Thirteen

1.2K 212 106
                                    

Tarik nafas dulu sebelum membaca.




Hampir dua bulan lebih, Mingyu berhasil menyembunyikan kehamilan nya dan hampir selama dua bulan itu, dirinya berhubungan dengan Hyunjin.

Bukan untuk selingkuh, hanya untuk saling membantu satu sama lain, Hyunjin cukup pintar dalam mengurusi saham, sehingga Mingyu merekrut nya menjadi sekretaris nya yang baru. Penolakan dari Jeno jelas masih bisa Mingyu dengar, tapi biarlah, toh Hyunjin juga tidak macam macam.

Malam ini sebenarnya Mingyu berniat tidur dengan Jaehyun, tapi laki laki itu belum pulang, bahkan hingga jam 10 malam, Mingyu yang memang sudah mengantuk memilih untuk menutup matanya terlebih dahulu.

Tapi, suara pintu di buka menginstrupsi kegiatannya.

Mingyu dengan sumringah bangun, hanya saja wajah frustasi dan pucat pasi dari Jaehyun, seketika membuatnya khawatir. Laki laki manis itu lantas bangun secara perlahan, lalu mengelus pelan bahu Jaehyun.

"Apa kau baik baik saja? Apa ada masalah di kantor? Kau tampak pucat Jaehyun."

Jaehyun tidak menjawab, hanya menatap frustasi ke arah Mingyu, lalu menumpukan dahinya pada pundak sempit sang suami manis.

"Maafkan aku, Mingyu,"

Mingyu bingung.

Kenapa Jaehyun harus meminta maaf? Apa dia melakukan sesuatu yang-

"Jennie hamil anakku."

Dang

Mingyu tersentak seketika. Badannya ikut tegang, apalagi Jaehyun yang bergetar karena menangis di bahunya.

"Apa kau bilang?"

Mendongak, wajah merah karena air mata itu bertemu dengan wajah pucat milik Mingyu. "Jennie hamil, dia hamil anakku." kening Mingyu menyerengit, "Bagaimana bisa?"

Jaehyun tampak mengusap wajahnya kasar, kemudian melepaskan dasi yang menjerit lehernya. "Saat aku masih berhubungan dengan sekretaris mu. Sebenarnya aku juga berhubungan dengan Jennie dan aku mabuk saat itu, lalu dia juga mabuk dan kita sex kau tau? Yah itu terjadi secara tiba tiba. Saat dua bulan lalu kau menemukan Jennie duduk di pangkuanku, kita melakukan sex lagi sebelum kau datang dan,"

Jaehyun tampak menatap bersalah ke arah wajah Mingyu, kemudian bersujud di depan laki laki manis itu.

"Dia sudah hamil 3 bulan, saat ini kandungan nya memasuki bulan ke 5."

Dang

Mingyu terdiam. Oh hamil yah? Apa Mingyu patut kecewa jika ternyata dia juga hamil anak Jeno? Bukan anak Jaehyun?

Apa boleh Mingyu kecewa, karena dia berharap malam ini Jaehyun memeluknya hingga dia terlelap tapi malah memberikan kabar seperti ini.

Apa Mingyu pantas untuk kecewa?

"Oh, berarti kau harus bertanggung jawab kan?"

Jaehyun menggeleng cepat. Wajahnya kini berubah menjadi pucat pasi. Mencoba menahan tangan Mingyu yang akan keluar dari kamarnya.

"Tidak Mingyu, tunggu dengarkan aku. Aku berfikir aku memang akan bertanggung jawab, tapi aku tidak akan menceraikan mu, kau ingat perjanjian kita kan jadi-"

Plak

Mingyu menampar kuat pipi Jaehyun, kemudian mencengkram kemeja laki laki dewasa itu. "Kau berani berbicara bajingan seperti tadi Jaehyun? Kau ingin menduakan ku? Oh aku sangat mual mengucapakan kata itu. Lupakan perjanjian kita, lagipula itu hanya berlangsung selama dua bulan dan ini bahkan hampir berjalan tiga bulan. Lebih baik kita bercerai dan nikahi wanita itu."

"Tidak Mingyu, kita tidak bisa melakukan perceraian."

"Kenapa tidak bisa?"

Mingyu melirik ke arah Jaehyun, kemudian menatap mencela Jaehyun.

"Apa kau jatuh cinta padaku Jaehyun?"

"Tidak."

Oh, sialan.

Senyuman menghujat milik Mingyu tampak keluar, kemudian memandangi Jaehyun dari atas hingga bawah.

"Aku akan mengurusi surat perceraian malam ini, jadi kau bisa menandatangani nya besok. Oh yah, jangan lupa undang aku jika kalian berdua menikah."

Blam

Pintu kamar Jaehyun tertutup kencang. Mingyu lantas berlari menuju kamarnya sendiri. Sialan, bisa bisanya di waktu sekarang ini, Jeno justru tidak ada di rumah.

Mingyu butuh Jeno.

Tapi dirinya tidak bisa menghubungi anaknya itu.

Pilihan Mingyu hanya satu saat ini, menghubungi sekretaris nya dan pergi dari apartemen si sialan Jaehyun.

"Tunggu Jung Mingyu, kau ingin kemana? Ini sudah jam setengah sebelas malam." Jaehyun berteriak gusar, ingin menghentikan pergerakan Mingyu, tapi dirinya tidak bisa. "Urusi urusanmu sendiri. Tuan Jung."

"Oh yah, kau bebas memanggil ku dengan marga Jung hari ini, karena besok aku sudah akan berganti marga."

Mingyu lantas berlari keluar setelahnya, tanpa memperdulikan kondisi kandungan nya yang sangat bahaya jika di buat berlari.

"Ayo Mingyu, masuk." suara Hyunjin lantas menyadarkan Mingyu, hingga laki laki 25 tahun itu langsung memasuki mobil. "Kita ke hotel terdekat dari sini saja, agar kau bisa berisitirahat, ingat kandungan mu."

Ya benar, hanya Hyunjin yang mengetahui Mingyu hamil, bahkan pemuda itu juga tau Jeno adalah ayah biologis dari anak yang Mingyu kandung.






























































"Lalu? Apa sekarang yang akan kau lakukan?"

"Bercerai. Sudah, itu saja."

"Lalu anakmu?"

"Anakku tidak ada hubungannya dengan Jaehyun, Hyunjin. Biarlah, lagi pula bukan masalah besar jika kita memang bercerai."

"Bukan masalah besar katamu?"

Mingyu menghela nafas, lalu memilih meminum susu hangatnya lagi. Tadi Hyunjin bahkan rela hanya memesan segelas air hangat agar dirinya bisa meminum susu kehamilan nya.

"Kau tau Hyunjin? Kau benar. Seharusnya aku tidak percaya dengan Jaehyun. Seharusnya dari awal aku bercerai dengannya. Seharusnya aku tidak menikah dan sampai berhubungan dengan keluarga Jung, seharusnya aku-" Hyunjin bangun, lalu menuding Mingyu emosi. "SEHARUSNYA KAU MENGGUNAKAN AKAL SEHATMU. Sudah berapa kali aku katakan, jika aku selalu menemukan Jaehyun bersama dengan wanita itu, kenapa kau mengabaikan nya huh? Kenapa? Apa kau jatuh cinta dengan bajingan itu? Yang sudah meniduri belasan wanita? Iya?"

Mingyu tidak menjawab, tapi malah menangis keras. Sialan, mood kehamilan nya membuat Mingyu harus  lebih extra. Hyunjin yang melihat Mingyu menangis langsung menghentikan bentakannya, lalu memeluk tubuh bergetar itu.

"Kita hanya akan mengurus surat perceraian mu, lalu menemui Jennie, biar aku yang mengurus semua itu."

"Tap-"

"Diam lah. Terakhir kita beritahu Jeno jika kau hamil anaknya dan sudah berjalan hampir 3 bulan."

Mingyu hanya bisa mengangguk lemah. Setelahnya entah apa, dia tertidur, mungkin kelelahan. Meninggalkan Hyunjin yang stress sendiri.





















































Fyi. Semoga mampu melatih kesabaran kalian yah♥️

Btw si Jennie baik kok, serius, cuma Jaehyun aja bangsat 🙏

Jangan cekek aku 🙏

Dadahh♥️♥️♥️

Fifth Columnist [✓]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora