😴 G'Nite 😴

34 4 0
                                    


Lelah menghantam Mingi saat tubuhnya menyandar pada bangku yang sejujurnya bukan tempat mengistirahatkan diri paling nyaman, namun Mingi tidak mempermasalahkan dan membiarkan dirinya menyatu dengan bangku tanpa membuang waktu. San memperhatikan lakunya dengan senyum, memaklumi.

Kepala Mingi menemukan sandaran yang lebih baik daripada keras dan kakunya bangku bis, menyandarkan kepala pada San yang tak menunjukkan sikap terkejut seperti ini memanglah rutinitas biasa dari Mingi. Mata Mingi mengerjap dengan lamban, dia pikir dia akan jatuh pada tidur lelap di menit berikutnya.

Menjatuhkan matanya pada ruang percakapan yang dibuka oleh San, Mingi menyadari laki-laki di sisinya melakukan pembicaraan jalur pribadi dengan Yunho.

"Kalian menghentikan percakapan karena aku?" Mingi memberikan tanya tanpa mengubah posisinya, mendengar San yang mendengungkan nada bingung

"Siapa?" San tidak memahami tanya yang diberi Mingi hingga tangan Mingi terangkat untuk menyentuh layar ponsel yang masih menampilkan ruang percakapan

"Yunho dan kau, menghentikan percakapan karena kau mencariku" Menjelas apa yang dia maksud seandainya isyarat masih belum dipahami pula oleh San

"Tidak, kami menyelesaikan percakapan dan sadar bahwa kau tidak ada" San berkata, membenarkan urutan dari kejadian dan menyalahkan pikiran Mingi

"Aku biasa menghilang saat kita melakukan jalan?" Masih merasakan nyaman dari menyandar kepalanya di bahu San, Mingi kembali melempar tanya pada lainnya

"Tidak" Kepala San menggeleng untuk menguatkan jawabnya yang menyalah pikiran Mingi, menyandar kepalanya pada kepala Mingi di waktu setelahnya

"Aku biasa menyulitkanmu saat kita melakukan jalan?" Mingi merasakan San yang mengerutkan wajah saat mendengar pertanyaan ini, menunjukkan bingung

"Kapan kau menyulitkanku?" Nada bicara San memberitahu dia tidak memiliki ide mengenai apa yang dimaksudkan oleh Mingi, tulus dalam perasaan bingung

"Kau mencariku karena perhatianku teralihkan, dan menenangkanku saat aku merasa takut" Mingi menyebutkan situasi yang dia anggap menyulitkan bagi San

"Jadi, kapan kau menyulitkanku?" San masih menggunakan nada tidak paham, seperti memberitahu situasi yang dikatakan Mingi tidak menyulitkan bagi dirinya

"Aku hanya tidak mengerti kenapa kau bertahan denganku" Menyenangi hangat dan manis dari sikap San, Mingi menggumam karena dia tidak habis pikir

"Bagian apa yang tidak kau mengerti?" Posisi saat ini membuat San dapat mendengar apa yang dikatakan oleh Mingi, menunjukkan ingin tahu pada bicaranya

"Kau harus mengenalkan dirimu di pagi hari, dan mengurusi seperti aku adalah anak kecil saat kita berjalan. Ini menyulitkan" Kata Mingi, tidak habis pikir

"Ini menyulitkan bagimu?" Aroma dari santapan makan malam mereka dapat ditemukan dengan posisi ini, namun Mingi memfokuskan diri pada tanya dari San

"Tidak. Aku berusaha memikirkannya dari posisimu" Mingi gagal dalam melakukan geleng dengan posisi saat ini, hanya membantah menggunakan katanya

"Tapi aku tidak memikirkan bahwa ini menyulitkan" San menanggapi Mingi, hanya memiliki tenang dan sikap dirinya bersungguh dengan apa yang dia katakan

"Kau tidak memikirkan ini menyulitkan?" Mata Mingi berusaha menemukan wajah San, meski dia dapat mendengar jujur dan kesungguhan dalam kata San

"Mingi. Kau mungkin tidak tahu aku di pagi hari, tapi kau mengenali aku," Pikiran Mingi tidak menemukan ingat mengenai San, tapi tubuhnya familiar dengan peluk

"dan aku hanya memperhatikanmu seperti pasangan kekasih, sama sekali tidak menyulitkan." San meluruskan posisi saat menyadari Mingi ingin melihatnya

"Kau akan bertahan denganku dalam waktu yang panjang?" Mata Mingi menatap pada San, hanya menemukan tatapan yang mengatakan dirinya berharga

"Tentu, Mingi. Aku tidak dapat memikirkan hari dimana kau tidak ada di dalamnya" San hanya memiliki kesungguhan pada bicara, maupun tatapan matanya

"Aku tidak akan mengingat kata ini, atau hari yang kita lewati" Mingi memiliki permintaan maaf diantara sikapnya, menyimpan perasaan berat mengenai situasi

"Aku mengingatnya, Mingi. Aku mengingat segalanya" Tangan San meraih satu tangan Mingi, memiliki perasaan mudah untuk membagi senyum pada Mingi.

Mingi memikirkan dirinya beruntung karena San menghidupkan dongeng yang dia pikir tidaklah mungkin ada, menjadikan dia sebagai karakter utama dalam cerita manis yang dia mulai pada waktu dirinya terbangun. Memperlihatkan sikap mudah kapanpun bersama dia.

Seandainya Mingi tidak menemukan San saat dia melakukan perawatan di rumah sakit (ini yang ditulis di buku catatannya), dia tidak tahu apa yang terjadi. Mingi tidak ingin memikirkan kemungkinan dimana San tidak ada di sisinya, dia yakin itu akan menakutkan.

- catatan :
         Cerita dari sisi Mingi selesai disini, tapi berikutnya masih ada satu bagian cerita dari sisi San. Aku berharap aku bisa menyelesaikannya di pekan depan, dan mulai book lain waktu ATEEZ comeback (tapi aku juga ngga bisa janji).

one dayWhere stories live. Discover now