Unique-2

2 2 0
                                    

"DEK! BANTUIN PAPA BENERIN TV!"

Negeri mendongak, mengernyit heran. TV yang mana yang dimaksud oleh Papanya itu. Negeri bergegas menuju lantai bawah.

"TV dari mana itu, Pa?" tanya Negeri begitu duduk di samping Papa Rendy. Sedikit was-was Papanya itu menganggap tv ruang keluarga yang mati karena dicabut kabelnya itu sudah rusak.

Kan rusuh nanti.

"Dari gudang. Papa gak ada kerjaan terus lihat tv ini kayanya masih bagus." Papa Rendy masih memeriksa dengan seksama tv yang sudah lama mati itu.

Negeri hanya mengangguk. Kemudian memperhatikan Papanya yang mulai mengotak-atik. Miris, kasian sekali tv itu. Padahal kelihatannya masih bagus dan bisa diperbaiki. Itupun oleh orang yang tepat.

Puk!

Negeri mengelus kepalanya, melihat buntalan kertas. Mencari siapa pelakunya. Hingga ditemukan kakaknya dan ibunya tengah berdiri dibalik dinding dapur. Melambai dengan heboh pada Negeri. Menyuruh Negeri mendekat.

"Pa, Riri mau ambil minum dulu. Papa mau minum apa? Air putih atau kopi?"

"Kopi."

"Oke, air putih."

Papa Rendy melongo, menatap Negeri yang menjauh. Emang aneh banget anaknya yang satu itu.

Di dapur

Januari dan Mama Rina bergegas mendekat pada Negeri yang mengambil wadah kopi.

"Benerin tv mana itu papa?"

"Bukan tv dikamar mas kan dek?"

"Bukan tv di ruang tamu kan Ri?"

"Bukan tv di ruang keluarga kan dek?"

"Bukan tv di kam--"

"Bukan, tv yang ada di gudang itu," sela Negeri membuat Januari dan Mama Rina menghela nafas lega.

"TV di gudang bukannya masih bagus juga Ma?" tanya Januari pada Mama Rina yang tampak berpikir.

"Iya! Haduh gawat kalau gini caranya! Pasti bakalan rusak itu tv!"

"Mama bilang aja kalo gitu sama Papa! Suruh ngapain gitu kek. Lagian Papa ngapain si benerin tv?"

"Gabut katanya, gak ada kerjaan."

"Lah gabut mah ngopi, baca koran, ngapain benerin tv?!"

Negeri menggedikkan bahunya. Tangannya mulai mengaduk kopi, sembari mendengarkan protesan dari kakaknya dan ibunya.

Negeri hanya tidak mengerti, mengapa Papanya itu memilih untuk mengembangkan hobi yang merugikan? 

"DEK! KOPINYA BUAT KAMU AJA PAPA MAU BERANGKAT KE KANTOR! ADA MEETING PENTING WASSALAMU'ALAYKUM!"

Negeri berhenti mengaduk kopi. Lantas duduk di kursi. Menyeruput pelan kopi setelah menjawab salam dan membaca basmalah.

Hangat.

Enak banget emang jam segini ngopi, batin Negeri, menyeruput lagi kopinya.

Januari menelan ludah, "Dek mas mau dikit."

"Nih, nanti ke depan ya mas, bantuin beresin puing-puing."

Januari mengangguk, duduk di kursi kemudian membaca basmalah sebelum meneguk kopi.

Hangat.

Emang enak banget ngopi di jam segini, batin Januari.

"Udah belom mas?!"

"Iya udah nih mas mau ke situ--YA ALLAH PAPA! INI MAKSUDNYA APAAN SI KOK KAYA GINI JADINYA?!"

Mama Rina menggelengkan kepalanya pelan. Duduk dikursi sembari meraih gelas kopi tadi, membaca basmalah pelan, lantas menyeruputnya pelan. Mendengarkan gerutuan dari putra sulungnya atas tv yang sudah tidak berbentuk.

"Emang enak banget ngopi jam segini."

..

Siapa yang bapaknya begitu juga?

Me:v

Ya meski gak selalu rusak si. Tapi, baru aja kemarin kompor yang awalnya baik-baik aja tiba-tiba rusak karena diotak-atik sama bapakku:v

Tapi bilangnya, "Ah emang udah rusak ini, panggil tukang aja."

Muehehe satu rumah hanya menghela nafas pasrah:v

Jangan lupa vote komen!

Jangan lupa 5M juga!

See you!

Special Tokoh:
Papa Arendy Pratama
Negeri Melati Putih
Januari Pratama
Mama Mawarina Putih

Keluargaunique_
Rabu, 01 September 2021

AiniyahSuseno

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Keluarga UniqueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang