Other Side

7.7K 873 131
                                    

Happy reading
Sorry for typo

Mari kita tinggalkan gadis baik kita sebentar. Kita lihat bagaimana keadaan sepupu kembar Crystal.

"Thur, kamu gak curiga kalau si Crys itu Crystal?" Tanya Arven tanpa beralih dari aktivitas mengetiknya.

"Tidak sama sekali. Sadarlah orang mati tidak mungkin hidup kembali"

"Tapi kamu lihat sendiri kan betapa miripnya wajah, postur tubuh, bahkan suaranya"

"Tetap saja Crystal sudah mati Arven!" Arthur mulai tersulut emosi. Sudah berkali-kali ia menjelaskan kepada Arven, mengapa dia masih saja kukuh pada argumennya yang tidak memiliki dasar.

"Bagaimana kalau Crystal belum mati?"

Arthur menutup paksa laptop Arven dan mengambilnya. "Kurasa kau terlalu lelah hingga berhalusinasi seperti ini. Istirahatlah aku yang akan mengerjakan tugasmu."

Arven berdecak sebal kemudian pergi melangkahkan kakinya ke kamarnya. Setelah beberapa saat dia keluar dengan setelan yang berbeda.

"Mau kemana?"

"Menemui adikku," tegas Arven dengan menekankan kata adikku. Kenapa Arthur tidak percaya kepadanya. Jelas-jelas gadis itu adalah Crystal, putri satu-satunya keluarga Sanjaya.

Dengan cepat Arthur menghadang kembarannya. Ia juga merampas kunci mobil Arven.

"Jangan menghalangiku! Urus saja urusanmu sendiri," marah Arven. Dia menyerang Arthur untuk memperebutkan kembali kunci mobilnya.

Karena terus dipukuli habis-habisan, kesabaran Arthur sudah tak bersisa lagi. Ia lantas mendorong tubuh Arven dengan sangat keras ke arah sofa.

Duagh

Entah karena salah perhitungan atau apa, bukannya Arven terdorong ke sofa, kepalanya justru membentur ujung meja yang terdapat di samping sofa.

"Aaaarrrrggghhh... Sialan kau!" Arven segera bangkit walaupun kepalanya terasa sangat pusing dan mengeluarkan darah. Ia masih saja bertekad menemui gadis yang mirip Crystal tersebut.

Kini ia tak peduli lagi dengan kunci mobilnya, toh dia bisa naik taksi. Arven segera menuju pintu utama dengan langkah yang sempoyongan.

Arthur membiarkan Arven berjalan keluar. Dia sudah menyiapkan beberapa bodyguard di luar untuk membantunya membawa Arven ke rumah sakit. Kondisi kepala Arven saat ini sungguh mengenaskan.

"LEPASKAN! BIARKAN GUE KETEMU CRYSTAL!!!"

Mendengar teriakan Arven, Arthur pun keluar. "Bawa dia," perintah Arthur lalu dia berjalan dengan santai. Beda lagi dengan kembarannya yang merapalkan sumpah serapahnya dan terus memberontak.

"BANGSAT! DASAR KEMBARAN GAK GUNA! LEPASIN GUA ANJING!"

Arthur menggeram, Arven sangat berisik. Ia tidak suka itu.

"Buat dia diam!"

Sesuai dengan perintah tuannya, seketika tak ada lagi teriakan yang terdengar. Para bodyguard itu melakukan tugasnya dengan baik.

•••

Arven membuka matanya perlahan dan mengerjapkannya beberapa kali.
Kepalanya seperti dihantam batu, sampai-sampai ia mengeryitkan dahinya untuk mengurangi rasa sakit.

"Hi boy, sudah sadar rupanya"

"Papa?"

Arven bingung, kenapa Desmon bisa ada di London? Bukankah Papanya itu sibuk?

"Apa apaan ini. Kenapa tangan Arven diborgol?" Tanyanya saat dia mencoba menggerakkan tangannya namun tidak bisa karena tertahan besi dingin itu.

"Ssstt... Tenanglah, Papa tidak ingin kamu melakukan hal-hal nekat. Arthur bilang kamu berhalusinasi sampai melukai kepalamu sendiri." Desmon mengelus pucuk rambut putra bungsunya dengan lembut.

"Anak sialan itu!" Geram Arven dalam hati. Berani-beraninya dia memfitnah dirinya melukai kepalanya sendiri.

"Dimana Arthur Pa? Aku ingin bicara dengannya"

"Arthur sudah kembali ke London beberapa jam yang lalu. Kalau kau ingin berbicara dengannya nanti Papa akan menelponnya untukmu"

Mata Arven membulat. Apa tadi kata Desmon? Arthur kembali ke London? Lantas ia ada dimana sekarang?

"Pa lepaskan Arven! Biarkan Arven menyusul Arthur!" Arven terus memberontak, ia tak peduli dengan pergelangan tangannya yang mulai lecet.

"Jangan buat Papa merantai seluruh badanmu Arven! Sekarang makan. Walaupun kamu menangis darah pun Papa tidak akan pernah membiarkanmu pergi ke London lagi." Desmon menyodorkan sesendok bubur ke Arven.

Tidak ingin membuat Papanya marah, Arven menerima suapan dari Desmon. Ia akan membuktikan kalau Crystal masih hidup nanti.

•••

Setelah beberapa hari dirawat, akhirnya Arven diperbolehkan pulang.

"Pa, aku ingin ke mansion Daddy," izin Arven. Dia masih ingin memberitahu jika dirinya tidak berhalusinasi dan gadis yang dia temui adalah Crystal.

"Baiklah, jangan lama-lama kamu harus istirahat"

Mendapat lampu hijau dari Desmon, Arven langsung tancap gas ke mansion Richard.

Setelah 45 menit perjalanan, akhirnya ia sampai di tempat tujuan.

Niat hati ingin bertemu langsung dengan Richard namun keadaan berkata lain. Hanya ada Alex di mansion. Mau tidak mau dia akan membicarakan hal ini dengan kakak pertama Crystal.

Arven pun menjelaskan secara rinci mengenai argumennya bahwa Crystal masih hidup. Dia juga menunjukkan beberapa foto dan video untuk memperkuat argumennya.

"Kak Alex percaya kan sama Arven?" Ucapnya setelah ia menjelaskan panjang lebar.

Alex menghela nafasnya kemudian ia memijat pangkal hidungnya. "Kamu tahu siapa dia?"

"Dia Crystal kak... Bagaimana kakak tidak mengenali adik kakak sendiri?"

"Bukan Arven. Dia itu putri Karl Dominic, ketua kelompok mafia terbesar di Rusia"

Arven terkejut akan penuturan Alex. Ternyata gadis itu bukan sembarang orang. Salah langkah bisa-bisa nyawa Arven melayang.

"Pulanglah Ven, kurasa kau harus beristirahat agar kamu bisa berpikir jernih"

"Kumohon kak..." Lirih Arven. Ia bahkan hampir menangis.

"Baiklah, aku akan mengirimkan anak buahku untuk menyelidikinya. Tapi jangan terlalu banyak berharap misi ini akan berhasil"

"Huaaaa hiks terima kasih kak hiks, ja- jangan hiks lupa ambil sampel hiks buat tes DNA." Arven langsung memeluk Alex dengan sangat erat sampai-sampai Alex dibuat sesak karena ulahnya.

Di dalam lubuk hati Alex yang terdalam, sebenarnya ia mempercayai perkataan Arven mengingat kematian adiknya yang sangat janggal. Dia hanya tidak ingin Arven dan dirinya terluka kembali jika gadis itu bukanlah Crystal.

T
B
C

Ada yang kesel nggak sama Arthur?
Sama kok author juga

Makasih banyak yang udah mau baca
Jangan lupa vote dan komennya dong

See you next chapter
Bye bye~

Crystal 2Where stories live. Discover now