahu putih mulusnya. Membuat beberapa pasang mata yang berada disekitar sang kakek ikut memberikan atensinya pada Reina yang berjalan dengan anggunnya

" kenalkan, ini cucu kesayangan ku. Ayo kenalkan dirimu Bechu ku " nyatanya seorang Bachsan bisa berubah menjadi semenggelikan itu di mata rekan-rekan bisnisnya

Sejujurnya Reina ingin memaki dengan keras ketika lelaki tua itu kembali memanggilnya dengan sebutan menggelikan. Namun ia masih tahu dimana dirinya berada saat ini, ia bukan gadis yang mudah kehilangan akal.

Dengan malas-malasan Reina menampilkan senyum segaris sembari sedikit menundukkan kepalanya " Reina " ucapnya

Meskipun hanya ogah-ogahan namun senyum tipis itu tetap mampu mengambil alih perhatian dari beberapa mata di sana, khususnya mata lelaki tentunya.

Lelah dan bosan adalah satu paket yang Reina rasakan karena sang kakek terus saja menggeretnya kesana-kemari hanya untuk diperkenalkannya pada para rekan bisnis pria tua itu.

Ketika Reina mencoba untuk melipir meninggalkan pria tua yang asik dengan dunia bisnisnya itu, tiba-tiba sebuah suara yang amat sangat tak ingin di dengarnya tertangkap oleh sang indera. Sebuah suara dari sosok wanita yang seketika membuatnya langsung mengalami tekanan darah tinggi.

" Reina, kau datang sayang " ucap wanita yang terlihat masih amat cantik diusianya tanpa adanya sedikitpun kerutan

Reina diserang pusing berkepanjangan kala wanita itu dengan tanpa ijin memeluk dirinya ditambah dengan sebuah kecupan di kedua pipinya, Reina mengepalkan tangannya marah.

Dengan berat hati Reina menampilkan senyum segaris tanda tak ikhlasnya " ya, seperti yang mama lihat "

" ku dengan Reina Bachan adalah seorang model terkenal " celetuk seorang wanita yang berada di samping wanita yang dipanggilnya mama itu

Reina menaikkan alisnya sekilas, tahu kearah mana pembicaraan ini akan berlabuh " Ya " jawabnya malas

" Oh sayang sekali ! " pekik ibu-ibu sosialita itu tepat seperti yang Reina perhitungkan

Pembicaraan ini hanya akan menjadi serangan-serangan beruntun yang khusus di tujukan hanya untuk dirinya seorang.

" aku dan suamiku sudah berulang kali melarang Reina untuk melakukan pekerjaan itu, namun putriku ini bukanlah tipikal gadis penurut " ucap Ayu dengan tatapan memelas penuh drama

The Devil MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang