3.1K 462 227
                                    

"Hei!"

Tidak ada jawaban.

"Dokja!"

Lagi-lagi nihil sahutan. Sosok tersebut semakin menjauh dari jangkauan Jonghyuk.

Kesal.

"Kim Dokja!"

Akhirnya, tubuh berbalut pakaian serba putih itu berhenti. Berbalik menghadap Jonghyuk dengan tatapan sendu.

"Dokja, kau mau kemana?!"

Tidak bisa. Dia tidak bisa bergerak sebagaimana mestinya, maka dari itu dia berteriak.

Ini aneh, seperti ada sesuatu yang tak kasat mata sedang menahan seluruh pergerakannya. Sekuat apapun dia berusaha, semuanya sia-sia. Padahal, padahal Jonghyuk ingin merengkuh tubuh kurus itu.

"Maaf," ucapan lirih keluar dari mulut Dokja.

Tidak terdengar. Jonghyuk tidak dapat mendengarnya. Jarak mereka terlalu jauh.

"Hei! Bicara yang jelas!"

Bukannya membalas, Dokja berbalik semakin menjauh dari Jonghyuk.

Jonghyuk panik.

Dengan sisa tenaga yang ada, entah bagaimana dia bisa melepaskan diri dari cengkraman tak kasat mata itu. Lalu, secepat kilat Jonghyuk berlari hendak meraih tangan Dokja.

Tap

Bertepatan dengan tangannya yang menyentuh ujung jari milik Dokja-

Pemuda itu lenyap, seolah sosok Kim Dokja tidak pernah ada di sana.

.

.

.

.

.

Yoo Jonghyuk and Kim Dokja


Jonghyuk seketika terbangun dari tidurnya. Dia menoleh ke samping dan menemukan Dokja yang tertidur pulas di sampingnya. Diam-diam Jonghyuk bernapas lega karena Dokja tidak lenyap seperti di mimpinya.

Sungguh, mimpinya barusan benar-benar mengerikan. Jonghyuk tidak dapat membayangkan bagaimana hidupnya berjalan tanpa Dokja di sisinya.

Jonghyuk takut.

"Jonghyuk?"

Panggilan dengan nada serak khas orang bangun tidur menyadarkan si pemuda Yoo dari pikiran-pikiran negatif tentang Kim Dokja.

"Ah, maaf. Apa aku membangunkanmu?" tanya Jonghyuk, jelas dia merasa bersalah.

Dokja menggangguk lalu mengalungkan kedua lengannya ke leher Jonghyuk.

"Dingin, peluk dong~" pinta Dokja.

Jonghyuk tersenyum kecil. Pacarnya itu lagi mode manja, jadi jangan heran jika sifatnya berubah menggemaskan seperti itu.

너Where stories live. Discover now