NO PROBLEM

29 4 5
                                    

#TaeJin

(Terdapat bahasa daerah)

Comedy Romance

Seorang pemuda tampan sedang menunggu kekasihnya ditepian gubuk sawah, tempat yang biasa ia datangi saat ia memadu kasih. Letaknya juga 'tak jauh dari rumah si wanita.

Sambil menunggu, sang laki-laki menghabiskan waktu dengan menghitung padi, ia juga mengambil sedikit padi untuk cemilan.

"Hai, sayang!" Wanitanya datang dengan baju andalan yaitu kebaya. Sang pria menyambut tangannya membantu wanita itu turun.

Mereka berpelukan dahulu sekedar melepas rindu, lalu duduk. Sekilas tercium aroma minyak angin yang menyengat.

Jika dilihat, pemuda ini benar-benar sangat mencintai pasangannya.

"Semakin hari, kau semakin cantik saja," rayunya sambil mencuil sedikit dagu yang hampir jatuh melambai. Sang wanita malu, lalu membalas menyenggol bahu laki-laki itu dengan bahunya, tapi 'tak terjadi apa-apa.

Sambil mengobrol santai, sesekali si pria mencubit 'sayang' kulit tangan yang telah mengendor dan mulai menghitam milik kekasihnya. Wanita itu hanya tertawa geli.

Laki-laki itu teringat sesuatu, lalu ia menawarkan cemilan yang baru ia panen sendiri. Sang wanita menolak karena hari ini ia 'tak memakai gigi palsu cap katok ungunya.

Digenggamnya jari-jemari yang sudah kurus seperti kekurangan nutrisi dengan penuh cinta, dikecupnya lama sampai ia sadar kalau ...

"Tangan kamu bau terasi ..."

"Maaf yank, tadi aku buru-buru kesini, padahal tadi habis nyambel. Jadi lupa," ucapnya sambil menyengir malu, lalu tampaklah gigi hitam bercampur kuning cerah miliknya yang muncul menyinari suasana.

Pria itu tersenyum lembut. "Ngak apa-apa, apapun itu kamu akan tetap sempurna di mataku."

Seperti terbang melayang, ia merasa gemas sampai mengigit pipi kekasihnya.

Si pria kaget dan seolah ngambek sambil berkata, "Jangan digigit dong, untuk kamu elus apa nanti."

Melihat keimutan kekasihnya, sang wanita malah menyenderkan kepalanya ke bahu si lelaki. Hanya sekedar pengalihan, ia 'tak ingin 'kencannya' kali ini hancur.

Lelaki itu juga menyenderkan dirinya, tercium aroma minyak goreng. Sepertinya si wanita kehabisan minyak untuk rambut.

Mengingat kekasihnya ini bekerja ditempat yang jauh, ia jadi terngiang lagu 'Bang Toyib' ia 'tak ingin seperti itu. Apa lagi lagu yang '2 kursi' habislah sudah ia.

Mereka berencana melihat sunset, dan untungnya didukung juga oleh peradaban yang tenang.

"Lala, sini lu! Gue cariin kemana-mana juga, tau-taunya elu dimari same si perjaka ting-ting."

Wanita itu menghampiri laki-laki yang sudah mengacaukan kedamaiannya. "Ape sih Bang? Gue 'pan udeh masak, udeh beres-beres juga. Ape lagi? Jangan ganggu ngapa Bang, aye lagi sama cengceman juga,"

"Ingat! Lu udeh tue, udeh udzur, bentar lagi masuk tanah. Masih aje gaet lelaki mude"

"Kagak Bang, sumpah. Dia ndiri noh yang ngejar-ngejar aye. Aye udeh bilang kagak mau, masih mau sendiri, tapi die tetap kekeh. Karena mukanye cakep, aye jadi ikut kesengsem Bang." Lala menunjukkan wajah memelasnya. Namun sepertinya tidak perlu karena wajahnya sudah seperti harus dikasihani.

Seokjin Sariawan bin Sawan, abang kesayangan Lala 'tak menyangka masih ada cinta gila seperti ini. Ia hanya bisa menggelengkan kepala mengingat usia mereka terpaut sangat jauh yaitu 45 tahun. Lebih pantas menjadi cucu dari pada pasangan.

Seokjin teringat akan sesuatu, ia bertanya kepada adiknya, "La, susuk pemikat lu, udeh dicabut semue 'pan?"

Lala menoleh. "Kayaknye masih ade yang tersise Bang."

"Kasihan lu tong, masih mude udeh digaet setan," ucapnya sambil melihat pemuda yang sekarang sedang bermain-main.

"Bang, jangan ngadi-ngadi!"

"Namenye siape? Gue lupe."

"Taehyung, Taehyung Alpasari Bojonenyangdi." Lala sempat membayangkan bagaimana wajah anaknya nanti, pasti ganteng dan cantik. Mengingat calon asemelehoy-nya ini sangat rupawan 'tak kasat mata.

Lelaki tua namun masih terlihat tampan itu melihat sekilas sang adik. "Lu mah enak dapet yang seger, lah dia, kagak dapat gadis muda, janda peot pun jadi."

"Lu tuh Bang, cerobong asap."

Merasa kasihan melihat Taehyung yang sedari tadi bermain air payau sambil duduk di tengah sawah. Seokjin pun memanggilnya dan bertanya, "Nak, apa kamu benar-benar mau dengan adik saya?"

Si pemuda tersenyum. "Iya Kek. Eh maaf, Pak. Saya menerima dia apa adanya, karena saya sangat mencintainya. Bagi saya, tidak apa-apa."

Seokjin rasa pemuda dihadapannya sudah terkena mabuk janda.

Zila Laila merasa terharu mendengar jawaban dari kekasihnya, sang wanita sudah pernah menikah dan juga sudah menjanda sebanyak 7 kali, mungkin kali ini ia berfikir akan melepas predikat keemasannya.

Ia sekilas berfikir untuk membiarkan sesuatu yang tertinggal di tubuhnya.

Seperti kata pepatah yang ia dengar 'tarik sis! Semongko! Ah mantap...' ia sekarang sedang berusaha mengamalkannya.

~ END ~

NO PROBLEM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang