" three "

11K 986 69
                                    

" three "














Haechan, menatap dirinya dari pantulan kaca rias yang ada di kamarnya dengan ekspresi yang tak bisa di gambarkan.

"Haruskah aku menerima tawaran kerja dari orang yang tak ku kenal?" tanya Haechan pada diri sendiri.

"T-tapi aku butuh pekerjaan untuk Hyung" gumamnya lagi.

Satu kali helaan nafas untuk mengumpulkan keberanian ia lalukan sebelum akhirnya bangkit dari duduknya "kau bisa Chan~aaa" ucapnya menyemangati diri sendiri sebelum melangkah keluar kamar tak lupa ransel yang selalu menemaninya kemanapun kakinya melangkah.

Haechan, berjalan menuju halte bus dengan sedikit berlari karena takut dirinya akan telat dari jam perjanjiannya dengan calon boss barunya.

"Astaga bus nya sudah lewat, bagaimana ini?" bingung Haechan sambil melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

Tin!

Tin!

Dahi Haechan mengerut saat sebuah mobil membunyikan klakson tepat di hadapannya.

"Hyung!" teriak seseorang dari dalam mobil sambil menurunkan kaca mobilnya.

"Sungchan?"

"Apa yang Hyung lakukan di situ?"

"Aku sedang menunggu bus"

Mendengar jawaban Haechan, Sungchan keluar dari mobil dan menghampiri Haechan.

"Ayo aku antar, Hyung mau kemana?"

"Uumm... tak usah itu akan merepotkanmu, kau akan berangkat kuliah bukan?"

Sungchan, mengangguk membenarkan ucapan Haechan yamg memang dirinya akan berangkat ke kampus tapi terhenti saat melihat sosok Haechan berdiri sendirian di halte bus.

"Uummm... tapi aku tak buru-buru jadi aku masih bisa mganterin Hyung dulu, dan memangnya Hyung mau kemana?"

"Aku mau bertemu boss baru ku, kemarin aku baru di pecat dari kantor lama dan mendapat tawaran kerja lagi"

Sungchan, mengangguk paham dan tanpa aba-aba meraih tangan Haechan untuk di tariknya masuk kedalam mobil.

- - -ooOoo- - -

Kini Haechan berdiri di depan pintu apartemen di mana dirinya akan bertemu dengan boss barunya.

"Hhuufff.... Semangat Haechan~aaa apapun yang terjadi kau pasti bisa" ucap Haechan lagi-lagi menyemangati dirinya sendiri sebelum tangan mungilnya bergerak menekan bel.

Ting tong!

Entah efek Haechan belum sarapan atau karena gerogi, kini tangan Haechan begitu begetar untuk memencet bel untuk kedua kalinya.

Ting tong!

Cklek!

Tubuh Haechan menegang saat melihat sosok di depannya menatap ke arahnya dengan ponsel di tangannya dan tanpa baju atasan sepertinya baru bangun tidur.

"Ahhh... kau sudah datang, maaf semalam aku bergadang sampai melupakan kalau hari ini ada janji denganmu" ucapnya dengan suara serak yang membuat Haechan seketika merinding.

"A-aah, tak apa tu- Hyung" ucap Haechan terbata.

"Masuk lah" ucap Jeno membuka pintu lebih lebar dan menggeser tubuhnya memberi jalan untuk Haechan masuk.

(Yang Haechan lihat🙈🙈)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Yang Haechan lihat🙈🙈)

Jeno, mempersilahkan Haechan duduk di ruang tengah di apartemennya.

"Aku akan ganti baju dulu, kau bisa tunggu aku di situ" ucap Jeno sebelum berjalan menaiki tangga ke lantai dua apartementnya.

Haechan, hanya mengangguk dan segera berjalan menuju sofa yang di tunjukkan oleh Jeno.

Tak selang berapa lama Jeno kembali dengan pakaian yang lebih rapi meski terlihat santai karena Jeno hanya mengenakan celana pendek dan kaos rumahan yang sialnya tetap membuatnya terlihat begitu tampan.

"Jadi apa kau mengirim tawaranku?" tanya Jeno sambil duduk di sofa.

"Apakah aku boleh tau pekerjaan apa yang Hyung berikan padaku?"

"Aku mau kau menjadi asisten pribadiku" ucap Jeno membuat Haechan sedikit terkejut.

"T-tapi Hyung?"

"Kau butuh uang untuk pengobatan Hyungmu yang sedang berada di rumasakit jiwa kan?" ucap Jeno yang lagi-lagi membuat Haechan terkejut.

"Darimana Hyung tau?"

"Itu mudah bagiku, semua bisa di lakukan dengan uang, jadi apakah kau menerima tawaranku? Aku akan membiayai pengobatan Hyungmu tanpa memotong gaji utama mu" ucap Jeno lagi.

Mendengar tawaran yang begitu Haechan impikan yaitu mendapatkan gaji yang besar tanpa harus menyisihkan sedikit uangnya untuk pengobatan sang Hyung, tak membuat Haechan dengan mudah mengayun iya, dan justru membuat Haechan ragu untuk menerima tawaran Jeno yang menurutnya sangat aneh.

Mereka baru bertemu kemarin tanpa mengenal satu sama lain sebelumnya, dan Jeno sudah memberikan tawaran yang begitu tak masuk akal padanya yang baru di kenal.

"Hyung, tak memberiku pekerjaan sebagai pembunuh bayaran kan?" tanya Haechan membuat Jeno tertawa terbahak-bahak karena pertanyaan konyolnya.

"Apa seseorang akan percaya jika kau pembunuh bayaran dengan wajahmu yang imut dan cantik itu?" tanya balik Jeno yang malah membuat Haechan salting karena di bilan imut dan cantik.

"L-lalu pekerjaan apa yang Hyung berikan?"

Jeno, beranjak dari duduknya dan kembali duduk di samping Haechan dengan posisi yang begitu sangat dekat.

"Bukankah sudah ku bilang sebagai asisten pribadiku" ucal Jeno sambil mendoyongkan tubuhnya ke arah Haechan "sekaligus perangsang sex ku" lanjut Jeno membuat Haechan tak berkutik saking terkejutnya.

- - -ooOoo- - -

Jeno kau jangan ngadi-ngadi Yak..!!!!

"THANKS U" {Nohyuck} || END Where stories live. Discover now