****
Semilir angin malam yang memaksa berhembus, mempunyai alasan untuknya. Dia juga dipaksa terlelap dan melupakan sejenak, apa yang telah terjadi, apa yang telah dilalui, dan apa yang telah terlanjur menghilang.
Tenang...
Walaupun tak bisa terulang lagi, setidaknya masih bisa di putar kembali memori sebelumnya. Mungkin demi kebaikan kedepannya, memang harus mengambil tindakan dan keputusan untuk merubah, memperbaiki, ataupun mempertahankan.Tapi, dalam dunia ini semua orang tak akan dapat menemukan alasan untuk menyapu bersih tinta hitam di atas kertas abu-abu. Pasti masih meninggalkan sisa, bukan?
Bagaimana kalau soal perasaan?
Sejak awal pertemuan mata, ini pertama kali ia rasakan. Gejolak hati terus menerpa dirinya. Enggan untuk melepas intaian, sampai-sampai ia rela bergelantung diatas pohon mangga demi melihat seseorang yang tengah menjadi badut untuk menghibur Anggota regunya.
Termasuk dirinya...Ya, dia Aluna Putri Sukma dan cowo itu...
“Aluka Dwi Bagaskara, panggil aja Al.” Dia menjawab uluran tangan dan pernyataan nama Aluna. Detik itu rasanya senja tak ingin berpindah tempat, hamparan rumput hijau menghiasi mereka berdua seolah-olah dunia tak berpenghuni, selain 2 anak remaja yang kini tengah melempar senyum.
Ahh... Manis sekali. Ini baru permulaan, bagaimana dengan episode kehidupan selanjutnya?
‘Entahlah Luna. Kamu hanya bertemu hanya dalam 1 waktu, selanjutnya dia pun tak tau kau berada dimana. Bagaimana caraku untuk melepaskan mu, seperti malam esok yang tak akan ada lagi perjumpaan mata diantara kita.’ Geming Aluna yang kini telah tertampar dengan keadaan.
****
Voment, thanks:)❤️🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
ALUN(k)A
Teen FictionTerjebak perasaan di masa awal remaja Pertemuan singkat 2 tahun lalu, membuat Aluna Putri Sukma merasakan keanehan dalam hatinya. Sosok tinggi tegap, manis serta mata elangnya menghipnotis semua orang yang menatap, termasuk dirinya. Dan takdir mengi...